Top 5 Entri

Sabtu, Februari 20, 2010

Mitos - Mitos Menyusui

Banyaknya mitos tentang menyusui membuat ibu menjadi kurang percaya diri untuk memberikan ASI kepada anaknya, ketakutan yang tidak beralasan malah makin membuat ibu-ibu berhenti menyusui dan memilih susu buatan sebagai alternatif. diantara mitos-mitos itu adalah:



MENYUSUI MERUBAH BENTUK BUAH DADA WANITA
Mitos atau pendapat yang mengatakan bahwa menyusui dapat mempengaruhi atau merubah bentuk payudara secara permanent, adalah tidak benar.
Sebenarnya, yang merubah bentuk payudara adalah kehamilan, bukan hanya menyusui. Kehamilan menyebabkan dikeluarkannya hormon-hormon dan menyebabkan terbentuknya air susu yang mengisi payudara. Payudara yang sudah pernah terisi air susu, tentu akan berbeda bentuknya dengan payudara yang belum pernah terisi oleh air susu. Jadi yang menyebabkan perubahan bentuk payudara adalah kehamilannya bukan menyusuinya.
Besarnya perubahan bentuk payudara sangat tergantung dari turunan (berediter), usia, dan juga oleh penambahan berat badan pada waktu kehamilan.

MENYUSUI MENYEBABKAN KESUKARAN MENURUNKAN BERAT BADAN
Mitos atau pendapat tersebut adalah tidak benar. Data membuktikan bahwa menyusui dapat membantu ibu menurunkan berat badan lebih cepat dari pada yang tidak memberikan ASI secara Eksklusif. Sebab dengan menyusui timbunan lemak yang terjadi pada waktu hamil akan dipergunakan dalam proses menyusui, sedangkan wanita yang tidak menyusui, akan sukar untuk menghilangkan timbunan lemak ini yang khusus dipersiapkan tubuh untuk menyusui

ASI BELUM KELUAR PADA HARI-HARI PERTAMA SEHINGGA PERLU DITAMBAH SUSU FORMULA
Pada hari pertama sebenarnya bayi belum memerlukan cairan atau makanan, sehingga tidak/belum diperlukan pemberian susu formula atau cairan lain, sebelum ASI keluar “cukup” ( cairan Prelactal feeding). Bayi pada usia 30 menit harus disusukan pada ibunya, bukan untuk pemberian nutrisi (non nutritive sucking) tetapi untuk belajar menyusui atau membiasakan mengisap putting susu, dan juga guna mempersiapkan ibu untuk mulai memprodusi ASI. Gerakan reflex untuk mengisap pada bayi baru lahir akan mencapai puncaknya pada waktu berusia 20 – 30 menit, sehingga apabila terlambat menyusui, reflex ini akan berkurang dan tidak akan kuat lagi sampai beberapa jam kemudian.
Pemberian prelactal feeding sebetulnya tidak diperlukan, karena hanya akan merugikan ibu, yaitu, ASI Ibu akan lebih lambat terbentuknya karena bayi tidak cukup kuat mengisap dan merugikan bayi sebab bayi akan kurang mendapat colostrum. Bila bayi kurang atau tidak mendapat colostrom, akan lebih sering menderita mencret atau penyakit lain terutama bila susu formula atau cairan prelactal lainnya tercemar.
Selain itu bila cairan prelactal diberikan dengan dot, kemungkinan bayi akan mengalami kesukaran minum pada putting susu ibunya atau “bingung putting” (nipple confusion).

IBU BEKERJA TIDAK DAPAT MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF 6 BULAN
Mitos dan pendapat tersebut diatas adalah tidak benar, sebab banyak ibu2 bekerja yang berhasil memberikan ASI Eksklusif pada bayinya selama 6 bulan. Bahkan beberapa ibu bekerja, tidak memerlukan tambahan pada cuti hamil 3 bulannya, untuk dapat tetap memberikan ASI Eksklusif sampai 6 bulan.
Pada ibu bekerja, cara antara lain untuk tetap dapat memberikan ASI Eksklusif pada bayinya adalah dengan memberikan ASI peras/perah-nya pada bayi selama ibu bekerja. Selama ibu ditempat bekerja, sebaiknya ASI diperah minimum 2x 15 menits. Memerah ASI sebaiknya hanya menggunakan jari tangan, tidak menggunakan pompa yang berbentuk terompet. ASI perah tahan 6-8 jam di udara luar, 24 jam didalam termos berisi es batu, 48 jam dalam lemari es, dan 3 bulan apabila berada dalam freezer. Dengan bantuan “Tempat Kerja Sayang Ibu”, yaitu tempat kerja yang memungkinkan karyawati menyusui secara eksklusif, keberhasilan ibu bekerja untuk memberikan ASI Eksklusif akan menjadi lebih besar lagi.

