Top 5 Entri

Senin, April 26, 2010

Arti Tangisan Bayi 0-3 Bulan

Pada umumnya, para ibu mengartikan tangis bayi sebagai tanda lapar. Ingatlah, menangis tak selalu berarti lapar. Arti tangis berbeda-beda, masing-masing merupakan tanda komunikasi yang jelas sebagai ungkapan pesan kepada Anda tentang apa yang ia butuhkan. Gerakan tubuh yang menyertai tangis dapat membantu Anda lebih memahaminya. Makin keras dan makin lama tangis, makin kuat kebutuhannya.



“Saya lapar” Tangis lapar biasanya berpola. Ia menangis, lalu stop untuk bernafas, menangis lagi, lalu stop untuk bernafas. Biasanya diselingi gerakan mengisap. Jika sangat lapar, tangisnya lebih keras dan terus-menerus.
Jika ia masih menangis saat disusui ASI, coba lihat hidungnya. Ada kemungkinan bibir atasnya menutupi hidung dan ia sulit bernafas, sehingga menangis.

“Saya bosan” Tangis bosan biasanya pendek, diikuti keheningan, lalu tangis pendek lagi. Tangisnya akan berlanjut jika Anda tak segera mendekatinya dan mengajaknya bermain.

“Saya lelah” Tangis lelah berupa rengekan. Ia mungkin akan menggosok-gosok wajahnya dan memutar kepalanya dari satu sisi ke sisi lain. Sebuah usapan atau gerakan berirama cukup menenangkan ia dan bisa membuatnya tidur.

“Saya kesepian” Beberapa bayi butuh perhatian lebih dibanding bayi lainnya dan mulai merasa kesepian ketika ia ditinggalkan sendiri untuk waktu lama. Tangis kesepian berupa rengekan setiap menit dan kadang diikuti airmata. Emongan yang lama membuatnya senang.

“Saya tak nyaman” Biasanya suara tangis melengking dan jelas, nafas agak tersendat, tapi lalu nafasnya menjadi cepat diikuti tangis lain. Mungkin lengannya terjepit, pantatnya kotor, tertusuk peniti, atau mungkin ia kedinginan/kepanasan.

“Saya kolik” Bayi sering menangis karena kolik atau kejang/kram usus. Hingga kini belum diketahui penyebab kolik. Ada dugaan, sistem pencernaan bayi belum sempurna sehingga timbul gangguan pencernaan. Kolik dialami pada 3 bulan pertama kehidupan dan biasanya terjadi sore hari menjelang malam.
Tangis kolik sangat keras disertai jeritan dan episodik: suatu saat timbul, suatu saat hilang, tapi hanya satu atau dua menit, lalu menangis lagi. Biasanya diikuti gerakan tangan ke arah perut, badan mengencang, dan kadang disertai buang angin. Menggosok perutnya dengan minyak telon dapat membantu menenangkannya.

“Saya sakit” Rasa sakit diungkapkan dengan tangis melengking, keras, diselingi rintihan serta rengekan. Tangis bayi yang perutnya mulas, lebih melengking dan lebih ribut. Hubungi dokter anak Anda jika ia menunjukkan gejala-gejala sakit tertentu.

Sumber: Julie Erikania

Baca Selengkapnya (Read More)......

Jumat, April 09, 2010

Susu Bukan Segalanya

Setelah berusia 2 tahun, anak tidak membutuhkan susu. Seluruh kecukupan kalori dan nutrisinya diharapkan terpenuhi dari beragam bahan makanan sehat alami yang diberikan kepadanya. Untuk batita 1-2 tahun, cukup berikan 200 ml susu formula (+- 50 g susu bubuk) pada jeda waktu antara makan siang dan makan malam. Anda bisa memberikannya setelah si kecil menghabiskan kudapan sore atau di antara waktu makan siang/malam dan mengudap.



Jangan menyerahkan tanggung jawab tumbuh-kembang anak Anda pada susu sapi, dengan menempatkan susu sebagai makanan utama penunjang pertumbuhan batita. Perlakukan susu sama derajatnya dengan makanan bergizi lainnya. Mengikuti anjuran produsen susu agar memberikan susu formula minimum 2 gelas per hari pada anak balita (seperti anjuran dalam label kemasan) bukan tindakan bijaksana.

Berlebihan minum susu meberikan banyak asupan kalori, lemak jenuh, protein, kalsium, dan zat besi, serta sejumlah vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K). Minum beberapa gelas susu per hari dapat melemahkan selera makan si kecil. Hal ini dikarenakan susu mengandung karbohidrat-protein-lemak dalam jumlah sama tinggi dan dikonsumsi tanpa dikunyah sehingga tidak tercampur dengan air liur, susu sulit dicerna dan lama meninggalkan lambung. Akibatnya, susu memberikan rasa kenyang lebih lama sehingga si kecil kurang bernafsu makan dan rentan kekurangan nutrisi alami dari makanan.

Selain itu, timbunan zat toksin yang terbentuk akibat susu tak tercerna dan nutrisi sintetis yang ditambahkan ke susu formula dapat mengganggu sistem kekebalan tubuh si kecil. Apakah Anda prnh memperhatikan bahwa anak-anak yang terlalu banyak minum susu lebih mudah jatuh sakit, terutama flu atau pilek?

Sumber: Buku Hidangan Batita Sehat & Favorit 1-3 Tahun, Wied Harry Apriadji, Hal. 18

Baca Selengkapnya (Read More)......

Kamis, Maret 25, 2010

Mengapa ASI Tidak Langsung Keluar Sejak Melahirkan?

Rumah sakit bersalin memberikan susu formula pada seorang bayi di hari-hari pertama hidupnya, dengan alasan bahwa "susu ibunya belum keluar". Meski sekilas tampak sebagai niatan baik dari pihak rumah sakit, sebenarnya tindakan ini tidak benar, bahkan, merupakan promosi terselubung susu formula. Saya prihatin sekali bahwa kerap kali rumah sakit tidak berperan dalam mendidik orangtua dalam pemberian ASI, bahkan dijadikan tangan untuk menjual susu formula.
Bagaimana fakta yang berkaitan dengan mitos "perlu susu formula pada hari-hari pertama melahirkan karena ASI belum keluar"?

Kapan susu mulai keluar?

Belum keluarnya ASI pada hari pertama kelahiran adalah sesuatu yang normal. Hari-hari pertama ditandai dengan keluarnya kolostrum dengan jumlah yang kecil tetapi sangat penting untuk antibodi bayi. ASI resminya baru keluar 2-3 hari sejak melahirkan. Bayi sendiri secara alami akan tahan selama 2-3 hari sejak lahir tanpa ASI. Sayangnya, banyak ibu menjadi keburu pesimis karena susu yang tidak langsung keluar itu. Padahal sebenarnya itu normal.

Apabila ASI belum keluar pada hari pertama kelahiran, apa perlu diberi formula?

TIDAK. Belum keluarnya susu di hari-hari pertama sejak melahirkan bukan alasan yang tepat untuk memberikan susu formula. Malah, pemberian botol pada hari pertama sejak lahir bisa mengakibatkan bayi menjadi bingung puting, yang menyebabkan menghisap puting ibunya dengan cara yang salah, dan ini menyebabkan lecet puting dan berbagai masalah menyusui lainnya.

Lantas, kalau memang ASI baru keluar 2-3 hari kemudian, kenapa harus tetap menyusui bayi pada masa sebelum ASI keluar?

Karena dua hal. Pertama, meskipun tidak ada ASI tetapi payudara ibu mengandung kolostrum, yang berisi konsentrasi antibodi yang penting untuk bayi, dan juga membersihkan pencernaan bayi, merangsang keluarnya tinja pertama bayi. Kedua, mekanisme hisapan bayi pada payudara ibu, akan membawa dua keuntungan yaitu: merangsang keluarnya ASI resmi dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bayi, dan juga untuk merangsang rahim menciut karena hisapan puting merangsang hormon oksitosin.

Pernah ada kasus seorang Ibu yg bayinya sudah 3 bulan tapi sama sekali belum pernah mengeluarkan ASI. Semenjak keluar dari rumah sakit, selalu diberikan susu formula.
Berikut jawaban dari Ibu Ira Puspadewi, Konselor Sentra Laktasi Indonesia.
Intinya dengan tekad dan kesabaran, pasti bisa. ASI sebenarnya pasti ada pada setiap Ibu, hanya saja ASI itu tdk dihisap oleh bayi. Jika bayi sudah terbiasa dengan dot botol susu, kecenderungannya akan menolak menyusui. Gejala ini disebut nipple confussion atau bingung puting. Tetapi jgn khawatir, keadaan ini msh bisa diperbaikidgn proses yg disebut relaktasi. Prinsipnya, produksi ASI akan meningkat, sesuai dgn jumlah hisapan bayi. Makin sering/lama dihisap, makin banyak mengeluarkan ASI.
Langkahnya :
1. Stop pemberian susu formula dgn botol/dot.
2. Dalam masa transisi menuju ASI, sufor ditaruh dalam kantung plastik yg digantungkan pada leher Ibu, yg disambung dgn selang yg diarahkan ke aerola.
3. Bayi dirangsang agar menghisap payudara Ibu, dan susu bisa dialirkan.

Selama transisi-jika konsumsi susu msh berkurang berikan sufor dgn sendok saja-untuk melupakan dot dan berganti dgn payudara Ibu. Jika dijalankan dgn sabar dan konsisten (tanpa dot sama sekali), insyaAllah ASI akan mulai lancar pd hari ke-7.

Tanamkan bahwa ASI adalah awal investasi terbesar yg dapat dipersembahkan untuk kebaikan anak sepanjang hidupnya. ASI juga hak anak-yang sayangnya tidak bisa ia minta sendiri. Karena itu, kita wajib memberikannya.

Sumber: http://asioke.multiply.com/ dan http://www.parentsguide.co.id/smf/index.php?topic=1438.0

Baca Selengkapnya (Read More)......

Susu Sapi Pada Dasarnya Memang Untuk Anak Sapi

NUTRISI yang terdapat dalam susu cocok untuk anak sapi yang tengah berkembang. Yang penting bagi pertumbuhan anak sapi belum tentu berguna bagi manusia. Terlebih lagi, dalam dunia alami, hewan yang minum susu hanyalah bayi yang baru lahir. Tidak ada mamalia yang minum susu setelah dewasa (kecuali Homo sapiens). Inilah cara kerja alam. Hanya manusia yang dengan sengaja memngambil susu dari spesies lain, mengoksidasi, dan meminumnya. Ini bertentangan dengan hukum alam.




Di Jepang dan Amerika Serikat, anak-anak didorong untuk minum susu saat makan siang di sekolah karena susu yang kaya nutrisi dianggap baik untuk anak-anak yang tengah tumbuh. Namun, siapa pun yang menganggap bahwa susu sapi dan air susu ibu manusia adalah sama, tentunya sangat salah. Jika Anda mendata berbagai nutrisi yang ditemukan baik dalam susu sapi maupun ASI, keduanya memang sangat serupa. Nutrisi seperti protein, lemak, laktosa, zat besi, kalsium, fosfor, natrium, kalium, dan vitamin, ditemukan dalam keduanya. Namun, kualitas dan jumlah nutrisi ini sangat berbeda.

Komponen utama yang ditemukan dalam susu sapi disebut KASEIN. Saya pernah menyinggung fakta bahwa protein ini sangat sulit dicerna dalam sistem pencernaan manusia. Sebagai tambahan, susu sapi juga mengandung bahan antioksidan LAKTOFERIN, yang memperkuat fungsi kekebalan tubuh. Namun, laktoferin yang terdapat dalam ASI adalah 0,15 % sementara yang terdapat dalam susu sapi hanya 0,01 %.

Tampaknya, bayi-bayi yang baru lahir dari spesies yang berbeda membutuhkan jumlah dan rasio nutrisi yang berbeda pula.

Dan bagaimana dengan orang dewasa?

LAKTOFERIN menjadi contohnya. Laktoferin dalam susu sapi terurai dalam asam lambung. Bahkan jika Anda meminum susu segar yang belum diproses menggunakan suhu tinggi, laktoferin di dalamnya akan terurai dalam lambung. Begitu pula halnya dengan laktoferin yang terdapat dalam ASI. Seorang bayi manusia yang baru lahir dapat menyerap laktoferin dari ASI dengan baik karena lambungnya masih belum berkembang sempurna, dan karena sekresi asam lambungnya hanya sedikit, laktoferin pun tidak terurai. Dengan kata lain, ASI manusia memang tidak dimaksudkan untuk dikonsumsi oleh manusia dewasa.

Susu sapi, walaupun sebagai susu segar yang masih mentah, bukanlah makanan yang cocok bagi manusia. Kita mengubah susu segar, yang pada dasarnya memang tidak baik bagi kita, menjadi makanan buruk dengan cara homogenisasi dan pasteurisasi pada suhu tinggi. Kemudian, kita memaksa anak-anak kita untuk meminumnya.

Satu masalah lain adalah orang-orang dari kebanyakan kelompok etnis tidak memiliki cukup banyak ENZIM LAKTASE untuk menguraikan laktosa. Kebanyakan orang memiliki cukup banyak enzim ini pada saat masih bayi, tetapi kemudian berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Pada saat orang-orang ini minum susu, mereka mengalami berbagai gejala seperti perut bergemuruh atau diare, yang merupakan hasil ketidakmampuan tubuh mereka mencerna laktosa. Orang-orang yang benar-benar tidak memiliki laktase atau jumlah enzimnya benar-benar rendah disebut tidak tahan laktosa (WH: lactose intolerance). Hanya sedikit orang yang benar-benar tidak tahan laktosa, tetapi sekitar 90 % dari bangsa Asia; 75 % dari bangsa Hispanik, Indian, Amerika, dan kulit hitam Amerika; begitu pula 60 % orang dari berbagai kebudayaan di Mediterania dan 15 % masyarakat keturunan Eropa utara tidak memiliki cukup banyak enzim ini.

LAKTOSA adalah zat gula yang hanya terdapat dalam susu mamalia. Susu hanya diminum oleh bayi-bayi yang baru lahir. Walaupun banyak orang dewasa yang kekurangan laktase, pada saat baru dilahirkan, semua bayi yang sehat memiliki cukup banyak enzim tersebut untuk kebutuhan mereka. Terlebih lagi, kadar laktosa dalam ASI adalah sekitar 7 %, sementara dalam susu sapi hanya 4,5 %.

Oleh karena manusia pada saat bayi mampu minum ASI yang kaya akan laktosa tetapi berakhir dengan menghilangnya enzim tersebut setelah dewasa, saya yakin inilah cara alam untuk mengatakan bahwa susu bukan untuk diminum oleh manusia dewasa.

Jika memang sangat menyukai rasa susu, saya sangat menyarankan Anda membatasi seringnya mengonsumsi susu, berusaha untuk minum susu yang tidak dihomogenasi, dan dipasteurisasi pada suhu rendah. Anak-anak dan orang dewasa yang tidak menyukai susu tidak boleh dipaksa untuk meminumnya.

Singkatnya, minum susu tidak bermanfaat baik bagi tubuh. ***

Dikutip sesuai aslinya dari buku "THE MIRACLE OF ENZYME: Self-Healing Program - Meningkatkan Daya Tahan Tubuh - Memicu Regenerasi Sel" oleh Hiromi Shinya, M.D. (terjemahan), hal. 131-134, diterbitkan oleh Qanita/Mizan.

Baca Selengkapnya (Read More)......

Tips Pemberian Makanan Untuk Si Batita

Moms, anaknya udah 1 taon/lebih ya? Wah, udah bukan bayi lg donk, skrg udah jadi batita. Bahagia ya liat dia semakin besar... Semakin berakal, semakin banyak gaya & semakin susah makan??? Oh no! Klo yg satu itu jangan sampe deh... Sebenernya kenapa seh batita jadi susah makan? Gimana tipsnya biar dia tetap nafsu makan? Check this out!



1. Berikan makanan 5-6 kali sehari. Pada masa ini lambung anak belum mampu mengakomodasi porsi makan 3 kali sehari. Mereka perlu makan lebih sering, sekitar 5-6 kali sehari (3 kali makan “berat” ditambah cemilan sehat).

2. Berikan porsi kecil. Batita dikenal sebagai anak yang mempunyai nafsu makan yang naik-turun. Kadang doyan makan, kadang hanya makan sedikit, namun tetap bisa tumbuh dengan sehat. Tanggung jawab Anda sebagai orang tua adalah memberikan makanan bernutrisi sesuai jadwal pemberian makan dan cemilannya, dalam suasana yang menyenangkan. Selebihnya, terserah batita Anda untuk memutuskan apa dan berapa banyak yang dimakannya. Berikanlah makanan dalam porsi kecil – batita Anda akan memberikan sinyal jika ia ingin nambah.

3. Jangan berikan susu dan jus sampai berlebihan. Minuman bisa mempengaruhi napsu makan batita. Agar batita tumbuh dengan baik, ia membutuhkan 2-3 cangkir susu (atau 2-3 porsi susu dan produk susu olahan) per hari. Apabila batita Anda minum lebih dari 2-3 cangkir sehari, maka batita Anda akan terlalu kenyang untuk mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi penting, seperti zat besi dan vitamin. Untuk menghindarinya, berikan susu setelah batita makan. Demikian halnya dengan jus, batasi pemberian jus menjadi maksimal 120 ml per hari, terlalu banyak jus akan membuat anak Anda kehilangan napsu makan dan atau diare. Biarkan anak mengeksplorasi makanan dan memutuskan makanan yang mereka inginkan.

4. Tumbuhkan keterampilan makan. Saat batita mulai mengetahui cara makan sendiri, mereka biasanya menjadi terlalu bersemangat ingin makan tanpa bantuan. Walaupun mereka mungkin mengalami kesulitan untuk mengambil makanan yang licin atau menyendoki makanan tertentu, mereka akan cenderung menolak untuk dibantu. Anda bisa memastikan bahwa batita Anda mendapatkan makanan yang cukup dengan menyediakan makanan yang lunak dan mudah dikunyah, yang dipotong kecil seukuran satu suap anak, serta memasak makanan yang lengket di sendok, seperti havermut atau kentang yang dihaluskan, untuk melatih kemampuan batita menggunakan sendok.

Sebagian besar batita dapat beralih dari botol ke cangkir di usia 14 bulan, walaupun masih membutuhkan bantuan. Biarkan batita berlatih dengan sedikit air dalam sippy cup/training cup nya, lama-kelamaan batita Anda akan mahir menggunakan cangkir tanpa bantuan.

Jadi jangan biasakan anak untuk selalu disuapi oleh orang tua atau pengasuhnya, biarkan anak Anda mengeksplorasi keterampilan makan tanpa bantuan.

5. Kurangi makanan/minuman lemak secara bertahap. Walaupun batita membutuhkan kalori lebih sedikit dari masa bayinya, jangan batasi kadar lemak dalam makananya sampai ia berusia 2 tahun. Setelah anak menginjak usia 2 tahun, baru Anda bisa secara bertahap menguragi kadar lemak di makanannya, dan meningkatkan asupan sereal, sayuran dan buah-buahan. Mulailah dengan memilih susu atau produk susu olahan yang rendah lemak (low-fat) serta menghindari/mengurangi cemilan yang kayak lemak (spt kentang goreng, coklat, dll).

6. Berikan makanan kaya zat besi. Kekurangan zat besi atau anemia seringkali ditemukan pada anak batita. Anemia berdampak negative pada kesehatan anak juga pada kemampuannya untuk belajar. Untuk pencegahan, berikan batita Anda makanan kaya zat besi seperti daging, unggas, ikan, dan sereal yang diperkaya zat besi.

7. Jadikan waktu makan sebagai saat yang menyenangkan. Membuat waktu makan sebagai saat yang menyenangkan memang susah, terlebih lagi jika orang tua khawatir anaknya tidak cukup makan. Akibatnya, sebagian orang tua akan memaksa anak untuk makan, dan anak akan belajar bahwa ia bisa memegang kendali dengan menolak makanan.

Situasi ini dapat dicegah dengan melakukan beberapa hal:

· Jangan paksa batita untuk makan. Satu hal yang jangan Anda lakukan adalah memaksa batita Anda untuk makan. Memaksa atau mencekoki makanan pada batita yang tidak lapar seringkali malah berakibat anak semakin menolak makanan. Batita mempunyai naluri alami untuk menginginkan kendali tentang apa dan berapa banyak makanan yang masuk dalam mulutnya. Banyak batita yang melakukan aksi tutup mulut hanya untuk menunjukkan bahwa mereka yang mempunyai kendali.

· Pastikan batita didudukkan dengan nyaman saat makan (gunakan kursi tinggi) dan makan di ruang makan.

· Kurangi kegiatan serta sumber suara atau visual yang bisa mengganggu perhatiannya (seperti makan sambil bermain, menonton TV, dan lainnya).

· Bantu batita Anda untuk menikmati saat makannya. Senyumlah atau berbicaralah saat batita Anda makan, makan bersama, dan Anda menunjukkan ekspresi bahwa Anda sangat menikmati makanan tersebut. Biarkan batita Anda mencoba sedikit makanan Anda. Satu hal lagi, jangan memaksa dan “menipu” batita Anda agar anak Anda makan. Misalnya: “nanti mama pergi loh kalo ade ga makan”, “eh makan satu suap ini aja”, atau “ini suapan yang terakhir kok” (padahal masih banyak). Orang tua dapat menjelaskan makan yang dimakan batita atau berbicara hal-hal lain selama waktu makan, hindari kalimat-kalimat negatif, seperti, “Kamu nakal banget sih nggak mau makan”, “Mama nggak suka kalau kamu nggak makan sayuran”. Sebisa mungkin, orang tua menyempatkan diri untuk makan bersama dengan batita supaya mereka bisa mencontohkan cara makan dan mengenalkan anak dengan makanan baru.

8. Jadikan waktu makan sebagai kesempatan untuk belajar.

· Belajar kebiasaan makan yang baik
Orang tua dapat membuat waktu makan sebagai proses pembelajaran bagi batita dan sebagai waktu yang menyenangkan bagi semua anggota keluarga, dengan menetapkan sejumlah aturan:
1. Tetapkan jam makan yang sama setiap harinya, baik makan pagi, makan siang dan makan malam
2. Makan di ruang makan, bukan di ruang duduk keluarga atau di depan TV atau sambil berjalan-jalan di taman.
3. Dudukkan batita duduk di kursi makannya atau dipangkuan (bukan digendongan atau sambil berjalan/bermain/berlarian/di baby walker).
4. Matikan TV atau pastikan bahwa setiap anggota keluarga menghabiskan cukup waktu di meja makan hanya untuk makan, bukan sambil menonton TV, membaca koran/majalah, ber-SMS atau berbicara lewat handphone/telpon, atau makan terburu-buru.
5. Ciptakan suasana yang tenang, bersahabat, bukan untuk berargumen, memarahi anak dan hal-hal lain yang bisa membuat kesan bahwa waktu makan adalah hal yang menegangkan. Suasana yang tegang di meja makan membuat anak menganggap waktu makan sebagai beban, bukan saat menyenangkan dengan keluarga.

· Belajar ketrampilan makanan
Makan bersama keluarga memberikan kesempatan bagi batita untuk belajar makan dengan mengobservasi anggota keluarga lain. Mereka belajar cara menggunakan peralatan makan dan bagaimana cara memakan makanan tertentu (seperti sate, jagung, dan lain sebagainya). Mereka melihat ada makanan yang dicocolkan dengan sambal/saus, ada yang diolesi, ada yang dimakan dengan tangan, dan lainnya. Melihat orang tua dan saudara-saudaranya minum dengan gelas membuatnya tertarik untuk mencoba.
Batita juga pandai belajar sejumlah keterampilan sosial yang penting. Mereka mulai mengerti konsep bahwa makanan dimakan sambil duduk (bukan berlarian atau digendongan), meminta makanan atau susu tambahan sambil berkata “tolong” dan “terima kasih”. Secara umum, mereka belajar menggunakan suara yang lembut dan menyenangkan saat makan, mengamati bagaimana anggota keluarga mendengarkan dengan sopan dan tidak memotong pembicaraan orang lain. Mereka juga belajar bahwa melempar-lempar makanan tidak baik, dan tidak ada anggota keluarga lain yang memuntahkan makanannya ke atas meja/piring.

· Belajar mengenai makanan
Acara makan bersama juga dapat mengajarkan batita mengenai makanan. Mereka mungkin akan hanya makan jenis makanan tertentu untuk sementara waktu, namun mereka akan mengamati makanan menarik lain (yang ada di meja) dan mungkin ingin bereksperiman dengan mencoba-coba makanan yang dikonsumsi orang tua dan saudara-saudaranya. Membantu persiapan makanan juga bisa membuat batita lebih semangat untuk mencoba berbagai jenis makanan, jadi, jika memungkinkan, berikan tugas-tugas yang mudah seperti menaburkan seledri, menuangkan air, meletakkan hiasan makanan, dan lain sebagainya.
Di usia muda, anak lebih suka memakan makanan yang dimakan orang tuanya. Saat usia mereka bertambah, mereka ingin makan apa yang dimakan teman-temannya (dan yang ada di iklan TV). Oleh karena itu, orang tua bisa memberikan model atau contoh bagi anak dengan memilih makanan yang sehat.

Dirangkum oleh: Dian Safitri
Sumber:
· Your 24-month-old's physical development: Moving every which way, Dana Sullivan
· Feeding Development: An Overview, Robert Needlman, M.D.m F.A.A.P.
· Family Meals: A Time For Toddlers, Maria Silva, M.S, R.D.
· Nourishing Your Toddler, Maria Silva, M.S, R.D.
· Bayiku Anakku, dr. Purnamawati S. Pujiarto, SpAK, MMPed

Baca Selengkapnya (Read More)......

Sayuran Tersembunyi Dalam Makanan Si Kecil

Sulit makan sayur seringkali menjadi problem sebagian besar anak-
anak. Namun Anda tak perlu kehilangan akal. Mengingat sumbangan
nutrisi dan seratnya sangat vital, sayur seyogianya tetap Anda
berikan. Caranya, "sembunyikan" sayuran dalam makanan favorit anak-
anak.



SAYURAN merupakan sumber nutrisi penting bagi anak-anak, terutama kandungan betakaroten, mineral, dan juga serat. Sebenarnya tak ada alasan untuk tidak memberikannya, meskipun anak-anak menolaknya.

Ada banyak cara mudah menghidangkan sayuran pada anak-anak:

1. Untuk anak-anak yang sulit makan sayur, samarkan sayuran dengan cara dihaluskan. Campurkan ke dalam makanan favoritnya, misalnya nugget, perkedel, mi, nasi, puding, kue-kue, atau es krim.

2. Bila anak Anda tidak menolak sayuran yang tampak secara fisik, lebih mudah bagi Anda untuk menyiapkan hidangan sayuran yang menggugah selera. Potong sayuran dengan bentuk-bentuk mainan kegemarannya. Gunakan cookies cutter berbentuk lucu untuk memotongnya. Selalu masak sayuran hingga masak dan empuk. Umumnya anak menolak makan sayur bukan karena ia tidak suka, tetapi karena ia harus mengunyah terlalu lama.

3. Sebaiknya sajikan sayuran ketika masih hangat, karena makanan hangat lebih menggugah selera makan anak.

Oleh Wied Harry Apriadji
Dikutip sebagian dari Majalah NIRMALA November 2008

Sumber: Milis Gizi_BayiBalita

Baca Selengkapnya (Read More)......

Jumat, Maret 19, 2010

Saran Pengenalan Makanan Sesuai Usia Anak

Selamat ya, buat bunda yg udah lulus ngasih ASI eksklusif buat baby nya... Sebagai panduan jenis makanan apa saja yg boleh dikasih ke baby dari usia 0 sampai 4 tahun ke atas, akan saya sharing di postingan ini.


0-6 Bulan
ASI/ASI perah

6 bulan
Sereal/Gandum:
Beras Putih, Beras Merah, Havermut
Sayuran:
Ubi kuning, Labu parang, Labu kuning
Buah:
Pisang, Pear, Apel, Alpukat, Pepaya
Daging & Protein: -
Susu & Produk Susu: -
Kacang-kacangan/bumbu, dll:
kacang hijau

7 bulan
Sereal/Gandum:
Beras Putih, Beras Merah, Havermut
Sayuran:
Kentang, Ketimun
Buah:
Timun suri, Blewah
Daging & Protein:
Tahu, Tempe, Daging Ayam, Ati Ayam
Susu & Produk Susu: -

8-9 bulan
Sereal/Gandum:
Gandum, Crackers, Roti gandum, Teething biscuits, Pasta /mi /macaroni yg tdk mengandung telur
Sayuran:
Bit, Lobak, Wortel, Sawi Hijau, Bayam, Brokoli, Kembang kol, Kol, Asparagus, Kacang kedelai
Buah:
Mangga, Peach, Aprikot
Daging & Protein:
Daging sapi, Kalkun, Kuning telur
Susu & Produk Susu:
Keju cheddar, Yogurt bayi
Kacang-kacangan/bumbu, dll:
Rempah-rempah alam menyengat

10-12 bulan
Sereal/Gandum:
Pasta (mie, macaroni) yg tdk mengandung telur
Sayuran:
Buncis, Kacang panjang, Kacang kapri, Kacang kedelai, Jus sayuran
Buah:
Nanas, Kiwi, Melon
Daging & Protein:
Kuning Telur

12-24 bulan
Sereal/Gandum: Semua
Sayuran:
Jagung, Tomat, Seledri, Daun slada, Bawang Bombay, Sayuran yang dimakan tanpa dimasak
Buah:
Buah sitrus: jeruk, lemon, jeruk bali, jeruk limo, dll
Buah berri: strawberry, raspberry, dll
Kurma, Cherry, Anggur (dipotong empat), Buah yang dimakan tanpa dimasak
Daging & Protein:
Daging babi, Ham, Ikan, Putih Telur, Telur utuh
Susu & Produk Susu:
Susu sapi segar, Susu UHT, Yogurt plain, Susu bubuk biasa (non formula), Ice cream, Cottage cheese
Kacang-kacangan/bumbu, dll:
Madu, Selai kacang, Rempah-rempah lain

2 – 3 thn
Sereal/Gandum: Semua
Sayuran: Semua
Buah: Semua
Daging & Protein:
Kerang-kerangan
Susu & Produk Susu:
Susu dan produk susu rendah lemak.
Kacang-kacangan/bumbu, dll:
Kacang tanah, Coklat, Biji-bijian, Garam, Gula

4 thn +
Sereal/Gandum: Semua
Sayuran: Semua
Buah:
Anggur, ceri, berry utuh, Kismis
Daging & Protein:
Satai
Kacang-kacangan/bumbu, dll:
Keripik/chips, Kacang (utuh), Permen, Permen karet, Pop corn, Hotdog/ sosis

Sumber:Introducing solid foods: What you need to know, http://www.mayoclinic.com/invoke.cfm?id=PR00029
Parents’ Survival Guide to Transitional Feeding, The Institute of Pediatric Nutrition
Bayiku Anakku, dr Purnamawa

Baca Selengkapnya (Read More)......

Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI (4)

Tingkatkan tekstur, frekuensi dan porsi makanan secara bertahap

Seiring dengan pertumbuhan anak antara 6 sampai 24 bulan, maka sesuaikan tekstur, frekuensi dan porsi makanan sesuai usia anak. Jangan lupa untuk melanjutkan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih dengan frekuensi sesuka bayi. Kebutuhan energi dari makanan hádala sekitar 200 kcal/hari untuk bayi usia 6-8 bulan, 300 kcal/hari untuk bayi usia 9-11 bulans, dan 550 kcal/hari untuk anak usia 12-23 bulan.



6 – 8 bulan
Jenis:
1 jenis bahan dasar (6 bulan)
2 jenis bahan dasar (7 bulan)
Tekstur:
Semi-cair (dihaluskan atau puree), secara bertahap kurangi campuran air sehingga menjadi semi-padat.
Frekuensi:
Makan Utama: 1-2x/hari
Camilan: 1 x/hari
Porsi: 1-2 sdt, secara bertahap ditambahkan.
ASI: Sesuka bayi

8 – 9 bulan
Jenis:
2-3 jenis bahan dasar (sajikan secara terpisah atau dicampur)
Tekstur:
Lunak (disaring) dan potongan makanan yg dpt digenggam dan mudah larut.
Frekuensi:
Makan Utama: 2-3x/hari
Camilan: 1x/hari
Porsi:
2-3 sdm makanan semi padat.
Potongan makanan seukuran sekali gigit.
ASI: Sesuka bayi
Susu & produk susu olahan:
Belum boleh susu sapi
½ slice keju cheddar
¼ cangkir yogurt utk bayi

9-12 bulan
Jenis:
3-4 jenis bahan dasar (sajikan secara terpisah atau dicampur)
Tekstur:
Kasar (dicincang) Makanan yang dipotong & dpt digenggam.
Frekuensi:
Makan Utama: 3x/hari
Camilan: 2x/hari
Porsi:
3-4 sdm makanan semi padat yang kasar.
Potongan makanan ukuran kecil/sekali gigit.
ASI: Sesuka bayi
Susu & produk susu olahan:
Belum boleh susu sapi
½ slice keju cheddar
¼ cangkir yogurt utk bayi

12 –24 bulan
Jenis:
Makanan Keluarga (tanpa garam, gula, penyedap, hindari santan dan gorengan)
Tekstur: Padat
Frekuensi:
Makan Utama: 3-4x/hari
Camilan: 2x/hari
Porsi: 5 sdm makanan atau lebih.
ASI: Sesuka bayi
Susu & produk susu olahan:
1-2 porsi susu sapi atau produk susu olahan

Makanan pertama sebaiknya adalah golongan beras dan sereal karena berdaya alergi rendah. Beras dan sereal disangrai dan dihaluskan menjadi tepung, tim dengan air secukupnya sampai matang, kemudian campurkan dengan ASI atau air matang untuk membentuk tekstur semi cair.

Secara berangsur-angsur perkenalkan sayuran yang dikukus dan dihaluskan dan kemudian buah yang dihaluskan, kecuali pisang dan alpukat matang, jangan berikan buah/sayuran mentah.

Setelah bayi dapat mentolerir beras/sereal, sayur dan buah dengan baik, berikan sumber protein (tahu, tempe, dg ayam, ati ayam & dg sapi) yang dikukus dan dihaluskan.

Setelah bayi mampu mengkoordinasikan lidahnya degan lebih baik, secara bertahap bubur dibuat lebih kental (kurangi campuran air), kemudian menjadi lebih kasar (disaring kemudian cincang halus), lalu menjadi kasar (cincang kasar) dan akhirnya bayi siap menerima makanan padat yang dikonsumsi keluarga.

Sejumlah jenis makanan harus ditunda pemberiannya karena merupakan pencetus alergi, sedangkan sejumlah jenis lainnya harus ditunda pemberiannya karena mempunyai kandungan dan bentuk yang berbahaya bagi anak di usia tertentu.

Sumber: Introducing solid foods: What you need to know, http://www.mayoclinic.com/invoke.cfm?id=PR00029
Parents’ Survival Guide to Transitional Feeding, The Institute of Pediatric Nutrition
Bayiku Anakku, dr Purnamawati S. Pujiarto Sp.Ak, M.Ped.

Baca Selengkapnya (Read More)......

Selasa, Maret 02, 2010

Berbobot Lebih Belum Tentu Sehat

Kondisi bayi yang lahir dengan bobot berlebih justru harus lebih dipantau demi menghindari risiko di kemudian hari. Sebenarnya siapa sih yang disebut bayi berat lahir berlebih itu? Ada dua kelompok. Pertama, bayi yang begitu lahir memiliki bobot lebih dari 3.900 gram. Padahal normalnya, sekitar 2.500-3.800 gram. Kondisi yang dikenal sebagai giant baby ini dapat terbawa sampai anak tumbuh dewasa.

Yang kedua, bobot si kecil sewaktu lahir tergolong normal tapi pada masa pertumbuhannya naik cukup banyak hingga melebihi ambang batas grafik pertambahan berat badan. Nah, bayi seperti ini diistilahkan sebagai bayi dengan berat badan di atas rata-rata. Kondisi ini umumnya disebabkan pola makan bayi yang berlebihan dan asupan gizi yang tidak seimbang. Obesitas pada anak diklasifikasikan berdasarkan hasil pengukuran berat badan dibandingkan panjang badannya. Dikatakan obesitas ringan bila perbandingan berat terhadap panjang badan antara 120-135%, sedangkan disebut obesitas berat bila perbandingan berat terhadap panjang badannya antara 150-200%.

MENGAPA JANIN BISA KELEBIHAN BERAT?

* Ibu menderita kencing manis (Diabetes Melitus/DM)

Kadar gula darah ibu hamil penderita DM tergolong tinggi. Kondisi inilah yang memberi peluang janin untuk tumbuh melebihi ukuran rata-rata. Jika fungsi plasenta dan tali pusat baik, maka si calon bayi dapat tumbuh makin "subur".

* Ibu memiliki riwayat melahirkan bayi besar

Ibu yang pada kehamilan pertama melahirkan giant baby berpeluang besar melahirkan anak kedua dan seterusnya dengan kondisi yang sama pada kehamilan berikutnya.

* Faktor genetik

Obesitas dan overweight yang dialami ayah atau ibu dapat menurun pada bayi.

* Pengaruh kecukupan gizi

Porsi makanan yang dikonsumsi ibu hamil akan berpengaruh terhadap bobot janin. Asupan gizi yang berlebih bisa mengakibatkan bayi lahir dengan berat di atas rata-rata normal.

* Bukan kehamilan pertama

Ada kecenderungan berat badan lahir anak kedua dan seterusnya lebih besar ketimbang anak pertama. Jika anak pertama lahir dengan bobot 3,8 kg, umpamanya, tidak mustahil anak kedua dilahirkan dengan berat 4 kg. Toh, ini bukan patokan pasti. Adakalanya justru anak kedua dan seterusnya dilahirkan dengan berat badan lebih kecil. Hal ini juga tergantung pada asupan nutrisi, faktor genetik, dan sebagainya.

RISIKO APA SAJA YANG DIHADAPI?

Seperti yang dikatakan tadi, bayi montok memang imut-imut tapi belum tentu sehat. Ada beberapa risiko yang mesti diwaspadai, berikut di antaranya:

* Rendah kadar gula darah

Bayi dengan berat lahir lebih dari 3,9 kilogram yang dilahirkan dari ibu penderita DM akan diperiksa kondisi gula darahnya. Antisipasi ini dilakukan agar kadar gula darah bayi tidak drop begitu ia lahir akibat terhentinya suplai makanan dari sang ibu melalui plasenta. Kalau kadar gulanya memang rendah, bayi akan diberi cairan yang mengandung kadar gula tertentu. Umumnya dalam waktu 24 jam kondisinya akan kembali normal.

* Obesitas

Bayi gemuk kelak berisiko mengalami obesitas. Hal ini akan berdampak kurang baik terhadap fungsi-fungsi organ tubuhnya. Jika ayah/ibu mengalami obesitas maka si kecil berpeluang 50% mengalami kondisi yang sama. Meski begitu, tidak semua bayi overweight pasti tumbuh menjadi anak obesitas. Ada yang berat badannya justru jadi normal atau malah jadi kurus. Semua ini bergantung pada pola makan dan banyaknya aktivitas yang dijalani.

* Keterlambatan kemampuan bergerak

Tubuh bayi yang gemuk dapat menghambat gerakan/aktivitasnya. Karena itu tak jarang, bayi-bayi gemuk mengalami keterlambatan perkembangan. Misalnya, di usia 7 bulan yang seharusnya sudah bisa duduk belum dapat dilakukan. Untuk itu, ia mesti rajin-rajin distimulasi. Bentuk stimulasi yang diberikan sama dengan bayi-bayi lain, hanya harus lebih sering.

TAK BOLEH DIET

Yang jelas, walau si kecil tergolong "kelas berat", ia tidak dianjurkan menjalani diet. Ini artinya, makanan yang dikonsumsi tak boleh dikurangi atau bahkan dihentikan. Mengencerkan susu bayi pun tak diperkenankan karena sama-sama akan berdampak negatif. Salah satunya, kebutuhan kelori bayi jaditidak terpenuhi sehingga daya tahan tubuhnya menurun dan berisiko jatuh sakit.

Orang tua hanya perlu memodifikasi pola konsumsi si kecil. Umpamanya, jika setelah berusia 6 bulan bayi lebih banyak mengonsumsi susu, selingi dengan makanan pendam-ping ASI yang kandungan gizinya memadai tapi tidak berlebihan. Untuk bayi di bawah 6 bulan, berikan ASI eksklusif untuk mencegah terjadinya obesitas.

Cara lain adalah mengonsumsi lebih banyak buah-buahan. Contohnya, bila sebelumnya dalam satu hari si kecil hanya mengonsumsi satu kali asupan buah-buahan sekarang bisa ditambah menjadi dua atau tiga kali pemberian menggantikan bubur beras atau bubur tepung lainnya. Alhasil, asupan karbohidratnya tidak terlalu banyak.

Perkembangan status gizi bayi dapat dipantau berkala setiap bulan dengan cara menimbang berat badan dan mengukur panjang badannya. Pemantauan ini perlu untuk mencegah kemungkinan terjadinya obesitas. Bila berat badan naik berlebihan dalam kurun waktu 1-3 bulan di atas rata-rata penambahan berat badan, orang tua harus berkonsultasi lebih intensif ke dokter.

TAK PERLU MEMBANDINGKAN

Idealnya, berat badan bayi berada di garis normal pada grafik pertumbuhan. Ini artinya, pertambahan berat badannya seimbang dengan pertambahan tinggi badan dan usia. Untuk itulah, orang tua dianjurkan untuk selalu memantau berat badan bayinya secara berkala dengan membawa si kecil kontrol ke dokter/posyandu sebulan sekali.

Masalahnya, orang tua kerap membanding-bandingkan berat badan si kecil dengan bayi lain. Kalau ia tidak semontok yang lain, ayah/ibu langsung mengambil kesimpulan kalau bayinya kekurangan gizi, kurang sehat, dan sebagainya. Tentu hal ini tidak benar. Fisik si kecil yang kurus tak mesti menandakan dia bermasalah selama BB-nya masih dalam range normal pada grafik pertumbuhan. Adakalanya badan si kecil bertambah panjang sehingga kelihatan kurus padahal berat badannya tetap naik. Ini yang penting.

Jangan lupa, bahwa setiap anak itu unik, berbeda, dan memiliki ciri khas tersendiri. Bahkan, dibandingkan kakak ataupun adiknya. Jadi tentu tidak bijaksana untuk membanding-bandingkan mereka.

Tabel Berat dan Tinggi Badan Rata-Rata
(Umur 0-5 Tahun, jenis kelamin tidak dibedakan)
Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI

Konsultan ahli:
dr. Rini Sekartini, Sp.A,
dari Divisi Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta

Sumber: http://www.tabloid-nakita.com/




Baca Selengkapnya (Read More)......

Sabtu, Februari 20, 2010

6 Kekuatiran Ibu Baru

Banyak hal kecil ternyata membuat bingung para ibu baru. Anda juga merasakannya?
Semua orang yakin bahwa Anda dan pasangan saat ini tengah bahagia luar biasa. Namun sebagai ibu baru, kebahagiaan ini tak jarang disertai berbagai kekhawatiran, dari soal kondisi kesehatan sang bayi, ketidaktahuan cara merawatnya, sampai urusan kedekatan hubungan Anda dengan suami.



Tak perlu panik. Anda tidak sendirian, kok. Banyak ibu baru yang senasib dengan Anda. Mungkin seperti berikut inilah persoalan plus kiat mengatasinya.

1. Belum jatuh cinta
Kebutuhan si kecil akan cinta dan ikatan yang erat sejak dini dengan Anda, sang bunda, akan mempengaruhi keterampilan sosialnya dengan orang lain di kemudian hari. Sayangnya, kedekatan hubungan ibu dan bayinya yang baru lahir ini adakalanya tidak spontan terjadi.
Tak perlu kecil hati kalau Anda belum “jatuh cinta” pada si kecil kala pertama kali melihatnya. Kehadirannya memang mengubah ritme kehidupan Anda. Jadi Anda perlu waktu untuk menyesuaikan diri, bahkan perlu waktu untuk “belajar jatuh cinta” pada bayi Anda sendiri. Selain itu, proses persalinan yang sulit, kelelahan setelah persalinan, atau kondisi bayi yang menangis terus-menerus, bisa membuat Anda berdua stres.
Bagaimana jalan keluarnya? Cobalah berbagi dengan saudara atau teman. Biasanya dengan berbagi pengalaman, Anda akan lebih mudah menjalani saat-saat seperti ini.

Tips:
* Bonding dapat dimulai dengan menyusui bayi Anda sesegera mungkin setelah ia lahir. Kontak fisik dan kontak mata pertama dengan buah hati Anda merupakan cara utama untuk menghidupkan ikatan batin Anda dengan si kecil.
* Usahakan sering berdekatan dengan si kecil, hanya berdua! Cobalah memeluk, mengajaknya bermain, atau menyusui tanpa diganggu orang lain, sekalipun itu anggota keluarga Anda sendiri.
* Ingatkan pada diri sendiri “prestasi” Anda, yaitu melahirkan si buah hati dengan selamat.

2. Kok, tidur terus?
Pola tidur bayi baru lahir kadang-kadang memang agak aneh. Ia bisa tidur seharian di siang hari dan bolak-balik bangun di malam hari. Atau, siang malam maunya tidur terus, hanya benar-benar bangun saat ia lapar. Mengapa bisa demikian?
Ketika di dalam rahim, bayi tak pernah tahu perbedaan siang atau malam, dan biasanya hal ini terbawa sampai lahir. Anda tak perlu khawatir dengan hal ini, karena bayi memang akan tidur sesuai dengan kebutuhannya. Biasanya, lama-kelamaan ia akan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Tetapi, jika sudah lebih dari dua jam bayi Anda belum juga bangun, sebaiknya dibangunkan untuk diberi ASI.

Tips:
* Saat tidur di siang hari, Anda dapat meletakkan bayi di kereta dorong atau ayunan. Malam hari baru ditaruh kembali di boks-nya.
* Beri ASI menjelang bayi tidur malam. Ini akan membantunya terlelap tidur.
* Matikan lampu di malam hari, agar dia mengenal perbedaan siang dan malam.

3. Belum pandai menyusui
Jangan khawatir kalau ini yang terjadi. Sekalipun menyusui adalah proses alami, tak semua ibu (juga bayinya) langsung bisa lancar menjalani proses ini. Hari-hari pertama kelahiran bayi merupakan waktu penyesuaian dalam menyusui, baik bagi Anda maupun si kecil. Beberapa masalah seperti payudara bengkak, sedikit luka di puting akibat bayi belum bisa mengisap dengan baik, merupakan sebagian dari hal-hal yang mungkin akan Anda hadapi. Tak hanya soal kondisi payudara, banyak juga ibu baru yang khawatir bayinya tak dapat cukup ASI karena merasa ASI-nya terlalu sedikit. Padahal, setiap bayi berbeda. Pola minumnya tidak sama, begitu juga kebutuhannya.
Anda ingin tahu bayi Anda cukup mendapat ASI atau tidak? Bawa saja ke dokter dan timbanglah badannya. Kalau umur lima hari bobotnya terus turun barulah bisa dikatakan kemungkinan ia kekurangan minum.

Tips:
• Kondisi Anda yang tenang, relaks, dan sabar, sangat disukai bayi saat ia ingin menyusu. Jadi, inilah kunci utama menyusui. Asal tahu saja, bayi bisa merasakan hal ini. Jadi, agar menyusui berjalan lancar, tepis segala senewen dan gelisah.
• Berikan ASI sesuai kebutuhan bayi. Bila bayi Anda menangis karena kehausan, tak usah menunggu sampai tiga jam, segera saja susui dia.

4. Duh, tangisannya!
Menangis adalah satu-satunya cara bayi baru lahir berkomunikasi. Tetapi Anda bisa dibuat kalut juga mendengarnya, apalagi kalau belum bisa memahami penyebab tangisannya. Bayi biasa menangis karena:
* Rasa lapar. Begitu sudah disusui ia akan segera tenang atau tertidur kembali.
* Perut kembung. Mengatasinya, cobalah gosokkan minyak telon di punggung atau di telapak kakinya.
* Tak suka “rasa” ASI. Kalau ia menangis setelah Anda susui, cobalah ingat-ingat, makanan apa yang baru Anda konsumsi. Bisa jadi “rasa” makanan itu tidak disukainya atau membuatnya merasa kembung.
* Popoknya kotor. Kebanyakan bayi tidak suka popoknya basah atau kotor karena tinja.
* Merasa sendirian. Bukankah selama 9 bulan dalam rahim, selain mendengar suara-suara dari dalam tubuh Anda, ia juga merasakan kehangatan? Itu sebabnya, ada bayi yang baru merasa aman dan tenang jika ada orang di dekatnya.

Tips:
* Membedong bayi di bulan-bulan pertamanya akan membuat si kecil merasa hangat dan aman.
* Jika ingin menggendong sementara Anda perlu melakukan kegiatan di rumah, gunakan alat gendong, sehingga tangan Anda bebas melakukan berbagai kegiatan.
* Seandainya bayi terus-menerus menangis, konsultasikanlah ke dokter. Dikhawatirkan si kecil mengalami kolik atau gangguan lain dan perlu segera dapat penanganan dokter.

5. Mengapa begitu?
Sebagai ibu baru, secara alami Anda tentu ingin bayi Anda tampak “sempurna”. Tak heran kalau beberapa hal berikut ini membuat Anda khawatir.
* Ada semacam jerawat kecil di wajah bayi .
* Muncul kerak kepala (cradle cap), yakni semacam lemak yang menempel tebal seperti kotoran di rambut bayi.
* Kulitnya keriput seperti orang tua.
* Kulit ari di jari-jarinya dan di bibirnya mengelupas.
Jika Anda menemui hal-hal tersebut, tak perlu khawatir. Itu biasa terjadi pada bayi baru lahir. Tak perlu dilakukan hal khusus untuk mengatasinya, karena kebanyakan akan hilang sendiri.

Tips:
* Meski tak perlu khawatir dengan kondisi di atas, namun bila sangat mengganggu Anda, konsultasikan saja ke dokter agar tahu cara penanganannya yang tepat.
* Untuk kerak kepala, bisa Anda oleskan baby oil di kulit kepala bayi agar mudah terkelupas ketika dimandikan.

6. Tak terampil merawat
Anda belum terampil memandikan bayi, memakaikan baju, membersihkan kotoran atau mengganti popoknya? Tenang… Anda tak sendirian. Keterampilan seperti ini memang memerlukan latihan berulang-ulang. Makanya, sebelum pulang dari rumah sakit, mintalah bantuan pada perawat untuk mengajari Anda, apa yang perlu dilakukan sehubungan dengan merawat bayi baru lahir.
Setelah itu, cobalah Anda lakukan sendiri di rumah, dengan panduan atau dampingan perawat, bidan, atau mereka yang berpengalaman seperti ibu atau mertua Anda. Percayalah, dalam beberapa kali saja, pasti Anda sudah piawai melakukannya sendiri.

Tips:
• Cari referensi. Baca buku, browsing internet, dan jangan ragu bertanya pada orang yang lebih berpengalaman dalam urusan merawat bayi. Biasanya Anda akan menemukan banyak trik simpel yang memudahkan Anda dalam hal ini.
* Agar mudah dikenakan, pilihkan saja si kecil baju yang berkancing depan.
* Pastikan kepala bayi tersangga dengan baik ketika dimandikan atau dipakaikan bajunya.

Sumber: Retno Wahab Supriyadi - AyahBunda

Baca Selengkapnya (Read More)......

Posisi Bersalin. Mana yang Terbaik?

Tak ada posisi melahirkan yang paling baik. Posisi yang dirasakan paling nyaman oleh si ibu adalah hal yang terbaik. Namun umumnya, ketika melahirkan dokter akan meminta ibu untuk berbaring atau setengah duduk. Namun pada saat proses melahirkan berlangsung, tidak menutup kemungkinan dokter akan meminta ibu mengubah posisi agar persalinan berjalan lancar. Misalnya, pada awal persalinan ibu diminta berbaring, namun karena proses kelahiran berjalan lamban maka dokter menganjurkan agar ibu mengubah posisinya menjadi miring.



Ada berapa posisi melahirkan?
Ada 4 posisi melahirkan. Masing-masing memiliki kelebihan maupun kekurangan sendiri.

POSISI BERBARING atau LITOTOMI
Ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin.
Kelebihan:
Dokter bisa lebih leluasa membantu proses persalinan. Jalan lahir pun menghadap ke depan, sehingga dokter dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan dan waktu persalinan pun bisa diprediksi secara lebih akurat. Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan. Sehingga apabila terjadi perubahan posisi kepala bayi, maka dokter langsung bisa mengarahkan pada posisi yang seharusnya.
Kelemahan:
Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena gaya berat tubuh ibu yang berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi ini pun diduga bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan persalinan. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin melalui plasenta pun jadi relatif berkurang. Hal ini karena letak pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah si bayi. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan perlambatan peredaran darah balik ibu.

POSISI MIRING atau LATERAL
Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat.
Kelebihan:
Selain peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu. Sehingga proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga persalinan berlangsung lebih nyaman.
Kelemahan:
Posisi miring ini menyulitkan dokter untuk membantu proses persalinan karena letal kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Dokter pun akan mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomi

POSISI JONGKOK
Biasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi.
Kelebihan:
Merupakan posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga ibu tidak usah terlalu kuat mengejan.
Kekurangan:
Selain berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan
tindakan-tindakan persalinan lainnya, semisal episiotomi.

POSISI SETENGAH DUDUK
Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman.
Kelebihannya:
Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin pun juga dapat berlangsung secara maksimal.
Kelemahan:
Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung pegal. Apalagi jika proses persalinan tersebut berlangsung lama.

Sumber : connectique

Baca Selengkapnya (Read More)......

Proses UHT: Upaya Penyelamatan Gizi Pada Susu

Susu merupakan sumber gizi terbaik bagi mamalia yang baru dilahirkan. Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat gizinya yang lengkap. Selain air, susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai. Manfaat susu merupakan hasil dari interaksi molekul-molukel yang terkandung di dalamnya.



Susu segar merupakan cairan yang berasal dari kambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun (SNI 01-3141-1998). Dalam prakteknya sangat kecil peluang kita untuk mengonsumsi susu segar definisi SNI tersebut di atas. Umumnya susu yang dikonsumsi masyarakat adalah susu olahan baik dalam bentuk cair (susu pasteurisasi, susu UHT) maupun susu bubuk.

Susu pasteurisasi merupakan susu yang diberi perlakuan panas sekitar 63-72 derjat Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen. Susu pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah (5-6 derjat Celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari.

Susu bubuk berasal susu segar baik dengan atau tanpa rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian dikeringkan. Umumnya pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer. Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan benar. Susu bubuk dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak (full cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak (partly skim milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk prowder)
(SNI 01-2970-1999).

Susu UHT (ultra high temperature) merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 derjat Celcius) selama 2-5 detik (Amanatidis, 2002). Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segarnya.

Proses Susu UHT

Susu cair segar UHT dibuat dari susu cair segar yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang sangat singkat untuk membunuh seluruh mikroba, sehingga memiliki mutu yang sangat baik.
Secara kesuluruhan faktor utama penentu mutu susu UHT adalah bahan baku, proses pengolahan dan pengemasannya. Bahan baku susu UHT cair segar adalah
susu segar yang memiliki mutu tinggi terutama dalam komposisi gizi. Hal ini didukung oleh perlakuan pra panen hingga pasca panen yang terintegrasi. Pakan sapi harus diatur agar bermutu baik dan mengandung zat-zat gizi yang memadai, bebas dari antibiotika dan bahan-bahan toksis lainnya. Dengan demikian, sapi perah akan menghasilkan susu dengan komposisi gizi yang baik. Mutu susu segar juga harus didukung oleh cara pemerahan yang benar termasuk di dalamnya adalah pencegahan kontaminasi fisik dan mikrobiologis dengan sanitasi alat pemerah dan sanitasi pekerja. Susu segar yang baru diperah harus diberli perlakuan dingin termasuk transportasi susu menuju pabrik.

Pengolahan di pabrik untuk mengkonversi susu segar menjadi susu UHT juga harus dilakukan dengan sanitasi yang maksimum yaitu dengan menggunakan alat-alat yang steril dan meminimumkan kontak dengan tangan. Seluruh
proses dilakukan secara aseptik.

Susu UHT dikemas secara higienis dengan menggunakan kemasan aseptik multilapis berteknologi canggih, Kemasan multilapis ini kedap udara sehingga bakteri pun tak dapat masuk ke dalamnya. Karena bebas bakteri
perusak minuman, maka susu UHT pun tetap segar dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu kemasan multilapis susu UHT ini juga kedap cahaya sehingga cahaya ultra violet tak akan mampu menembusnya dengan terlindungnya dari sinar ultra violet maka kesegaran susu UHT pun akan tetap terjaga. Setiap kemasan aseptik multilapis susu UHT disterilisasi satu per satu secara otomatis sebelum diisi dengan susu. Proses tersebut secara otomatis dilakukan hampir tanpa adanya campur tangan manusia sehingga menjamin produk yang sangat higienis dan memenuhi standar kesehatan internasional.

Dengan demikian teknologi UHT dan kemasan aseptic multilapis menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan lama tidak membutuhkan bahan pengawet dan tak perlu disimpan di lemari pendingin hingga 10 bulan setelah diproduksi.

Keunggulan Susu UHT

Kelebihan-kelebihan susu UHT adalah simpannya yang sangat panjang pada susuh kamar yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan pengawet dan tidak perlu dimasukkan ke lemari pendingin. Jangka waktu ini lebih lama dari umur simpan produk susu cair lainnya seperti susu pasteurisasi. Selain itu susu UHT merupakan susu yang sangat higienis karena bebas dari seluruh mikroba
(patogen/penyebab penyakit dan pembusuk) serta spora sehingga potensi kerusakan mikrobiologis sangat minimal, bahkan hampir tidak ada. Kontak panas yang sangat singkat pada proses UHT menyebabkan mutu sensori (warna, aroma dan rasa khas susu segar) dan mutu zat gizi, relatif tidak berubah.

Proses pengolahan susu cair dengan teknik sterilisasi atau pengolahan menjadi susu bubuk sangat berpengaruh terhadap mutu sensoris dan mutu gizinya terutama vitamin dan protein. Pengolahan susu cair segar menjadi susu UHT sangat sedikit pengaruhnya terhadap kerusakan protein. Di lain pihak kerusakan protein sebesar 30 persen terjadi pada pengolahan susu cair
menjadi susu bubuk.

Kerusakan protein pada pengolahan susu dapat berupa terbentuknya pigmen coklat (melanoidin) akibat reaksi Mallard. Reaksi Mallard adalah reaksi pencoklatan non enzimatik yang terjadi antara gula dan protein susu
akibat proses pemanasan yang berlangsung dalam waktu yang cukup lama seperti pada proses pembuatan susu bubuk. Reaksi pencoklatan tersebut menyebabkan menurunnya daya cerna protein.

Proses pemanasan susu dengan suhu tinggi dalam waktu yang cukup lama juga dapat menyebabkan terjadinya rasemisasi asam-asam amino yaitu perubahan konfigurasi asam amino dari bentuk L ke bentuk D. Tubuh manusia umumnya hanya dapat menggunakan asam amino dalam bentuk L. Dengan demikian proses rasemisasi sangat merugikan dari sudut pandang ketersediaan biologis asam-asam amino di dalam tubuh.

Reaksi pencoklatan (Mallard) dan rasemisasi asam amino telah berdampak kepada menurunnya ketersedian lisin pada produk-produk olahan susu. Penurunan ketersediaan lisin pada susu UHT relatif kecil yaitu hanya mencapai 0-2 persen. Pada susu bubuk penurunannya dapat mencapai 5-10 persen.

Tip Penggunaan Susu UHT :

1. Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka susu tersebut harus disimpan
pada refrigerator.

2. Susu UHT harus dihindarkan dari penyimpanan pada suhu tinggi (di atas 50
derajat Celcius) karena dapat terjadi gelasi yaitu pembentukan gel
akibat kerusakan protein.

3. Kerusakan susu UHT sangat mudah dideteksi secara visual, ciri utama yang
umum terjadi adalah kemasan menggembung. Gembungnya kemasan terjadi
akibat kebocoran kemasan yang memungkinkan mikroba-mikroba pembusuk
tumbuh dan memfermentasi susu. Fermentasi susu oleh mikroba pembusuk
menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan gembung.

4. Kerusakan juga ditandai oleh timbulnya bau dan rasa yang masam. Selain
menghasilkan gas, aktivitas fermentasi oleh mikroba pembusuk juga
menghasilkan alkohol dan asam-asam organik yang menyebabkan susu menjadi
berflavor dan beraroma masam.

5. Hindari mengkonsumsi susu UHT yang telah mengental. Fermentasi susu oleh
bakteri pembusuk juga pembusuk juga menyebabkan koagulasi dan pemecahan
protein akibat penurunan pH oleh asam-asam organik. Koagulasi dan
pemecahan protein inilah yang menyebabkan tekstur susu rusak yaitu
menjadi pecah dan agak kental.

Oleh : Prof Dr Ir Made Astawan MS

Sumber: WASPADA Online

Baca Selengkapnya (Read More)......

Mitos - Mitos Menyusui

Banyaknya mitos tentang menyusui membuat ibu menjadi kurang percaya diri untuk memberikan ASI kepada anaknya, ketakutan yang tidak beralasan malah makin membuat ibu-ibu berhenti menyusui dan memilih susu buatan sebagai alternatif. diantara mitos-mitos itu adalah:



MENYUSUI MERUBAH BENTUK BUAH DADA WANITA
Mitos atau pendapat yang mengatakan bahwa menyusui dapat mempengaruhi atau merubah bentuk payudara secara permanent, adalah tidak benar.
Sebenarnya, yang merubah bentuk payudara adalah kehamilan, bukan hanya menyusui. Kehamilan menyebabkan dikeluarkannya hormon-hormon dan menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara. Payudara yang sudah pernah terisi air susu, tentu akan berbeda bentuknya dengan payudara yang belum pernah terisi oleh air susu. Jadi yang menyebabkan perubahan bentuk payudara adalah kehamilannya bukan menyusuinya.
Besarnya perubahan bentuk payudara sangat tergantung dari turunan (berediter), usia, dan juga oleh penambahan berat badan pada waktu kehamilan.

MENYUSUI MENYEBABKAN KESUKARAN MENURUNKAN BERAT BADAN
Mitos atau pendapat tersebut adalah tidak benar. Data membuktikan bahwa menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan lebih cepat dari pada yang tidak memberikan ASI secara Eksklusif. Sebab dengan menyusui timbunan lemak yang terjadi pada waktu hamil akan dipergunakan dalam proses menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui, akan sukar untuk menghilangkan timbunan lemak ini yang khusus dipersiapkan tubuh untuk menyusui

ASI BELUM KELUAR PADA HARI-HARI PERTAMA SEHINGGA PERLU DITAMBAH SUSU FORMULA
Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau makanan, sehingga tidak/belum diperlukan pemberian susu formula atau cairan lain, sebelum ASI keluar “cukup” ( cairan Prelactal feeding). Bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi (non nutritive sucking) tetapi untuk belajar menyusui atau membiasakan mengisap putting susu, dan juga guna mempersiapkan ibu untuk mulai memprodusi ASI. Gerakan reflex untuk mengisap pada bayi baru lahir akan mencapai puncaknya pada waktu berusia 20 – 30 menit, sehingga apabila terlambat menyusui, reflex ini akan berkurang dan tidak akan kuat lagi sampai beberapa jam kemudian.
Pemberian prelactal feeding sebetulnya tidak diperlukan, karena hanya akan merugikan ibu, yaitu, ASI Ibu akan lebih lambat terbentuknya karena bayi tidak cukup kuat mengisap dan merugikan bayi sebab bayi akan kurang mendapat colostrum. Bila bayi kurang atau tidak mendapat colostrom, akan lebih sering menderita mencret atau penyakit lain terutama bila susu formula atau cairan prelactal lainnya tercemar.
Selain itu bila cairan prelactal diberikan dengan dot, kemungkinan bayi akan mengalami kesukaran minum pada putting susu ibunya atau “bingung putting” (nipple confusion).

IBU BEKERJA TIDAK DAPAT MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF 6 BULAN
Mitos dan pendapat tersebut diatas adalah tidak benar, sebab banyak ibu2 bekerja yang berhasil memberikan ASI Eksklusif pada bayinya selama 6 bulan. Bahkan beberapa ibu bekerja, tidak memerlukan tambahan pada cuti hamil 3 bulannya, untuk dapat tetap memberikan ASI Eksklusif sampai 6 bulan.
Pada ibu bekerja, cara antara lain untuk tetap dapat memberikan ASI Eksklusif pada bayinya adalah dengan memberikan ASI peras/perah-nya pada bayi selama ibu bekerja. Selama ibu ditempat bekerja, sebaiknya ASI diperah minimum 2x 15 menits. Memerah ASI sebaiknya hanya menggunakan jari tangan, tidak menggunakan pompa yang berbentuk terompet. ASI perah tahan 6-8 jam di udara luar, 24 jam didalam termos berisi es batu, 48 jam dalam lemari es, dan 3 bulan apabila berada dalam freezer. Dengan bantuan “Tempat Kerja Sayang Ibu”, yaitu tempat kerja yang memungkinkan karyawati menyusui secara eksklusif, keberhasilan ibu bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif akan menjadi lebih besar lagi.

PAYUDARA SAYA KECIL TIDAK MENGHASILKAN CUKUP ASI
Mitos atau pendapat tersebut adalah tidak benar. Besar/kecilnya payudara tidak menentukan banyak atau sedikitnya produksi ASI, karena payudara yang besar hanya mengandung lebih banyak jaringan lemak dibandingkan dengan payudara yang kecil. Sedang air susu dibentuk oleh jaringan kelenjar pembentuk ASI ( Alveoli) dan bukan jaringan lemak.
Jadi besar kecilnya payudara tidak menentukan banyak sedikitnya produksi ASI.

ASI YANG PERTAMA KALI KELUAR HARUS DIBUANG KARENA KOTOR
Asi yang keluar pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-5 s/d hari ke-7, dinamakan Colostrum, atau susu Jolong. Cairan jernih kekuningan itu mengandung zat putih telur, atau protein dalam kadar yang tinggi, zat anti infeksi, atau zat daya tahan tubuh (immunoglobulin), dalam kadar yang lebih tinggi dari pada susu mature , disamping itu juga mengandung laktosa, atau hidrat arang, dan lemak, dalam kadar yang rendah, sehingga mudah dicerna.
Volume Colostrum bervariasi antara 10 cc sampai 100 cc per hari, volume yang rendah ini memberikan beban yang minimal bagi ginjal bayi yang belum mantang.
Colostrum melindungi bayi pada saat dimana ia sangat rentan. Tugas utama colostum tampaknya memang melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit infeksi selain sebagai nutrisi.
Dalam penelitian Colostrum terbukti sangat bermanfaat bagi bayi prematur dan bayi sakit. Apabila Colostrum dibuang, bayi tidak atau kurang mendapat zat2 pelindung terhadap penyakit infeksi. Tak dapat disangkal lagi bahwa colostum sangat berguna bagi bayi untuk melindungi bayi dari infeksi.
Walaupun saat ini telah diketahui bahwa colostrum sangat diperlukan untuk bayi, masih banyak praktek-praktek yang menyebabkan bayi kurang mendapatkan colostrum yang kaya dengan nutrient berguna ini, misalnya antara lain dengan masih memberikan prelactal feeding.

ASI IBU KURANG GIZI, KUALITASNYA TIDAK BAIK
Bayi dan ASI sebenarnya bersifat parasit. Sampai dengan batas keadaan tertentu, kualitas dan kuantitas ASI akan tetap dipertahankan, walaupun harus dengan mengorbankan gizi si Ibu sendiri.
Kualitas ASI baru berkurang apabila Ibu menderita kekurangan gizi tingkat ke-3, sedangkan kualitas ASI masih tetap dipertahankan sampai tingkat kekurangan gizi ibu lebih dari derajat ini.

ASI SAYA TIDAK CUKUP “ASI SAYA KERING”, “BAYI TIDAK CUKUP DAPAT ASI KARENA RAKUS/MINUMNYA BANYAK”
Ternyata didapatkan data bahwa dari 100 ibu yang mengatakan produksi ASInya kurang, hanya 2 Ibu yang memang benar-benar kurang, sedangkan 98 ibu2 lainnya sebenarnya mempunyai cukup ASI, tetapi kurang mendapat informasi tentang management laktasi yang benar, posisi menyusui yang kurang tepat, serta pengaruh mitos-mitos menyusui, yang umumnya dapat menghambat produksi ASI.
Umumnya apabila seorang bayi kurang mendapat ASI atau kurang minum, sebenarnya bukan ibunya yang tidak dapat memproduksi ASI sebanyak yang diperlukan bayi, tetapi justru bayinya yang tidak dapat mengisap ASI sebanyak yang diperlukannya, misalnya karena posisi menyusui yang tidak benar. Posisi yang dimaksud disini, adalah posisi mulut bayi terhadap puting Ibu, bukannya posisi badan bayi terhadap badan Ibu.
Produksi ASI dirangsang oleh pengosongan payudara, berlaku prinsip “supply & demand”, sehingga makin banyak ASI dikeluarkan, akan makin banyak pula ASI diproduksi. ASI diproduksi sesuai dengan jumlah permintaan dan kebutuhan bayi. Selama bayi masih melanjutkan permintaannya akan ASI, dengan masih mengisap ASI, selama itu payudara Ibu akan tetap melanjutkan produksinya
Apabila bayi berhenti meminta ASI, dengan cara berhenti mengisap, maka payudara Ibu pun akan berhenti memproduksi ASI.

BILA ASI MENGANDUNG RESIDU PESTISIDA ( Dioxin, DDT,PCBs) DAN BAHAN BERACUN, SEJAUH MANA BAHAYA BAGI BAYI?
Banyak ibu-bu yang gelisah dengan adanya laporan yang menakutkan tentang tercemarnya selain susu sapi juga ASI oleh zat beracun seperti Dioxin atau logam berat yang berbahaya yang akan membahayakan kesehatan bayinya.
Sebenarnya tidak ditemukan bukti-bukti secara kedokteran adanya bayi yang sakit karena disusui oleh susu ibu yang mengandung zat-zat beracun ini.
Para ahli yang mempelajari hal ini termasuk antara lain Ketua Persatuan Dokter Anak Amerika Serikat, berulang-ulang meyakinkan masyarakat bahwa keuntungan menyusui jauh melebihi bahaya menyusui dengan ASI yang tercemar oleh zat-zat racun ini. Sehingga pemberian ASI tetap dianjurkan dalam keadaan seperti ini.
Racun-racun ini sebenarnya lebih berbahaya pada masa kehamilan terutama pada bulan ke 6 sampai 8 dibandingkan dengan pada waktu menyusui. Jadi bila didapatkan racun pada bayi, kemungkinan bayi mendapatkan racun ini sewaktu dalam kandungan lebih banyak dari pada dari ASI.
Didapatkan bukti bahwa menyusui mungkin bahkan dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa zat kimia yang beracun tertentu . Pada kecelakaan kebocoran reaktor di Chernobyl didapatkan bahwa kadar zat radio aktif dalam ASI jauh lebih sedikit dari kadar zat ini dalam tubuh ibu. Keadaan ini membuat para ahli berkesimpulan, adanya suatu mekanisme tubuh tertentu yang menyaring racun sehingga didapatkan konsentrasi yang rendah dalam ASI.

APA YANG HARUS DIKERJAKAN IBU UNTUK MENGURANGI KONTAMINASI ASINYA DENGAN ZAT BERACUN ?
Ibu hamil atau menyusui, sebaiknya,
1.Tidak memakan ikan air tawar yang diketahui terkontaminasi.
2.Kupas dan cucilah dengan benar buah2an dan sayur2an terutama untuk menghindari akibat terkontaminasi residu pestisida.
3.Buang bagian lemak dari daging, ayam, dan ikan, karena bahan kimia berbahaya umumnya melekat pada lemak
4.Hindari produk2 makanan yang banyak mengandung dalam lemak mentega
5.Jangan melakukan diet berat selama kehamilan atau menyusui, karena penurunan berat badan secara tiba2 dapat memobilisasi sel lemak dan melepaskan zat kimia berbahaya yang umumnya terikat pada lemak, yang memungkinkan mencapai tubuh bayi.
6.Hindari pemakaian pestisida dan hindari tempat2 dimana diperkirakan banyak pestisida digunakan

Menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan seorang Ibu pada bayinya. Dalam keadaan sakit atau kurang gizi, menyusui mungkin merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan bayi.. Dalam kemiskinan, menyusui mungkin merupakan pemberian satu-satunya.

Sumber : Sentra Laktasi Indonesia

Baca Selengkapnya (Read More)......

Biarkan Aku Merangkak Maaa…

Bayi yang mulai aktif merangkak sebaiknya tak perlu dikhawatirkan, apalagi dibatasi ruang geraknya. Ia hanya perlu ruang lebih untuk mengembangkan banyak hal selain motorik kasarnya.

Rahasia Merangkak

Tanpa sadar seringkali kita – para orangtua – merasa puas bila si kecil mampu melampaui beberapa tahap perkembangan dari anak lain. Termasuk merangkak, kita merasa senang jika bayi langsung belajar berjalan tanpa merangkak dulu. Padahal, merangkak itu sangat penting buat si kecil. Peter Fysh, dokter anak, chiropractor dan anggota International Chiropractor Association yang berdomisili di Sunnyvale, California, Amerika Serikat mengatakan,merangkak menuntut pemakaian kaki dan tangan yang berlawanan secara simultan, yaitu: menggerakkan tangan kanan dengan kaki kiri, diikuti tangan kiri dengan kaki kanan, dan seterusnya. Gerakan seperti ini menuntut pemakaian kedua belahan otak kiri dan kanan dalam sebuah koordinasi neurologis yang kompleks.

Berdasarkan penjelasan mereka, kita bisa melihat betapa banyak ‘keuntungan langsung’ yang bisa dirasakan bayi dengan merangkak, selain meningkatnya keterampilan motorik, antara lain:

* Memperkuat leher, lengan, sendi dan otot.

* Memperkuat kelompok-kelompok otot besar dan kecil, sehingga menghaluskan kemampuan motorik kasar dan halus.

* Menunjang koordinasi mata-tangan, kekuatan, tegangan otot, keseimbangan dan ketrampilan jari.

* Gerakan menyilang saat merangkak akan merangsang, memperkuat dan mengintegrasikan kedua belahan otak atau area-area yang berbeda pada otak. Hal ini membantu mengkoordinasikan penggunaan kedua belah mata, telinga, tangan dan kaki secara simultan.

* Gerakan menyilang saat merangkak juga memungkinkan kedua belahan otak berbagi, menyimpan dan mengeluarkan kembali informasi indrawi penting secara lebih cepat. Merangkak diyakini dapat meningkatkan produksi myelin, yakni suatu zat yang melapisi sel saraf. Zat inilah yang membantu otak mengirim dan menerima pesan lebih cepat dan jelas. Dikatakan juga, merangkak akan merangsang bagian otak ‘reseptis’ dan ‘ekspresif’.

* Gerakan yang berulang-ulang saat merangkak akan merangsang, mengorganisir dan mengembangkan sambungan jaringan saraf otak bayi secara lebih baik. Akibatnya, otak lebih efisien mengontrol proses kognitif seperti pemahaman, konsentrasi dan ingatan.

* Membantu perkembangan dan pemahaman bahasa, karena bayi dirangsang menggunakan kedua telinga secara simultan, dan mengembangkan pendengaran kedua telinga.

* Merangsang kepekaan taktil (sentuhan), kepekaan visual dan kepekaan terhadap jauh-dekat.

Begitu pentingnya merangkak, sampai-sampai dr. Fysh melakukan penelitian yang mengaitkan antara berjalan dini dan kesulitan akademis di kemudian hari. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, anak-anak yang dikategorikan ‘berjalan dini’ (yaitu anak-anak yang hanya merangkak dalam waktu singkat sebelum mulai berjalan) mencapai nilai-nilai yang lebih rendah dalam uji kemampuan pra-sekolah.



Tip Merangkak Tetap Aman

* Buat rumah Anda aman bagi si kecil yang sedang belajar merangkak. Secara alami, batita memang penuh rasa ingin tahu, tak heran kalau mereka selalu ingin menyentuh benda-benda yang dilihatnya, tak terkecuali benda yang seharusnya tidak disentuh. Untuk mencegahnya, Anda perlu mecermati kembali kondisi rumah Anda agar aman bagi si kecil.

* Ubah sedikit tata ruang rumah Anda agar lebih ‘ramah’ untuk si kecil. Tidak harus total, yang penting beri ruang untuk si kecil untuk bereksplorasi.

* Biarkan merangkak di lantai dan perhatikan adakah benda yang berpotensi membahayakan si kecil, seperti patung kayu, guci, atau hiasan rumah lainnya.

* Periksa juga karpet dan bagian belakang kursi, siapa tahu ada benda-benda berhabaya yang terselip, seperti peniti, uang logam, kelereng, kancing dan benda kecil lainnya yang bisa dengan mudah dimasukkan ke mulut si kecil.

* Jauhkan bahan-bahan kimia dari produk rumah tangga yang biasa Anda pakai sehari-hari, seperti kosmetik, crayon, obat-obatan, lilin plastisin dan lain-lain.

Sumber: Majalah Parents Guide

Baca Selengkapnya (Read More)......

Minggu, Februari 14, 2010

Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI (3)

Rangkaian prinsip pemberian makanan pendamping ASI bagian ketiga.

Berikan makanan yang kaya gizi sesuai piramida makanan

Antara usia 6 – 24 bulan, anak tumbuh dengan cepat dan kebutuhan energi, vitamin dan mineralnya meningkat, namun ukuran perut mereka masih kecil (30ml/kg berat badan – seukuran 1 buah cangkir), sehingga mereka membutuhkan makanan yang kaya gizi dan mampu memenuhi kebutuhan nutrisi mereka walaupun dalam porsi yang kecil.

Saat ini yang dipakai adalah konsep makanan sehat seimbang seperti yang dituangkan dalam piramida makanan. Segitiga makanan ini akan membantu kita cara memfokuskan dan menseleksi makanan. Porsi terbesar makanan kita adalah yang tertera di paling bawah piramida makanan, yaitu beras dan sereal sedangkan makanan yang kebutuhannya sangat sedikit adalah yang di puncak piramida yaitu lemak dan gula.

Piramida Makanan Untuk Anak-Anak



KETERANGAN MENGENAI KONSPEP PIRAMIDA MAKANAN UTK ANAK-ANAK

BERAS & SEREAL

Variasikan konsumsi beras dan sereal, misalnya: beras putih, beras merah, havermut, maizena, roti, pasta, mie, dan cereal.

· 6 bln-1 thn: 1 porsi kecil
· 2-6 thn: 6 porsi/hari

1 porsi kecil sama dengan ¼ genggaman ibu; roti ½ potong
1 porsi sama dengan 1 iris roti; ½ cangkir nasi/pasta; 1 cangkir cereal

SAYURAN

Perbanyak sayuran berwarna hijau gelap (spt brokoli, bayam, dll), oranye (wortel, ubi kuning), dan lainnya. Perkenalkan sayuran sedini mungkin pada anak. Sajikan secara terpisah dari bahan makanan lain. Jika anak tdk suka sayur, jangan menyerah, “sembunyikan” sayuran dalam resep camilan atau makanan kesukaan lainnya.

· 6 bln-1 thn: 1 porsi kecil
· 2-6 thn: 3-5 porsi/hari

1 porsi kecil sama dengan 1/3 genggaman ibu atau 1/3 cangkir sayuran mentah
1 porsi sama dengan ½ cangkir potongan sayuran

BUAH-BUAHAN

Variasikan buah yang diberikan. Pilih buah yang segar daripada buah kalengan atau buah kering atau jus buah. Batasi konsumsi jus buah.

· 6 bln-1 thn: 1 porsi kecil
· 2-6 thn: 2-3 porsi/hari

1 porsi kecil sama dengan 1/3 cangkir buah mentah
1 porsi sama dengan 1 iris buah, ¾ gelas jus buah

SUSU, YOGURT & KEJU

Susu sapi (segar/UHT/bubuk) tidak boleh diberikan untuk anak di bawah 1 thn. Keju cheddar & yogurt utk bayi bisa diperkenalkan di usia 8-9 bln. Yogurt biasa boleh diperkenalkan di usia 10-12 bln. Pilih yang tanpa rasa (plain) Utk anak usia 1-2 thn, berikan susu segar/UHT atau susu bubuk full cream. Tidak perlu memberikan susu formula lanjutan bagi anak usia 1 thn lebih. Susu dan produk susu olahan rendah lemak diberikan stlh anak berusia 2 thn.

· 8 bln- 9 bln: 2 porsi kecil
· 9-12 bln: 2 porsi kecil
· 1-2 thn: 2 porsi
· 2-6 thn: 2-3 porsi/hari

Utk anak 6-9 bln
1 porsi kecil = keju ½ ukuran kartu domino; Yogurt 25 ml
Utk anak 9-12 bln
1 porsi kecil = keju 1 ukuran kartu domino, yogurt 50 ml
1 porsi sama dengan 1 gelas susu, 1 gelas yogurt, 1 lembar keju cheddar

DAGING, AYAM, IKAN, TELUR & KACANG-KACANGAN

Pilih daging tanpa kulit dan lemak. Memasak dengan mengukus, memanggang, dan membakar lebih baik dari pada menggoreng. Variasikan sumber protein, perbanyak ikan, kacang-kacangan & biji-bijian

6-9 bln: 1-2 sdm/hari (telur 1-2x seminggu);
9-12 bln: 2-3 sdm/hari (telur 2x seminggu)
1-2 thn: 3-4 sdm/hari
2-6 thn: 2-3 porsi/hari

Utk anak 2-6 thn: 1 porsi sama dengan 1 ons dg sapi/ayam/ikan; 1 butir telur; 2 sm selai kacang; ¼ cangkir kacang hijau/polong/buncis; 1 ptg sedang tempe atau tahu

LEMAK, MINYAK, MAKANAN YANG MANIS

Batasi makanan gorengan, dan penggunaan santan. Batasi camilan & minuman kemasan karena kandungan nutrisi dan seratnya rendah tapi berkalori sangat tinggi. Berikan camilan sehat yang kaya berupa buah, sayuran, yogurt, susu dan makanan rumahan.

sesedikit mungkin

Sumber:
http://www.usda.gov/cnpp/KidsPyra
http://kidshealth.org

Jangan lupa mampir ke http://resepmasakanhadaya.blogspot.com/ untuk melihat berbagai macam resep MPASI ^^




Baca Selengkapnya (Read More)......

Jumat, Februari 12, 2010

Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI (2)

Lanjutkan Pemberian ASI Selama 2 Tahun atau Lebih, Sesering dan Selama Anda dan Bayi Anda Menginginkannya

Lanjutkan Pemberian ASI Selama 2 Tahun atau Lebih, Sesering dan Selama Anda dan Bayi Anda Menginginkannya

Meneruskan pemberian ASI sangat penting bagi nutrisi dan pertumbuhan anak setelah 6 bulan pertama. ASI tetap menjadi makanan ideal untuk bayi dan balita berusia lebih dari 6 bulan karena alasan-alasan berikut ini :

ASI adalah makanan berkualitas tinggi

ASI adalah makanan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu penyerapan nutrisi.

Secara rata-rata, bayi berusia 6-8 bulan yang diberikan ASI mendapatkan 70% energinya dari ASI, jumlah ini berkurang menjadi sekitar 55% pada usia 9-11 bulan, dan 40% pada usia 12-23 bulan.

ASI juga merupakan penyedia utama protein, mineral, asam lemak esensial dan faktor-faktor pelindung lainnya. ASI menyediakan lebih banyak kalori dan nutrisi per ml daripada makanan lainnya, dan jauh lebih lembut daripada sereal, beras bayi ataupun puree (makanan yang dihaluskan-red) sayuran yang biasanya menjadi makanan padat pertama untuk bayi-bayi yang lebih besar.

Bila perut bayi diisi dengan makanan yang kandungan nutrisinya buruk, makan asupan ASI-nya juga akan berkurang dan secara keseluruhan cara makan dan kesehatannya akan menurun. Kontribusi yang diberikan ASI sering kali terlupakan karena terlalu tingginya antusiasme untuk mulai memberikan makanan tambahan. Tantangannya adalah bagaimana cara memberikan makanan lain yang dapat menjadi tambahan bagi nutrisi yang sudah diberikan oleh ASI, bukan menggantikannya.

ASI tetap kaya nutrisi saat anak > 1 thn

Penelitian yang dilakukan pakar-pakar laktasi di WHO mengungkapkan bahwa pemberian ASI di saat anak > 1 tahun tetap memberikan nutrisi yang tidak ternilai harganya.
Pemberian ASI pada batita memberikan:

31% kebutuhan energi anak;
38% kebutuhan protein anak;
45% kebutuhan Vitamin A anak;
95% kebutuhan Vitamin C anak;
Sumber: WHO/CDR/93.

Bahkan menurut penelitian Goldman, dkk, kandungan zat imun dalam ASI makin tinggi seiring dengan bertambahnya usia anak.

Bayi yang masih mendapatkan ASI tidak akan pernah kelaparan

ASI yang diberikan kapan saja saat bayi menginginkannya (on demand) akan mengatur asupan makanan pada bayi; bila mereka lapar mereka akan mencari puting susu, menangis atau minta untuk diberi ASI. Bila pemberian ASI tanpa jadwal ini dilanjutkan bersamaan dengan pemberian makanan tambahan, bayi masih dapat mengatur berapa banyaknya asupan makanan mereka. Bila mereka tidak menyukai satu makanan tertentu, atau bila makanan yang diberikan tidak cukup, mereka bisa lebih banyak minum ASI.