PAYUDARA SAYA KECIL TIDAK MENGHASILKAN CUKUP ASI
Mitos atau pendapat tersebut adalah tidak benar. Besar/kecilnya payudara tidak menentukan banyak atau sedikitnya produksi ASI, karena payudara yang besar hanya mengandung lebih banyak jaringan lemak dibandingkan dengan payudara yang kecil. Sedang air susu dibentuk oleh jaringan kelenjar pembentuk ASI ( Alveoli) dan bukan jaringan lemak.
Jadi besar kecilnya payudara tidak menentukan banyak sedikitnya produksi ASI.

ASI YANG PERTAMA KALI KELUAR HARUS DIBUANG KARENA KOTOR
Asi yang keluar pada hari ke-1 sampai dengan hari ke-5 s/d hari ke-7, dinamakan Colostrum, atau susu Jolong. Cairan jernih kekuningan itu mengandung zat putih telur, atau protein dalam kadar yang tinggi, zat anti infeksi, atau zat daya tahan tubuh (immunoglobulin), dalam kadar yang lebih tinggi dari pada susu mature , disamping itu juga mengandung laktosa, atau hidrat arang, dan lemak, dalam kadar yang rendah, sehingga mudah dicerna.
Volume Colostrum bervariasi antara 10 cc sampai 100 cc per hari, volume yang rendah ini memberikan beban yang minimal bagi ginjal bayi yang belum mantang.
Colostrum melindungi bayi pada saat dimana ia sangat rentan. Tugas utama colostum tampaknya memang melindungi bayi terhadap penyakit-penyakit infeksi selain sebagai nutrisi.
Dalam penelitian Colostrum terbukti sangat bermanfaat bagi bayi prematur dan bayi sakit. Apabila Colostrum dibuang, bayi tidak atau kurang mendapat zat2 pelindung terhadap penyakit infeksi. Tak dapat disangkal lagi bahwa colostum sangat berguna bagi bayi untuk melindungi bayi dari infeksi.
Walaupun saat ini telah diketahui bahwa colostrum sangat diperlukan untuk bayi, masih banyak praktek-praktek yang menyebabkan bayi kurang mendapatkan colostrum yang kaya dengan nutrient berguna ini, misalnya antara lain dengan masih memberikan prelactal feeding.

ASI IBU KURANG GIZI, KUALITASNYA TIDAK BAIK
Bayi dan ASI sebenarnya bersifat parasit. Sampai dengan batas keadaan tertentu, kualitas dan kuantitas ASI akan tetap dipertahankan, walaupun harus dengan mengorbankan gizi si Ibu sendiri.
Kualitas ASI baru berkurang apabila Ibu menderita kekurangan gizi tingkat ke-3, sedangkan kualitas ASI masih tetap dipertahankan sampai tingkat kekurangan gizi ibu lebih dari derajat ini.