ASI meyediakan faktor pelindung

ASI memiliki ± 50 faktor kekebalan yang telah diketahui, dan mungkin masih banyak lagi yang belum diketahui. Faktor anti infeksi yang terdapat di dalam ASI menyediakan perlindungan terhadap penyakit dan bila penyakit itu terjadi pemberian ASI dapat membuat penyakit tersebut menjadi tidak terlalu parah. Perlindungan ini terus berlangsung setelah 6 bulan karena memberikan makanan dan minuman lain akan membuat bayi terpapar pada berbagai jenis infeksi dan bakteri patogen yang terdapat di dalam makanan pada saat sistem kekebalan tubuh si anak sendiri masih dalam proses pematangan.
Perlindungan yang sama masih tetap tersedia meskipun pemberian ASI berkurang hingga beberapa kali saja dalam sehari.

ASI membantu kesembuhan dari suatu penyakit

Bayi yang sedang sakit seringkali menolak untuk makan, akan tetapi biasanya mereka mau disusui ASI. Para ibu dapat memberikan respon terhadap serangan penyakit dengan memberikan ASI yang bersifat menenangkan, menyembuhkan dan penuh nutrisi. Faktor pertumbuhan dalam ASI mempercepat perbaikan pada organ usus setelah diare. (Bila bayi terlalu sakit mereka biasanya tidak mau menghisap ASI maka mereka perlu dibawa ke pusat kesehatan sesegera mungkin).

Pertalian khusus antara ibu dan anak terus berlangsung

ASI dapat membangun hubungan emosi antara ibu dan bayi yang terasa sangat nikmat dan berharga di atas usia 6 bulan.

Sumber:
· Why Delay Solid Foods?
· When Will My Baby Be Ready For Solid Foods?
· WHO. 2004. ”Infant Feeding in emergencies : A guide for mothers
· ”Extended Breastfeeding Fact Sheet” by Kelly Bonyata, BS, IBCLC.
· Jack Newman, MD, FRCPC. ”Breastfeed a Toddler—Why on Earth?

Postingan Terkait:
Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI (1)




Baca Selengkapnya (Read More)......

Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI (1)

Bahagianya ya bunda ngliat anak kita tumbuh cepat skali, tau2 udah mau 6 bulan. Berarti sekarang lg prepare buat ngasih MPASI donk. Nah, sebelum pemberian MPASI dimulai, ada banyak hal yang perlu kita ketahui. Yuk, simak apa aja?

Memperkenalkan Makanan Pendamping ASI Setelah Bayi Berusia 6 Bulan

Pakar ASI dan pakar kesehatan menyatakan bahwa Anda harus menunggu sampai bayi Anda berusia 6 bulan untuk memperkenalkan makanan padat, dengan kata lain, pemberian makanan padat harus dimulai pada usia 6 bulan, bukan pada usia 4 bulan.

Telah banyak penelitian yang dilakukan dalam beberapa tahun belakangan ini, dan sebagian besar organisasi kesehatan telah memperbaharui rekomendasi mereka dan mendukung hasil riset tersebut. Sayangnya, banyak penyedia jasa kesehatan belum memperbaharui rekomendasi mereka pada para orang tua, dan banyak sekali buku-buku yang masih ketinggalan jaman, sehingga masih banyak yang merekomendasikan pengenalan
makanan padat di usia 4 bulan.

Organisasi-organisasi di bawah ini merekomendasikan pemberian ASI Eksklusif (tanpa ada tambahan cereal, jus atau makanan lainnya) pada semua bayi selama 6 bulan pertama dalam hidup mereka (bukan pada usia 4 – 6 bulan):
· World Health Organization – Organisasi Kesehatan Dunia
· UNICEF – Organisasi PBB yang mengurus masalah anak-anak
· US Department of Health & Human Services – Departemen Kesehatan AS
· American Academy of Pediatrics – Organisasi Dokter Anak di AS
· American Academy of Family Physicians – Organisasi Dokter Keluarga di AS
· American Dietetic Association – Asosiasi Diet AS
· Australian National Health and Medical Research Council – Badan Kesehatan Nasional Australia
· Royal Australian College of General Practitioners – Organisasi Dokter Umum Australia
· Health Canada – Organisasi Kesehatan Kanada

Mengapa Perkenalan Makanan Pendamping ASI Harus Dimulai Pada Usia 6 Bulan?

Penundaan pemberian makanan padat sampai bayi berusia 6 bulan berlaku bagi bagi yang mendapatkan ASI, ASI eksklusif dan juga susu formula.

· ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan

ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS - sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi.

Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Organisasi Kesehatan Dunia – WHO mengatakan: “ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi… Evaluasi pada bukti-bukti yang telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam pemberian makan kepada bayi.”

Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng daripada yang tersedia didalam ASI – pada titik inilah, nutrisi tambahan bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. Bayi-bayi tertentu bisa minum ASI hingga usia 12 bulan atau lebih – selama bayi anda terus menambah berat dan tumbuh sebagaimana mestinya, berarti ASI anda bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik.

· Menunda pemberian makanan padat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi
terhadap berbagai penyakit

Meskipun bayi terus menerima imunitas melalui ASI selama mereka terus disusui, kekebalan paling besar diterima bayi saat dia diberikan ASI eksklusif. ASI memiliki kandungan 50+ faktor imunitas yang sudah dikenal, dan mungkin lebih banyak lagi yang masih tidak diketahui. Satu studi memperlihatkan bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan+ mengalami infeksi telinga 40% lebih sedikit daripada bayi yang diberi ASI ditambah makanan tambahan lain. Probabilitas terjadinya penyakit pernapasan selama masa kanak-kanak secara signifikan berkurang bila bayi diberikan ASI eksklusif setidaknya selama 15 minggu dan makanan pada tidak diberikan selama periode ini. (Wilson, 1998). Lebih banyak lagi studi yang juga mengaitkan tingkat eksklusivitas ASI dengan meningkatnya kesehatan (lihat faktor imunitas pada susu
manusia dan Resiko pemberian makanan instan).

· Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem pencernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang

Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6 – 9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan (gangguan pencernaan, timbulnyagas, konstipasi dll). Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Asam lambung dan pepsin dibuang pada saat kelahiran dan baru dalam 3 sampai 4 bulan terakhir jumlahnya meningkat mendekati jumlah untuk orang dewasa. Amilase, enzim yang diproduksi oleh pankreas belum mencapai jumlah yang cukup untuk mencernakan makanan kasar sampai usia sekitar 6 bulan. Dan enzim pencerna karbohidrat seperti maltase, isomaltase dan sukrase belum mencapai level oranga dewasa sebelum 7 bulan. Bayi juga memiliki jumlah lipase dan bile salts dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak belum mencapai level orang dewasa sebelum usia 6-9 bulan.

· Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik

Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat termasuk:
a. Bayi dapat duduk dengan baik tanpa dibantu.
b. Reflek lidah bayi sudah hilang dan tidak secara otomatis mendorong makanan padat keluar dari mulutnya dengan lidah.
c. Bayi sudah siap dan mau mengunyah.
d. Bayi sudah bisa “menjumput”, dimana dia bisa memegang makanan atau benda lainnya dengan jempol dan telunjuknya. Menggunakan jari dan menggosokkan makanan ke telapak tangan tidak bisa menggantikan gerakan “menjumput”.
e. Bayi kelihatan bersemangat untuk ikut serta pada saat makan dan mungkin akan mencoba untuk meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut.

Sering kali kita mengatakan bahwa salah satu tanda bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat adalah bila bayi terus menerus ingin menyusu (kelihatan tidak puas setelah diberikan ASI/susu)-walaupun dia tidak sedang dalam keadaan sakit, akan tumbuh gigi , mengalami perubahan rutinitas atau mengalami pertumbuhan yang tiba-tiba. Meskipun demikian, sulit untuk menentukan apakah peningkatan kebutuhan untuk menyusui itu berhubungan dengan kesiapan bayi untuk menerima makanan padat. Banyak (bahkan sebagian besar) bayi usia 6 bulan yang mengalami pertumbuhan yang
tiba-tiba, tumbuh gigi dan mengalami berbagai perkembangan – dalam satu waktu, yang pada akhirnya bisa menyebabkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui. Yakinkan bahwa anda melihat semua tanda-tanda kesiapan untuk menerima makanan padat sebagai suatu kesatuan, karena bila bayi hanya menunjukkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui, itu bukanlah tanda kesiapannya untuk menerima makanan padat.

· Menunda pemberian makanan padat mengurangi resiko alergi makanan

Berbagai catatan menunjukkan bahwa memperpanjang pemberian ASI eksklusif mengakibatkan rendahnya angka insiden terjadinya alergi makanan (lihat Referensi alergi dan Resiko Pemberian Makanan Instan). Sejak lahir sampai usia antara empat sampai enam bulan, bayi memiliki apa yang biasa disebut sebagai “usus yang terbuka”. Ini berarti bahwa jarak yang ada di antara sel-sel pada usus kecil akan membuat makromolekul yang utuh, termasuk protein dan bakteri patogen, dapat masuk ke dalam aliran darah. Hal ini menguntungkan bagi bayi yang mendapatkan ASI karena zat antibodi yang terdapat di dalam ASI dapat masuk langsung melalui aliran darah bayi, tetapi hal ini juga berarti bahwa protein-protein lain dari makanan selain ASI (yang mungkin dapat menyebabkan bayi menderita alergi) dan bakteri patogen yang bisa menyebabkan berbagai penyakit bisa masuk juga. Dalam 4-6 bulan pertama usia bayi, saat usus masih “terbuka”, antibodi (slgA) dari ASI melapisi organ pencernaan bayi dan menyediakan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi. Bayi mulai memproduksi antibodi sendiri pada usia sekitar 6 bulan, dan penutupan usus biasanya terjadi pada saat yang sama.

· Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan zat besi

Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang mengandung zat besi, terutama pada usia enam bulan pertama, mengurangi efisiensi penyerapan zat besi pada bayi. Bayi yang sehat dan lahir cukup bulan yang diberi ASI eksklusif selama 6-9 bulan menunjukkan kecukupan kandungan hemoglobin dan zat besi yang normal. Dalam suatu studi (Pisacane, 1995), para peneliti menyimpulkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 7 bulan (dan tidak diberikan suplemen zat besi atau sereal yang mengandung zat besi) menunjukkan level hemoglobin yang secara signifikan lebih tinggi dalam waktu satu tahun dibandingkan bayi yang mendapat ASI tapi menerima makanan padat pada usia kurang dari tujuh bulan. Para peneliti tidak berhasil menemukan adanya kasus anemia di tahun pertama pada bayi yang diberikan ASI eksklusif selama tujuh bulan dan akhirnya menyimpulkan bahwa memberikan ASI eksklusif selama tujuh bulan mengurangi resiko terjadinya anemia.

· Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari resiko terjadinya obesitas di masa datang

Pemberian makanan padat terlalu dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan pada anak-anak. (Untuk contoh, lihat Wilson 1998, von Kries 1999, Kalies 2005)

· Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk mejaga kesediaan ASI mereka

Berbagai studi menunjukkan bahwa pada bayi makanan padat akan menggantikan prosi susu dalam menunya – makanan tersebut tidak menambah total asupan pada bayi. Makin banyak makanan padat yang dimakan oleh bayi, maka makin sedikit susu yang dia serap dari ibunya, dan makin sedikit susu yang diserap dari ibu berarti produksi ASI juga makin sedikit. Bayi yang makan banyak makanan padat atau makan makanan padat pada umur yang lebih muda cenderung lebih cepat disapih.

· Menunda makanan padat membantu memberi jarak pada kelahiran bayi

Pemberian ASI biasanya sangat efektif dalam mencegah kehamilan terutama bila bayi anda mendapatkan ASI eksklusif dan semua kebutuhan nutrisinya dapat dipenuhi melalui ASI.

· Menunda pemberian makanan padat membuat pemberiannya menjadi lebih mudah

Bayi yang mulai makan makanan padat pada usia yang lebih besar dapat makan sendiri dan lebih kecil kecendurangan untuk mengalami alergi terhadap makanan. (WM/DS/PP)

Sumber:
· Why Delay Solid Foods?
· When Will My Baby Be Ready For Solid Foods?

Blog Terkait:
Aneka Resep MPASI




Baca Selengkapnya (Read More)......