ASI SAYA TIDAK CUKUP “ASI SAYA KERING”, “BAYI TIDAK CUKUP DAPAT ASI KARENA RAKUS/MINUMNYA BANYAK”
Ternyata didapatkan data bahwa dari 100 ibu yang mengatakan produksi ASInya kurang, hanya 2 Ibu yang memang benar-benar kurang, sedangkan 98 ibu2 lainnya sebenarnya mempunyai cukup ASI, tetapi kurang mendapat informasi tentang management laktasi yang benar, posisi menyusui yang kurang tepat, serta pengaruh mitos-mitos menyusui, yang umumnya dapat menghambat produksi ASI.
Umumnya apabila seorang bayi kurang mendapat ASI atau kurang minum, sebenarnya bukan ibunya yang tidak dapat memproduksi ASI sebanyak yang diperlukan bayi, tetapi justru bayinya yang tidak dapat mengisap ASI sebanyak yang diperlukannya, misalnya karena posisi menyusui yang tidak benar. Posisi yang dimaksud disini, adalah posisi mulut bayi terhadap puting Ibu, bukannya posisi badan bayi terhadap badan Ibu.
Produksi ASI dirangsang oleh pengosongan payudara, berlaku prinsip “supply & demand”, sehingga makin banyak ASI dikeluarkan, akan makin banyak pula ASI diproduksi. ASI diproduksi sesuai dengan jumlah permintaan dan kebutuhan bayi. Selama bayi masih melanjutkan permintaannya akan ASI, dengan masih mengisap ASI, selama itu payudara Ibu akan tetap melanjutkan produksinya
Apabila bayi berhenti meminta ASI, dengan cara berhenti mengisap, maka payudara Ibu pun akan berhenti memproduksi ASI.

BILA ASI MENGANDUNG RESIDU PESTISIDA ( Dioxin, DDT,PCBs) DAN BAHAN BERACUN, SEJAUH MANA BAHAYA BAGI BAYI?
Banyak ibu-bu yang gelisah dengan adanya laporan yang menakutkan tentang tercemarnya selain susu sapi juga ASI oleh zat beracun seperti Dioxin atau logam berat yang berbahaya yang akan membahayakan kesehatan bayinya.
Sebenarnya tidak ditemukan bukti-bukti secara kedokteran adanya bayi yang sakit karena disusui oleh susu ibu yang mengandung zat-zat beracun ini.
Para ahli yang mempelajari hal ini termasuk antara lain Ketua Persatuan Dokter Anak Amerika Serikat, berulang-ulang meyakinkan masyarakat bahwa keuntungan menyusui jauh melebihi bahaya menyusui dengan ASI yang tercemar oleh zat-zat racun ini. Sehingga pemberian ASI tetap dianjurkan dalam keadaan seperti ini.
Racun-racun ini sebenarnya lebih berbahaya pada masa kehamilan terutama pada bulan ke 6 sampai 8 dibandingkan dengan pada waktu menyusui. Jadi bila didapatkan racun pada bayi, kemungkinan bayi mendapatkan racun ini sewaktu dalam kandungan lebih banyak dari pada dari ASI.
Didapatkan bukti bahwa menyusui mungkin bahkan dapat memberikan perlindungan terhadap beberapa zat kimia yang beracun tertentu . Pada kecelakaan kebocoran reaktor di Chernobyl didapatkan bahwa kadar zat radio aktif dalam ASI jauh lebih sedikit dari kadar zat ini dalam tubuh ibu. Keadaan ini membuat para ahli berkesimpulan, adanya suatu mekanisme tubuh tertentu yang menyaring racun sehingga didapatkan konsentrasi yang rendah dalam ASI.

APA YANG HARUS DIKERJAKAN IBU UNTUK MENGURANGI KONTAMINASI ASINYA DENGAN ZAT BERACUN ?
Ibu hamil atau menyusui, sebaiknya,
1.Tidak memakan ikan air tawar yang diketahui terkontaminasi.
2.Kupas dan cucilah dengan benar buah2an dan sayur2an terutama untuk menghindari akibat terkontaminasi residu pestisida.
3.Buang bagian lemak dari daging, ayam, dan ikan, karena bahan kimia berbahaya umumnya melekat pada lemak
4.Hindari produk2 makanan yang banyak mengandung dalam lemak mentega
5.Jangan melakukan diet berat selama kehamilan atau menyusui, karena penurunan berat badan secara tiba2 dapat memobilisasi sel lemak dan melepaskan zat kimia berbahaya yang umumnya terikat pada lemak, yang memungkinkan mencapai tubuh bayi.
6.Hindari pemakaian pestisida dan hindari tempat2 dimana diperkirakan banyak pestisida digunakan

Menyusui adalah pemberian sangat berharga yang dapat diberikan seorang Ibu pada bayinya. Dalam keadaan sakit atau kurang gizi, menyusui mungkin merupakan pemberian yang dapat menyelamatkan kehidupan bayi.. Dalam kemiskinan, menyusui mungkin merupakan pemberian satu-satunya.

Sumber : Sentra Laktasi Indonesia

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar