Top 5 Entri

Kamis, Desember 29, 2011

Berbagai Mitos Seputar Menyusui

1. Kebanyakan wanita tidak bisa menghasilkan ASI yang cukup

TIDAK BENAR! Hampir semua wanita menghasilkan ASI lebih dari cukup, bahkan sering kali timbul permasalahan seputar pasokan ASI yang terlalu berlebihan. Seorang bayi yang kenaikan berat badannya lambat, atau bahkan cenderung mengalami kehilangan berat badan, seringkali bukan disebabkan karena ibunya tidak cukup menghasilkan ASI, tetapi bayi tersebut tidak berhasil untuk mengeluarkan dan minum ASI yang dihasilkan oleh ibunya tersebut. Biasanya, hal ini disebabkan oleh pelekatan — yaitu posisi mulut bayi pada payudara ibu — yang kurang tepat. Oleh karena itu, sangat penting bagi seorang ibu baru untuk segera, pada hari pertama kelahiran, dipandu untuk melakukan pelekatan secara benar oleh seseorang yang benar-benar mengerti mengenai teknik pelekatan yang tepat.

2. Normal kok kalau payudara/puting terasa sakit pada saat kita sedang menyusui.

TIDAK BENAR! Walaupun bukan sesuatu hal yang aneh jika pada hari-hari pertama menyusui seorang ibu akan merasa sedikit kurang nyaman pada payudaranya, tapi kondisi ini seharusnya hanya berlangsung selama beberapa hari saja, dan tidak boleh menjadi sedemikian parahnya sehingga seorang ibu menjadi takut untuk menyusui bayinya. Rasa sakit yang amat sangat pada puting ketika sedang menyusui menandakan bahwa bayi belum sempurna pelekatannya. Sakit atau lecet pada puting yang berlangsung selama lebih dari 3-4 hari tidak boleh diabaikan, harus dicari tahu penyebabnya. Membatasi waktu menyusu pada payudara juga bukan merupakan cara yang tepat untuk mencegah timbulnya puting lecet. Usahakan agar tindakan mengistirahatkan payudara dan puting sakit sebagai solusi yang terakhir.

3. 3-4 hari setelah kelahiran bayi, ASI memang belum (cukup) keluar.

TIDAK BENAR! Seringkali memang nampak seperti demikian keadaannya karena posisi pelekatan bayi belum sempurna sehingga bayi tidak berhasil untuk minum ASI yang tersedia dalam payudara ibunya. Pada saat belum banyak ASI yang tersedia (memang normalnya demikianlah keadaannya untuk beberapa hari pertama), posisi pelekatan bayi harus sempurna sehingga bayi dapat mengeluarkan dan minum ASI dari payudara ibunya. Kalau tidak, maka sering terjadi “…tapi dia sudah menyusu selama 2 jam, kenapa yak kok masih lapar…”. Ketika pelekatan belum sempurna, bayi tidak dapat minum ASI pertama yang dihasilkan oleh ibunya, yaitu kolostrum. Siapapun yang menyarankan anda untuk memerah/memompa ASI anda untuk mengetahui berapa banyak kolostrum yang dihasilkan jelas tidak memiliki pengetahuan laktasi, dan sebaiknya abaikan saja sarannya. Ketika pasokan ASI ibu menjadi banyak, kadangkala bayi tetap dapat minum ASI walaupun pelekatannya kurang baik.

4. Bayi harus menyusu pada setiap payudara masing-masing selama 20 (10, 15, 7.6) menit.

TIDAK BENAR! Namun demikian, harus dipastikan bahwa bayi tidak sekedar “ngempeng” pada payudara tapi benar-benar “minum” dari payudara. Apabila ternyata seorang bayi sudah berhasil minum ASI selama 15-20 menit dari satu payudara, kemungkinan besar dia tidak mau lagi minum dari payudara yang lainnya. Kalau dia hanya minum selama satu menit pada satu payudara, kemudian mengisap sebentar-sebentar atau bahkan jatuh tertidur, selanjutnya hal yang sama juga terjadi pada payudara yang lainnya, maka besar kemungkinan bayi akan tetap lapar. Seorang bayi akan menyusu dengan lebih baik, lebih efektif dan lebih lama apabila pelekatan mulut bayi pada payudara ibu telah benar.

5. Bayi ASI membutuhkan tambahan cairan air putih ketika cuaca sedang panas.

TIDAK BENAR! ASI mengandung seluruh cairan (air) yang dibutuhkan oleh bayi.

6. Bayi ASI perlu tambahan asupan vitamin D.

TIDAK BENAR! Semua orang butuh vitamin D. Produsen susu formula memang menambahkannya pada produk mereka. Namun, bayi lahir dengan lever yang penuh dengan vitamin D, serta kebiasaan menjemur bayi setiap pagi juga membantu dia mendapatkan tambahan vitamin D melalui sinar ultra violet. Vitamin D sifatnya larut dalam lemak dan dapat disimpan oleh tubuh. Dalam keadaan tertentu, misalnya ketika ibunya sendiri ternyata menderita kekurangan vitamin D, maka memberikan tambahan suplemen vitamin D kepada bayi bisa dianggap perlu.

7. Seorang ibu harus mencuci putingnya setiap kali sebelum mulai menyusui.

TIDAK BENAR! Pemberian susu formula kepada seorang bayi memang harus sangat memperhatikan faktor-faktor kebersihan, karena susu formula merupakan tempat yang baik untuk berkembang biak-nya bakteri dan juga rentan terhadap kontaminasi. Membersihkan/mencuci puting malah akan menghilangkan minyak-minyak alami yang melindungi puting dari resiko lecet karena puting kering.

8. Dengan memompa/memerah ASI, seorang ibu bisa tahu berapa banyak ASI yang dihasilkan olehnya.

TIDAK BENAR! Seberapa banyak ASI yang berhasil diperah/dipompa tergantung pada banyak sekali faktor, termasuk tingkat stres seorang ibu. Seorang bayi yang menyusu dengan benar bisa mengeluarkan ASI dari payudara ibunya jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlah ASI yang berhasil diperah/dipompa oleh ibunya sendiri. Jumlah ASI yang berhasil diperah/dipompa hanya bisa menjadi indikator terhadap seberapa banyak ASI yang bisa anda perah/pompa, bukan sebagai tolak ukur atas jumlah ASI yang bisa anda produksi secara keseluruhan.

9. ASI tidak cukup mengandung zat besi untuk memenuhi kebutuhan bayi.

TIDAK BENAR! ASI mengandung zat besi dalam jumlah yang tepat untuk memenuhi kebutuhan bayi. Apabila bayi lahir cukup bulan, maka zat besi yang terdapat didalam ASI bisa memenuhi kebutuhannya sekurangnya untuk 6 bulan pertama. Susu formula mengandung terlalu banyak zat besi, dan zat besi yang ditambahkan dalam susu formula tersebut sangat sedikit yang terserap oleh usus bayi, sehinga sebagian besar kemudian dikeluarkan kembali lewat BAB bayi.

10. Lebih gampang memberikan susu dengan botol dibandingkan bila menyusui secara langsung.

TIDAK BENAR! Namun demikian, seringkali proses menyusui menjadi sulit karena para ibu tidak mendapatkan bantuan praktis yang diperlukan pada saat pertama kali mulai menyusui bayinya. Suatu awal yang buruk memang dapat membuat proses menyusui menjadi sulit. Tetapi, kesulitan tersebut tentunya dapat diatasi. Kadangkala menyusui pada awalnya memang dirasakan sulit karena ibu tidak mendapatkan bantuan yang diperlukan sehingga timbul berbagai kesulitan. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, berbagai kesulitan tersebut dapat diatasi dan menyusui menjadi semakin mudah.

11. Menyusui membuat ibu tidak bebas beraktivitas.

TIDAK BENAR! Tergantung bagaimana anda memandangnya. Seorang bayi dapat disusui dimana saja, kapan saja sehingga sebenarnya lebih membebaskan bagi sang ibu. Tidak perlu menggotong segala macam peralatan pembuatan susu formula kemana-mana. Tidak perlu cemas memikirkan dimana dapat menghangatkan susu formula tersebut. Tidak perlu khawatir kesterilan proses pembuatan susu formula tersebut. Dan yang terpenting, ASI tetap dapat diperah/dipompa apabila ibu memang harus meninggalkan bayi dirumah.

12. Tidak ada cara untuk mengetahui seberapa banyak ASI yang diminum oleh bayi.

TIDAK BENAR! Memang tidak ada cara yang mudah untuk mengukur seberapa banyak ASI yang dikonsumsi oleh bayi, tetapi bukan berarti anda tidak bisa tahu apakah bayi anda cukup mendapatkan ASI. Pastikan bahwa posisi badan bayi pada saat sedang menyusu, serta pelekatan mulut bayi pada payudara ibu telah benar sehingga bayi dapat MINUM ASI dan bukan hanya ngempeng. Bayi BAK minimal 5-6 kali dalam sehari, dan selesai sendiri menyusunya dengan cara melepaskan sendiri dari payudara ibu. Bayi tampak, tenang, kenyang dan tidak rewel ketika selesai menyusu, dan setiap bulan ada kenaikan BB bayi yang wajar.

13. Dewasa ini, susu formula hampir sama kandungannya dengan ASI.

TIDAK BENAR! Pernyataan bahwa susu formula sama kandungannya dengan ASI juga sudah pernah dipropagandakan produsen susu formula pada tahun 1900-an, bahkan jauh sebelumnya. Susu formula masa kini cenderung disama-samakan kandungannya dengan ASI, walau sebenarnya tidak. Setiap kandungan yang tidak terdapat dalam susu formula (tetapi terdapat dalam ASI) diputarbalikkan oleh produsen susu formula dan dianggap sebagai suatu nilai lebih. Intinya adalah, susu formula sama sekali berbeda dengan ASI, susu formula berusaha menyamakan diri dengan ASI walau dibuat berdasarkan pengetahuan yang sempit dan tidak menyeluruh tentang apa kandungan ASI sebenarnya. Susu formula tidak mengandung zat antibodi atau kekebalan tubuh, sel-sel hidup, enzim-enzim, dan tidak mengandung hormon. Dibandingkan ASI, susu formula mengandung lebih banyak zat aluminium, mangan, cadmium (sejenis logam berat), lead (sejenis timah hitam) dan zat besi. Susu formula juga mengandung jauh lebih banyak protein dibandingkan ASI. Kandungan protein dan lemak yang terdapat dalam susu formula juga berbeda dengan yang terdapat dalam ASI. Kandungan susu formula tidak berubah dari periode awal menyusui hingga akhir, dari hari pertama ke hari ketujuh ke hari ketigapuluh, dari satu ibu ke ibu lainnya, dari satu bayi ke bayi lainnya. ASI dibuat khusus hanya untuk bayi ANDA. Susu formula dibuat dan disamaratakan untuk semua bayi. Susu formula hanya mampu membuat bayi menjadi gendut, tetapi bayi tidak mendapatkan kandungan nutrisi dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan, yang semuanya terdapat dalam ASI.

14. Apabila seorang ibu menderita penyakit infeksi, maka dia harus berhenti menyusui.

TIDAK BENAR! Menyusui justru malah akan membuat bayi lebih tahan terhadap infeksi, dengan sedikit sekali pengecualian. Pada saat sang ibu mengalami demam (atau batuk, muntah, diare, ruam, dsb), sang ibu sudah menularkan infeksi tersebut ke bayinya jauh sebelum ibu tahu bahwa ibu sedang menderita sakit. Perlindungan terbaik bagi bayi yang mengalami infeksi adalah ASI. Apabila bayi menjadi ikutan sakit, maka bayi akan lebih cepat pulih bila bayi tetap mendapatkan ASI. Selain itu, mungkin saja sebenarnya sang bayi lah yang menderita infeksi dan menularkannya kepada ibunya, tetapi bayi tidak menunjukkan tanda-tanda sakit karena bayi terus minum ASI. Juga, infeksi payudara, termasuk di dalamnya rasa sakit dan pembengkakan pada payudara, bukan merupkan alasan untuk ibu berhenti menyusui. Bahkan, infeksi payudara akan cepat pulih apabila sang ibu terus menyusui, terutama menyusui dengan payudara yang sedang sakit.

15. Apabila bayi menderita diare atau muntah-muntah, maka ibu harus berhenti menyusui.

TIDAK BENAR! Obat yang paling mujarab untuk infeksi saluran pencernaan bayi adalah ASI. Hentikan segala macam jenis asupan lainnya untuk sementara waktu, tetapi lanjutkan pemberian ASI-nya. ASI satu-satunya cairan yang dibutuhkan oleh bayi ketika dia sedang diare dan/atau muntah-muntah, kecuali dalam kasus tertentu yang sifatnya luar biasa. Bayi merasa lebih nyaman ketika sedang menyusu, ibu merasa lebih tenang ketika sedang menyusui.

16. Apabila seorang ibu sedang mengkonsumsi obat-obatan, maka dia harus berhenti menyusui.

TIDAK BENAR! Hanya sedikit sekali jenis obat-obatan yang tidak aman untuk dikonsumsi selagi ibu sedang menyusui. Apabil ibu sedang minum obat, maka ASI akan mengandung sedikit sekali obat-obatan yang sedang diminum ibu tersebut. Walau begitu, apabila Anda cenderung takut untuk minum obat selama menyusui, ada baiknya Anda mencari obat alternatif yang lebih alami.

17. Seorang ibu yang sedang menyusui harus sangat memperhatikan jenis makanan yang dikonsumsinya.

TIDAK BENAR! Seorang ibu yang menyusui memang sebaiknya mengkonsumsi jenis makanan yang mengadung gizi seimbang, tetapi tidak perlu mengkonsumsi jenis makanan tertentu atau bahkan menghindari beberapa jenis makanan. Seorang ibu yang menyusui tidak perlu minum susu untuk dapat menghasilkan susu. Seorang ibu yang menyusui sebaiknya mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Namun, apabila terdapat riwayat alergi di keluarga, misalnya alergi seafood dan alergi susu sapi, maka ibu menyusui perlu lebih hati-hati dalam mengkonsumsi jenis-jenis makanan tersebut.

18. Seorang ibu yang sedang menyusui harus banyak makan untuk dapat memproduksi ASI yang cukup.

TIDAK BENAR! Seorang ibu mampu memproduksi ASI secara cukup, kecuali apabila seorang ibu masuk ke kategori sangat kurang gizi untuk periode yang cukup lama. Umumnya, bayi akan mendapatkan ASI sesuai dengan kebutuhannya. Banyak ibu yang khawatir apabila ia tidak banyak makan maka akan mempengaruhi produksi ASInya. Sebetulnya tidak perlu kuatir. Banyak / tidaknya makanan yang dikonsumsi ibu tidak berpengaruh terhadap kualitas maupun kuantitas ASI. Ada ibu yang makan lebih banyak selama menyusui, ada yang makan lebih sedikit, dua-duanya sah-sah saja dan tidak mempengaruhi ASI. Seorang ibu boleh saja makan makanan dengan gizi seimbang sesuai dengan seleranya.

19. Seorang ibu yang sedang menyusui harus minum banyak cairan.

TIDAK BENAR! Seorang ibu seharusnya minum sesuai dengan kebutuhan dan rasa hausnya. Ada beberapa ibu-ibu menyusui yang selalu merasa haus ketika sedang menyusui, namun ada juga yang tidak. Jangan terpaku pada ketentuan bahwa harus minum sekian gelas air per hari.

20. Seorang ibu perokok sebaiknya memang tidak menyusui.

TIDAK BENAR! Seorang ibu yang tidak bisa berhenti merokok seharusnya tetap menyusui bayinya. Penelitian telah membuktikan bahwa ASI menurunkan resiko efek sampingan yang secara negatif ditimbulkan oleh asap rokok, seperti penyakit paru-paru pada bayi. Memang akan jauh lebih baik apabila ibu tidak merokok, namun jika ibu tidak bisa berhenti merokok, maka lebih baik ibu merokok dan menyusui daripada ibu merokok tapi memberikan susu formula kepada bayi.



Sumber: http://aimi-asi.org

Baca Selengkapnya (Read More)......

Cara Membaca Grafik Pertumbuhan yang Tepat

Grafik Pertumbuhan dan Persentil

Apakah yang dimaksud dengan Persentil?

Ketika kita membuka grafik pertumbuhan, maka kita akan melihat 7 kurva dengan pola yang sama. Tiap kurva tersebut mewakili persentil yang berbeda : 5th, 10th, 25th, 50th, 75th, 90th, dan 95th. Persentil 50th menunjukkan rata-rata nilai pada umur tersebut. Selain itu ada juga grafik dengan tambahan persentil 10th, 25th, 50th, 75th, 90th, dan 97th. Biasanya dokter menggunakan grafik ini jika angka yang di-plot berada di luar dari kurva yg standar. Pertumbuhan seorang anak akan di-plot pada persentil² tersebut. Untuk mempelajari lebih jauh tentang bagaimana membaca atau menginterpretasikan grafik tersebut, perhatikan contoh berikut.

Seorang bayi yang memiliki lingkar kepala persentil 90th akan di-plot disebelah kanan dari kurva kedua dari atas pada grafik pertumbuhan. Jadi termasuk kurva persentil 90th. Artinya lingkar kepala bayi tersebut termasuk >= 90% dari total populasi anak seusianya yang ada di negara tersebut. Sedangkan 10% dari populasi anak memiliki ukuran lebih dari itu. Jika berat badan seorang anak berumur 4 tahun berada pada persentil 20th, berarti ia berada pada kurva di antara 10th dan 25th. Ini artinya juga 80% dari anak-anak sebayanya memiliki berat di atas anak tersebut, dan 20% lainnya memiliki berat di bawah anak tersebut.

Kesimpulannya, besar atau rendahnya persentil tidak berarti menunjukkan adanya masalah. Seorang bayi dengan lingkar kepala di persentil 90th dapat memiliki berat badan & tinggi badan di persentil 90th. Ini artinya dia termasuk anak normal yang berperawakan besar. Bisa jadi ia anak dari seorang atlet. Sebaliknya, anak yang memiliki berat badan di persentil 20th bisa jadi memiliki orang tua yang tinggi & beratnya juga di bawah rata-rata. Jadi sangat normal jika sang anak berada pada persentil 20th.

Namun demikian, ada juga pola grafik yang naik tajam atau turun drastis atau grafik berada pada kurva paling ekstrim (di luar dari semua kurva). Sebagai contoh, seorang anak memiliki berat badan (BB) di bawah persentil 5th, maka ia dimasukkan dalam kategori underweight (BB kurang). Sedangkan anak dg BB di persentil 85th akan dimasukkan dalam kategori overweight (beresiko obesitas) dan mereka yang memiliki BB di persentil di atas 95th digolongkan dalam obesitas.

Terkadang ada juga grafik dengan kurva melebihi persentil 95th atau saling silang antar kurva persentil. Misalkan, awalnya ia berada di kurva persentil 40th kemudian langsung loncat ke persentil 75th. Artinya tanpa melewati persentil 50th dan 75th. Jika hal ini terjadi, maka perlu diperhatikan penyebab terjadinya kondisi tersebut.

Di lain pihak, dapat juga terjadi pengukuran atau pola grafik jatuh di bawah persentil 5th atau saling silang antar kurva persentil. Misalkan, turun drastis dari persentil 50th ke 20th. Jika hal itu terjadi, maka dokter akan mengevaluasi kemungkinan adanya gangguan kesehatan yg mempengaruhi pertumbuhan sang anak.

Apa yang dapat pertumbuhan (growth chart) jelaskan tentang pertumbuhan anak kita ? Meskipun grafik pertumbuhan adalah alat ukur yg sangat berharga, alangkah baiknya dokter ataupun orang tua tidak terfokus pada angka-angka atau kurva yang terdapat dalam grafik.

Sebaliknya, angka-angka tersebut seharusnya dilihat sebagai sebuah trend. Grafik pertumbuhan dapat juga memberikan kesan yang salah tentang kondisi pertumbuhan anak kita.

Contohnya, seorang anak memiliki tinggi badan (TB) di persentil 5th. Bukan berarti ia memiliki masalah kesehatan. Apalagi jika pola grafik atau trend kurvanya menunjukkan bahwa ia memang selalu berada di kurva persentil 5th (sejak bayi hingga kini, sang anak selalu berada dalam kurva persentil 5th). Analisanya, bisa jadi sang anak mendapatkan gen “pendek” dari sang orang tua yang juga pendek.

Jika dokter atau orangtua terpaku pada angka di grafik pertumbuhan (bukan trend grafik pertumbuhan), maka bisa jadi kita akan salah menilai pertumbuhan anak kita. Khawatir terhadap hal yg salah.

Ketika grafik pertumbuhan dibaca dan dianalisa berulang kali, maka grafik tersebut akan mengungkapkan suatu pola pertumbuhan. Pola tersebut akan memberitahukan kita bagaimana pertumbuhan anak kita dibandingkan dengan anak-anak sebayanya. Selain itu, pola tersebut juga menunjukkan kepada kita bagaimana progress sang anak dari pengukuran sebelumnya. Grafik pertumbuhan akan sangat bermanfaat jika dilihat sebagai pola pertumbuhan anak dibandingkan dengan melihat angka per angka.

Sumber: Understanding the growth percentile! yang diterjemahkan secara bebas oleh Luluk L. Soraya

Silahkan download grafik pertumbuhan yang sesuai dengan usia anak anda:

Grafik Berat Badan Anak Laki-laki (0-24 bln) (1680)
Grafik Berat Badan Anak Laki-laki (2-5 thn) (572)
Grafik Berat Badan Anak Perempuan (0-24 bln) (1178)
Grafik Berat Badan Anak Perempuan (2-5 thn) (477)



Sumber: http://aimi-asi.org/

Baca Selengkapnya (Read More)......

Jumat, Desember 23, 2011

Sisi Lain Nyeri Bersalin

Aktivitas mengeluarkan bayi membuat proses persalinan terasa sakit. Jangan takut, baca dulu manfaat merasa sakit saat persalinan untuk menyuntik semangat Anda.

Alarm alami
Ada lho ibu hamil yang tak kunjung merasa sakit, hingga akhirnya melahirkan di mal. Berterimakasihlah pada rasa sakit yang dirasakan sebelum bersalin, sebab itu ibarat alarm yang memaksa anda bereaksi. Ketika proses persalinan dimulai, rasa sakit akan mengarahkan anda menghubungi dokter atau berangkat ke rumah sakit. Bila tidak terasa sakit, Anda jadi tidak waspada terhadap sesuatu yang sedang berlangsung dalam tubuh.

Bonding kuat
Rasa sakit saat bersalin membuat rahim stres. Verena Schmid, pimpinan akademi kebidanan di Florenz Jerman dan pengarang buku "Nyeri Persalinan" menjelaskan, stres membuat tubuh ibu memproduksi hormon oksitosin yang fungsinya juga memperkuat hubungan ibu dengan bayi. "Ini merupakan proses alami yang menjelaskan mengapa perasaan ibu meluap dengan cinta saat menyaksikan bayi lahir."

Usir tegang
Profesor Klaus Vetter, kepala jurusan pengobatan di kinik NeuKolln, Berlin, mengatakan ketika ibu dilanda sakit akibat kontraksi, ibu cenderung mengatasinya dengan menyibukkan diri, bicara dengan bidan, meminta suami memijat punggung, berjalan di lorong rumah sakit atau melatih pernafasan. Aktivitas ini mengalihkan perhatian ibu dari rasa tegang. Dalam dunia medis, penggunaan alat bantu kesehatan seperti TENS atau simulasi syaraf transkutan bis mengurangi sakit dan menenangkan ibu sebab gelombang elektro yang disalurkan ke titik refleks akan menenangkan sistem syaraf.

Melindungi janin
Riset Dr. Volker Maassen, ahli genekologi di Hamburg, Jerman menemukan bahwa rasa sakit mendorong calon ibu untuk meredam rasa sakit, salah satunya dengan bernapas dan mengubah posisi tubuh. Ternyata hal ini berefek baik untuk bayi. Jika ibu banyak berjalan saat diserang kontraksi, janin akan mudah turun ke jalan lahir sehingga ia lahir lebih cepat. Juga ketika ibu bernapas dalam untuk mengurangi rasa sakit, akan memberi pasokan oksigen maksimal pada janin.

Dorong bayi keluar
Oksitosin atau hormon stress yang dihasilkan saat kontraksi akan "membangunkan" bayi agar bersiap-siap menghadapi dunia luar. Setiap kali kontraksi, otot-otot rahim mendorong keluar sehingga terjadi peregangan dan pelebaran mulut rahim. Itu sebabnya, tiap rasa sakit yang Anda rasakan justru akan mendekatkan bayi dengan Anda, ibunya.

Sumber: http://www.ayahbunda.co.id/

Baca Selengkapnya (Read More)......

ATURAN TUNGGU 4 HARI (4 Days Wait Rule)

Ini adalah aturan yang berguna untuk mengetahui apakah anak kita alergi terhadap satu makanan/bahan makanan.
Kayaknya sepele, tapi berguna sekali lho! Terutama bagi bayi yang baru mulai makan makanan padat/MPASI. Susah juga kan kalo anak kita jadi alergian…. Yang susah ya maknya juga...
Selain itu kita jadi tahu, dan bisa langsung menghindari makanan-makanan tersebut.
Aturan itu adalah:
1. Berikan bayi makanan yang SAMA selama 4 hari berturut-turut. Hal ini untuk melihat, apakah ada reaksi alergi dari si anak terhadap makanan.
2. Jangan memperkenalkan lebih dari 1 macam makanan baru dalam satu waktu. Kalau kita mencampur lebih dari 1 makanan dan ternyata terjadi alergi, kita nggak akan tahu makanan mana yang bikin alergi. Gicuu…
Nggak usah mikir apakah bayi akan bosan atau tidak. Kebanyakan bayi baru makan belom ngerti apa yang mereka makan. Asalkan rasanya nggak beda jauh sama yang mereka ‘makan’ sebelumnya… yaitu ASI/Sufor. (itulah sebab makanan bayi pertama kali sebaiknya dibuat encer dengan tambahan ASI/Sufor)
Kedua aturan simple tadi akan sangat membantu, terutama kalau memang ada ‘turunan’ alergi dari orang tua/keluarga.
Reaksi alergi itu sendiri biasanya akan muncul dalam 24 jam setelah makanan masuk.
Oya, akan lebih baik mengenalkan makanan baru di pagi hari atau siang hari.
Kenapa?
Karena, kalau misalnya terjadi reaksi alergi, kita bisa dengan mudah membawa ke dokter. Dan kalaupun parah, akan lebih mudah mencari bantuan di siang hari daripada malam hari kan?
Naah.. bila bayi sudah diperkenalkan pada sebuah bahan makanan dan nggak terjadi reaksi alergi / reaksi pencernaan,mbaru deh boleh dicampur-campur… AMAN!

Ditulis bebas oleh Depezahrial
SUMBER: www.wholesomebabyfood.com
Milis MPASI Rumahan
mpasirumahan@yahoogroups.com

Baca Selengkapnya (Read More)......

Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI (6)

Sediakan makanan buatan sendiri dengan bahan-bahan lokal. Perhatikan keamanan dan kebersihan dalam menyiapkan, menyimpan dan memberikan makanan.

Keuntungan Membuat Sendiri Makanan Bayi dan Batita
Cara Mempersiapkan Masakan
Cara Memasak
Cara Membuat dan Menyimpan Puree
Alat-alat Memasak Yang Dibutuhkan
Penggunaaan Garam, Gula dan Penyedap
Penggunaan Bumbu dan Rempah
Cara Menyimpan Makanan Bayi
Cara Mencairkan dan Memanaskan Makanan Bayi
Tips Menghindari Bahaya Tersedak Makanan

Penjelasannya silakan klik pada masing-masing topik

Baca Selengkapnya (Read More)......

Tips Menghindari Bahaya Tersedak Makanan

Kenali makanan yang bisa mengakibatkan anak Anda tersedak, biasanya makanan keras, halus, licin, kenyal, dan bulat penuh. Misalnya: anggur, permen, kacang goreng, buah beri, buah ceri, popcorn, sosis, potongan daging (misalnya sate), buah berbiji, buah atau sayuran mentah dan juga selai kacang. Perkenalkan jenis-jenis makanan tersebut sesuai usia yang direkomendasikan. Selalu awasi anak saat makan, untuk menghindari bahaya tersedak saat makan. Jangan makan dan memberikan makanan di dalam mobil atau kendaraan lain yang sedang bergerak. Potong makanan sesuai ukuran dan kemampuan anak. Jika anak sudah memiliki beberapa buah gigi, pastikan makanan yang diberikan lunak dan mudah dikunyah. (WM/DS/PP)



Sumber:
· *Feeding Infants Guide - Nutrition Team @ the USDA - p88
· Fast Tips for Safe Food Prep
· FDA - Consumer Food Safety
· USDA-NAL Food Safety Links - Food Safety Research Information Office
· Safely Preparing Homemade Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/tip27May.htm
· Pureeing & Storing Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/pureestore.htm
· Making Your Own Baby Food, http://www.askdrsears.com/html/3/T032300.asp
· Parents’ Survival Guide to Transitional Feeding, The Institute of Pediatric Nutrition

Baca Selengkapnya (Read More)......

Cara Mencairkan dan Memanaskan Makanan

Untuk mencairkan makanan secara perlahan, tempatkan (porsi) makanan yang akan dikonsumsi anak Anda hari itu dalam kulkas (bukan bagian pembeku). Makanan akan mencair dalam beberapa jam.
Untuk mencairkan makanan secara cepat, gunakan steamer atau pemanas elektrik atau letakkan makanan beku dalam pinggan tahan panas, rendam pinggan dalam wadah berisi air panas atau dalam panci lalu panaskan dengan api kecil.
Apabila harus menghangatkan makanan menggunakan microwave, perhatikan bahwa panasnya merata sehingga terhindar dari hot pockets (panas di sebagian tempat saja). Caranya, panaskan makanan lalu aduk-aduk rata, panaskan lagi sebentar. SebelumTes Jika Anda menggunakan microwave untuk mencairkan atau memanaskan makanan, pastikan Anda mengaduk rata makanan untuk menghindari hot pockets (bagian tertentu panas sementara bagian lain tidak panas). Apapun metode memanaskan dan mencairkan makanan yang Anda gunakan, aduklah makanan dengan rata dan cicipi menggunakan jari Anda agar memastikan makanan tersebut tidak terlalu panas untuk anak Anda. Sebelum mengidangkan makanan, teteskan sedikit makanan pada jari Anda untuk memastikan makanan tidak terlalu panas sehingga tidak membakar lidah dan mulut anak.


Sumber:
· *Feeding Infants Guide - Nutrition Team @ the USDA - p88
· Fast Tips for Safe Food Prep
· FDA - Consumer Food Safety
· USDA-NAL Food Safety Links - Food Safety Research Information Office
· Safely Preparing Homemade Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/tip27May.htm
· Pureeing & Storing Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/pureestore.htm
· Making Your Own Baby Food, http://www.askdrsears.com/html/3/T032300.asp
· Parents’ Survival Guide to Transitional Feeding, The Institute of Pediatric Nutrition

Baca Selengkapnya (Read More)......

Cara Menyimpan Makanan Bayi

Untuk menghemat waktu dan tenaga dalam penyiapan makanan bayi, kita bisa memasak dalam jumlah agak banyak. Cara penyimpanannya: setelah dimasak, dinginkan makanan lalu tuang ke dalam blok es (cetakan es batu) lalu bekukan. Setelah beku, keluarkan dari cetakan, lalu masukkan 2-3 potong (sesuaikan untuk 1 porsi) ke dalam kantong plastik ukuran kecil. Apabila akan disajikan, keluarkan sejumlah sesuai kebutuhan.

· Jangan pernah menyimpan sisa makanan dari piring bayi (misalnya sisa makan siang disimpan dan diberikan lagi malamnya). Selalu ambil porsi sedikit saja sesuai kebutuhan perut bayi kita. Bekas air liur bayi yang menempel di sendok (lalu piring) dapat menjadi asal tumbuh kembangnya bakteri.
· Agar tidak mubazir, ambil makanan dalam porsi sedikit. Jika memerlukan tambahan, ambil makanan dari wadahnya menggunakan sendok yang bersih.
· Jangan pernah meninggalkan makanan yang belum ataupun sudah dimasak di atas meja dengan suhu ruangan lebih dari 1 jam.
· Tempelkan label yang bertuliskan keterangan isi dan tanggal pada kemasan sebelum memasukkannya dalam pembeku. Atur kemasan sedemikian rupa agar yang berada di deretan terdepan/atas adalah kemasan makanan yang paling lama.
· Makanan beku harus berada pada temperatur 0 derajat atau kurang dari 0 derajat.
· Makanan di dalam freezer memiliki waktu penyimpanan yang bervariasi, dari 1 sampai 3 bulan; namun sebaiknya makanan bayi yang sudah dibekukan digunakan dalam waktu maksimal 1 bulan.
· Makanan beku yang sudah dicairkan tidak boleh dibekukan kembali tanpa dimasak terlebih dahulu.
· Makanan yang sudah disiapkan dan dimasak harus disimpan di lemari es maksimal 48 jam, setelah itu harus langsung dimakan atau dibekukan atau dibuang.
· JANGAN PERNAH MEMBEKUKAN MAKANAN DALAM WADAH KACA
Botol bekas makanan bayi tidak dibuat untuk dibekukan di lemari es. Wadah yang tidak secara khusus dibuat untuk pembekuan kemungkinan akan retak dan meninggalkan serpihan2 yang teramat sangat kecil, selain itu juga ada kemungkinan botol tersebut bisa pecah secara tiba-tiba. Walaupun banyak orang tetap menggunakan botol bekas tersebut, kami tidak menyarankan penggunaannya dengan alasan apapun! Lagipula, anda kan membuat sendiri makanan bayi karena anda ingin bayi anda dengan alasan kesehatan dan agar dia mendapatkan nutrisi terbaik; lalu mengapa anda mengambil resiko dengan membekukan makan di dalam botol tersebut? Di pasaran banyak terdapat botol kaca yang memang dibuat untuk disimpan di freezer dan wadah-wadah tersebut sama sekali tidak berbahaya.


Sumber:
· *Feeding Infants Guide - Nutrition Team @ the USDA - p88
· Fast Tips for Safe Food Prep
· FDA - Consumer Food Safety
· USDA-NAL Food Safety Links - Food Safety Research Information Office
· Safely Preparing Homemade Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/tip27May.htm
· Pureeing & Storing Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/pureestore.htm
· Making Your Own Baby Food, http://www.askdrsears.com/html/3/T032300.asp
· Parents’ Survival Guide to Transitional Feeding, The Institute of Pediatric Nutrition

Baca Selengkapnya (Read More)......

Kamis, Desember 22, 2011

Penggunaan Bumbu dan Rempah-Rempah pada MPASI

Mungkin anda sudah sering mendengar, “Jangan tambahkan gula atau garam pada makanan bayi”.
Bagaimana dengan menambahkan bumbu-bumbu yang lain untuk membangkitkan selera makan bayi anda? Dalam topik ini kita akan membahas mengenai penambahan bumbu dapur pada makan bayi buatan anda.
Saat anda membuat makanan sendiri untuk bayi anda, anda melakukannya untuk berbagai alasan yang bersifat pribadi. Salah satu dari alasan yang biasa dikemukakan oleh para orang tua yang membuat makanan sendiri untuk bayi mereka adalah karena mereka dapat mengendalikan apa yang dimakan oleh bayi mereka. “Kendali” ini dimaksudkan agar bayi anda memakan makanan yang sehat dan bergizi tanpa ada tambahan penyedap atau pengawet yang biasanya terdapat di dalam makanan instan. Zat tambahan ini biasanya dimasukkan ke dalam makanan pada berbagai variasi “Makanan Tahap 2”, “Makanan penutup”, “Makanan Tahap 3” dan “Makanan untuk batita”.
Bila anda membaca label yang ada pada makanan-makanan seperti ini, anda mungkin akan bertanya-tanya, “Bila di dalam makanan instan ini terdapat gula dan kayu manis, mengapa saya tidak boleh menambahkan sedikit bumbu tersebut ke dalam makanan buatan saya?” Kami memang tidak menganjurkan penambahan gula atau garam di dalam makanan buatan anda, tapi kami menganjurkan untuk menambahkan bahan-bahan lain untuk menambah rasa pada makanan bayi buatan anda.
Sering kali bila kita memikirkan bumbu penyedap untuk makanan yang kita buat, yang terpikirkan adalah gula dan garam. Para orang tua jarang sekali berpikir untuk menambahkan bumbu dan rempah seperti :
· Kunci
· Lengkuas
· Salam
· Daun Jeruk
· Kunyit
· Ketumbar
· Vanila
· Lada
· Bawang putih
· Bawang merah
· Bawang bombay
· Jahe
· Kayu manis
· Pala
· Adas
· Bumbu asing: Rosemary, oregano, Mint
· Dll

Bumbu rempah seperti tersebut di atas ini bisa ditambahkan pada makanan bayi anda!
Perkenalkanlah bumbu rempah pada bayi anda sehingga pengenalan makanan keluarga seperti yang biasa anda masak tidak perlu harus ditunda sampai bayi anda berusia batita. Sebagian besar dokter spesialis anak akan merekomendasikan penundaan sampai bayi berusia 8 bulan atau lebih sebelum diperkenalkan pada bumbu rempah. Rekomendasi ini lebih bertujuan untuk menghindari terjadinya gangguan pada pencernaan dibandingkan untuk menghindari reaksi alergi. Seperti bila anda memperkenalkan makanan baru yang lain, para orang tua diharapkan dapat menerapkan aturan “tunggu selama 4 hari” saat memperkenalkan bumbu rempah.
Perlu diingat, bumbu-bumbu yang menyengat seperti lada, cabe bubuk dan cabe sebaiknya dihindari dulu sampai anak berusia di atas 1 tahun. Seperti biasa, kami merekomendasikan agar anda mendiskusikan secara menyeluruh dengan dokter spesialis anak anda mengenai pengenalan dan penggunaan bumbu rempah ini.
(WM/DS/PP)

Sumber:
· *Phytochemical Database
· Natural Health @ Suite 101
· Herb Info at wholefoods
· Safely Preparing Homemade Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/tip27May.htm

Baca Selengkapnya (Read More)......

Penggunaan Garam, Gula dan Penyedap pada MPASI

Jangan pernah memberi garam (maupun bumbu penyedap lainnya: kaldu bubuk, gula, dll) pada makanan bayi kita. Pemberian garam (yang mengandum sodium) terlalu dini kepada bayi bisa menyebabkan ginjal mereka rusak. Selain itu, pada saat mereka dewasa, mereka lebih mudah terkena hypertensi (tekanan darah tinggi).
INGAT: Bayi tidak mengenal definisi hambar karena mereka baru belajar mengenai rasa. Kalau kita membiasakan pemberian makanan non-hambar sejak dini, bayi pun akan gampang menolak makanan yang cenderung hambar saat dia dewasa. Perhatikan saja kita sendiri, makan apapun selalu diberi ekstra garam, atau ekstra sambal, atau ekstra gula, atau ekstra kecap dan bahkan ekstra vetsin! (WM/DS/PP)

Sumber:
Safely Preparing Homemade Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/tip27May.htm

Baca Selengkapnya (Read More)......

Peralatan Memasak MPASI Yang Dibutuhkan

BLENDER: Untuk membuat makanan yang semi cair atau puree yang lembek, smoothies, minuman yang mengandung es, sup-supan.
FOOD PROCESSOR: Untuk membuat berbagai jenis makanan semi padat dan padat (puree), memotong, menumbuk, mengiris bahkan membuat adonan bila diperlukan.
STICK MIXER: Membuat puree dalam jumlah sedikit atau makanan sedap sekejap
GRINDER (Penggiling): Untuk membuat puree dalam jumlah sedikit atau makanan sedap sekejap
KOTAK PEMBUAT ES BATU (atau wadah penyimpan di lemari pembeku) : Membekukan makanan
KANTONG PLASTIK : Menyimpan makanan yang sudah dibekukan
SARINGAN : Menyaring air dari makanan yang sudah dimasak
KUKUSAN : Untuk mengukus sayur dan buah-buahan
TUMBUKAN : Untuk menumbuk sayur dan buah-buahan sesuai kebutuhan bayi, dari bentuk yang paling lumat sampai bentuk yang paling kasar SPIDOL TAHAN AIR : Untuk menulis pada label di kantong plastik berisi makanan beku, tanggal dan jenis makanan yang disimpan. (WM/DS/PP)

Sumber: Tools You Need, http://www.wholesomebabyfood.com/tools.htm

Baca Selengkapnya (Read More)......

Jumat, Desember 16, 2011

Cara Membuat dan Menyimpan Puree

BAGAIMANA CARA MEMBUAT PUREE

1. Mulailah dengan memasak sayuran/buah dengan cara mengukus, memanggang, merebus atau menggunakan microwave. Mengukus dapat menjaga kadar nutrisi pada makanan. Memanggang, merebus dan tim memungkinkan untuk pembuatan makanan dalam jumlah besar sekaligus. Microwave bisa digunakan bila anda menggunakan peralatan masak berukuran kecil atau membuat puree dalam jumlah yang sedikit.

2. Angkat sayur/buah tersebut dan masukkan ke dalam alat yang akan digunakan untuk membuat puree.

3. Sisihkan air yang digunakan untuk memasak sayur/buah tadi. Air ini bisa ditambahkankan ke dalam puree. Menambahkan air ini juga bisa membantu menjaga agar kandungan nutrisi yang larut pada proses pemasakan awal dapat tetap digunakan.

4. Nyalakan mesin pembuat puree untuk menghaluskan sayuran/buah.

5. Sambil menghaluskan, tambahkan cairan bekas masak atau air putih. Selain itu, anda juga bisa menggunakan susu formula atau ASI. Penambahan ini selain bisa menambah kandungan nutrisi juga membuat bayi mengecap ada rasa yang sudah dikenalnya.

METODE PENYIMPANAN PUREE

1. Setelah anda mendapatkan puree yang lezat, pindahkan puree tersebut ke dalam wadah es batu untuk penyimpanan di freezer.

2. Isi setiap kotak dengan puree, seperti anda mengisi wadah tersebut dengan air untuk membuat es batu

3. Tutup wadah tersebut dengan plastik (bisa juga digunakan kertas timah, walaupun kami tidak menyarankannya karena serpihan timah tersebut bisa saja jatuh ke dalam makanan.

4. Apabila puree tersebut telah beku, keluarkan wadah es dari freezer dan masukkan kotak-kotak puree tadi ke dalam kantong plastik untuk kemudian kembali dibekukan.

5. Pastikan anda telah memberi label yang menunjukkan tanggal pembuatan dan bahan pembuat puree pada kantong plastik tersebut. Makanan yagn telah dibekukan harus digunakan paling lambat satu bulan setelah dibekukan.

6. Saat memberikan makan pada bayi, anda tinggal mengambil beberapa kotak puree sesuai kebutuhan, cairkan kemudian panaskan kembali. Bila perlu makanan tidak usah dipanaskan melainkan disajikan pada suhu ruangan. Bila anda menggunakan microwave untuk mecairkan/memanaskan, jangan lupa untuk mengaduk makanan agar panas merata.

7. Bila anda tidak ingin menggunakan microwave untuk melelehkan makanan, anda bisa menurunkan makanan dari freezer ke lemari es dan menyimpannya disana sepanjang malam (pastikan makanan tersebut berada dalam wadah tertutup, bukan di mangkok yang terbuka). Anda juga bisa letakkan makanan beku di dalam mangkok kecil dan meletakkan mangkok tersebut di dalam mangkok besar yang berisi air panas. Dengan metode ini makanan beku akan leleh dalam waktu 10-20 menit. (WM/DS/PP)

Sumber:
· Pureeing and Storing Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/pureestore.htm
· Safely Preparing Homemade Baby Food,
http://www.wholesomebabyfood.com/tip27May.htm

Baca Selengkapnya (Read More)......

Cara Memasak

Bila kita berkelana ke dunia masak memasak khususnya makanan bayi, salah satu pertanyaan yang paling sering ditanyakan adalah, “Bagaimana sebaiknya saya memasak makanan untuk makanan bayi saya?”
Kami telah menyusun garis besar dari berbagai cara memasak makanan dan bagaimana cara masak yang digunakan dapat mempengaruhi kandungan nutrisi di dalam makanan.

MENGUKUS – Ini adalah salah satu cara memasak yang paling disukai. Dengan cara ini, nutrisi yang hilang dapat diminimalisir. Makanan yang dikukus lebih banyak mengandung vitamin dan mineral dibandingkan yang direbus, sayuran dan buah yang dikukus warnanya lebih terang daripada yang direbus. Sisa air yang ada dapat disimpan dan digunakan untuk campuran puree.

MEREBUS DAN TIM – Kekurangan dari cara ini adalah dapat menyebabkan hilangnya nutrisi (terutama vitamin (B & C) dan mineral yang mudah larut). Kehilangan ini dapat diatasi dengan mengurangi jumlah air yang digunakan untuk memasak. Air sisa rebusan dapat disimpan dan digunakan untuk puree.

MEMANGGANG – Memanggang adalah memasak dengan menggunakan panas yang terdapat di dalam oven. Kelebihannya – bisa memasak dalam jumlah yang banyak. Nutrisi yang hilang sedikit dan makanan bisa dicerna dengan mudah.

MEMASAK DENGAN MICROWAVE – Kekurangannya adalah hanya bisa memasak dalam jumlah sedikit. Rasa dan nilai nutrisi yang ada dalam sayuran sangat baik dibandingkan dengan cara yang lain.

MENGGORENG – Goreng masakan hanya bila diperlukan. Menggoreng dengan sedikit minyak lebih baik daripada menggoreng dengan banyak minyak. Menggoreng dengan minyak yang banyak pada suhu yang tinggi dapat memproduksi zat kimia beracun seperti peroksida, aldehid, keton, hidroperoksida, cyclic monomeres dan lain-lain. Akan lebih baik lagi bila tidak menggunakan minyak bekas pakai.

MEMASAK DENGAN PRESSURE COOKER – Hilangnya nutrisi bisa dikurangi dengan cara ini karena hanya menggunakan sedikit air.

DIBAKAR – Kekurangan metode ini adalah bila makanan dibakar dengan menggunakan arang dan api, maka bisa menimbulkan efek karsiogenik.

Untuk buah dan sayuran – Mengukus adalah metode yang paling disukai, kemudian diurutan kedua adalah merebus dengan sedikit air. Untuk bahan makanan jenis kentang dapat dipanggang selain juga ditim. Anda juga dapat menggunakan microwave untuk memasak bila suka – hanya saja bila masak dengan microwave biasanya kita tidak bisa memasak sekaligus dalam jumlah banyak.

Untuk daging – dipanggang adalah metode yang disukai karena sebagian besar nutrisinya bisa tetap terjaga. Biasanya, puree daging lebih baik dicampur dengan air putih karena kaldu yang berasal dari daging sendiri rasanya terlalu keras untuk bayi. Bila anda merebus daging di dalam air kemudian airnya anda buang, berarti anda juga membuang sebagian nutrisi yang terdapat di dalam daging yang anda rebus tadi. (WM/DS/PP)

Sumber: Cooking Metods, http://www.wholesomebabyfood.com/cooking.htm

Baca Selengkapnya (Read More)......

Cara Mempersiapkan Masakan

Makanan bayi buatan sendiri adalah pilihan yang lebih sehat dibandingkan dengan makanan bayi instan. Anda dapat dengan mudah dan aman menyiapkan sendiri makanan bayi dengan cepat dan tanpa susah payah. Hasil akhirnya adalah berbagai macam rasa dan jenis makanan yang tidak akan anda dapatkan bila anda membeli makanan botolan.

Hal lain yang tidak anda dapatkan bila anda membuat sendiri makanan bayi anda adalah alat pembersih dan pensterilan yang sesuai standar industri. Agar bayi dan batita Anda sehat, maka Anda harus memperhatikan keamanan dan kebersihan proses persiapan, penyimpanan dan pemberian makanan, hal ini disebabkan karena:
· Kuman, baik dalam bentuk jamur, spora dan bakteri, dapat menyebabkan penyakit serius pada anak segala usia, terlebih lagi bayi dan batita, dimana mereka lebih rentan dan beresiko terkena penyakit-penyakit infeksi, termasuk infeksi gastrointestinal dan juga diare. · Kadang kita tidak bisa mengetahui apakah makanan sudah terkontaminasi hanya dengan mengamati bau, rasa atau bentuk makanan.
· Permukaan dapur dan peralatan masak dan makan dapat terkontaminasi kuman yang berasal dari makanan yang disiapkan untuk anggota keluarga lainnya.

Tapi hal ini bukan berarti anda tidak bisa menjaga makanan bayi buatan anda dari bakteri patogen dan hal-hal lain yang tidak Anda inginkan. Di bawah ini ada beberapa hal yang relatif mudah dan cepat yang dapat anda lakukan untuk memastikan keamanan makanan bayi buatan anda.

Mempersiapkan Peralatan:

Pastikan bahwa peralatan yang anda gunakan seperti, panci, kuali, talenan dan blender/food processor telah dibersihkan dengan baik; lebih baik lagi bila menggunakan sabun anti bakteri (menggunakan sabun anti bakteri yang natural adalah pilihan yang terbaik dibandingkan dengan pembersih biasa). Jangan pernah menggunakan talenan yang sama untuk memotong daging dan buah/sayuran. Anda harus memiliki satu talenan khusus untuk memotong daging, dan satu lagi khusus untuk memotong buah/sayuran.

Persiapan Untuk Memasak:

Buah dan sayuran: Jangan pernah lupa untuk membasuh dan mencuci buah dan sayuran yang akan anda gunakan untuk memasak makanan bayi. Meskipun anda tidak akan menggunakan kulitnya, atau bahkan bila yang anda gunakan adalah sayuran organik, anda harus selalu membersihkan bahan-bahan yang akan anda gunakan.

Mengupas kulit, membersihkan mata atau membuang biji sangat penting untuk dilakukan sebelum mulai memasak. Akan tetapi ada beberapa pengecualian dimana anda tidak perlu mengupas kulit, membersihkan mata atau membuang biji; pengecualian ini akan terjadi pada saat yang berbeda tergantung pada umur bayi anda, buah/sayuran yang akan anda masak dan dengan cara apa anda akan memasak bahan-bahan tersebut.

Menggunakan talenan yang terbuat dari kayu lebih aman daripada menggunakan talenan plastik, karena bakteri pada talenan kayu lebih mudah dibersihkan daripada bakteri pada talenan plastik.

Daging: Bila anda menggunakan bahan daging, anda harus selalu mencuci tangan anda atau menggunakan sarung tangan plastik bila mungkin.

Apabila anda selesai menyiapkan daging dan akan menyiapkan bahan makanan yang lain, selalu cuci tangan anda terlebih dahulu sebelum anda memegang bahan lain. Selalu cuci tangan anda setelah anda memegang daging, terutama bila anda baru saja memegang produk unggas – termasuk telur ayam.

Jangan gunakan wajan atau panci yang telah atau akan digunakan untuk memasak buah atau sayuran. Menggunakan talenan yang terbuat dari kayu lebih aman daripada menggunakan talenan plastik, karena bakteri pada talenan kayu lebih mudah dibersihkan daripada bakteri pada talenan plastik.

Cairkan daging di dalam lemari es atau dalam microwave dan jangan pernah meninggalkannya untuk mencair pada suhu ruangan! Jangan pernah berikan daging, ayam, ikan dan telur mentah atau setengah matang pada bayi anda. Dengan kata lain, bayi dan bahkan balita harus menggunakan daging yang sudah matang.

Untuk memastikan kemananan yang terbaik, semua daging contohnya daging unggas, daging merah, termasuk juga daging ikan, harus dimasak sebagai berikut*:
· Masak semua daging dengan suhu minimal 160! Fahrenheit. Periksa temperatur dengan termometer daging.
· Masak daging unggas putih dengan suhu setidaknya 170 ! Fahrenheit dan daging unggas merah dengan suhu setidaknya 180! Fahrenheit untuk kematangannya. Cek temperatur dengan termometer daging.
· Masak daging ikan dengan suhu 160! Fahrenheit . Cek temperatur dengan termometer daging. (WM/DS/PP)

Sumber:
Safely Preparing Homemade Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com/tip27May.htm

Baca Selengkapnya (Read More)......

Keuntungan Membuat Sendiri Makanan Bayi Dan Batita

Sebagai orangtua, Anda pasti ingin menyediakan yang terbaik untuk bayi dan batita Anda. Riset menunjukkan bahwa bayi yang diberi makanan bergizi dengan komposisi yang sehat, tumbuh menjadi anak yang kuat dan mudah beradaptasi soal makanan dibandingkan dengan anak yang diberikan makanan dengan komposisi yang kurang baik. Membuat makanan bayi di rumah adalah hal yang mudah, murah dan bergizi untuk memastikan bahwa anak-anak anda mendapatkan keuntungan tersebut. Banyak orang yang tidak menyadari bahwa membuat sendiri makanan bayi di rumah mempunyai banyak keuntungan, yaitu:
1. Anda memiliki kendali penuh atas apa yang akan dimakan oleh anak anda.
2. Anda menanamkan kebiasaan makan yang sehat sejak dini.
3. Makanan buatan sendiri lebih bergizi dan bebas zat-zat aditif.
4. Makanan buatan sendiri lebih variatif
5. Mudah
6. Hemat
7. Makanan buatan sendiri jauh lebih lezat dari makanan instan.

Penjelasan:

1. Anda memiliki kendali penuh atas apa yang akan dimakan oleh anak anda.
Sebagai orang tua, anda pasti ingin mengetahui apa yang dimakan oleh bayi anda. Seperti juga anda ingin adanya kepastian menyangkut keaslian, keamanan, kualitas dan tekstur dari isi makanan bayi anda. Dengan menyiapkan sendiri makanan anak, maka Anda dapat memegang kendali atas apa yang dimakan oleh anak Anda dan Anda juga memiliki pengetahuan atas apa yang dimasukkan ke dalam makanan bayi anda. Semakin Anda terlibat dalam proses penyiapan makanan untuk bayi anda, semakin besar kemungkinan Anda bisa memupuk kebiasaan makan yang sehat. Selain itu, Anda memberikan makan yang sesuai dengan kebutuhan dan keperluan bayi anda. Dan karena anda yang memegang kendali atas tekstur dan isi dari makanan bayi anda, Andalah yang paling tahu apa yang paling baik untuk bayi anda.

2. Anda menanamkan kebiasaan makan yang sehat sejak dini.
Dengan memberikan makanan sehat pada bayi anda sejak dini, berarti anda telah memperkenalkan kebiasaan makan yang baik untuk seluruh keluarga anda. Masyarakat Indonesia telah berubah menjadi komunitas yang gemar makanan fast food yang kaya lemak dan kolesterol tapi miskin gizi dan serat. Angka obesitas meningkat sampai pada level epidemik diantara anak-anak, remaja dan orang dewasa. Apabila trend saat ini terus berlangsung, obesitas akan menjadi penyebab utama kematian yang bukan karena penyakit di negeri ini, menggantikan posisi rokok. Salah satu penyebab utama kasus kelebihan berat pada anak-anak dan orang dewasa adalah kebiasaan makan yang kurang baik. Kebiasaan makan yang kurang baik secara langsung dihubungkan dengan beberapa masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung koroner, darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes dan beberapa jenis kanker.

3. Makanan buatan sendiri lebih bergizi dan bebas zat-zat aditif.
Vitamin dan nutrisi lain sangat penting bagi bayi anda. Untuk tiga tahun kedepan, bayi anda akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat cepat. Untuk itu penting sekali baginya untuk diberikan asupan makanan yang sehat dan bergizi agar dapat memaksimalkan proses tumbuh kembangnya.
Makanan bayi instan mengandung tambahan garam, gula, penambah rasa, atau bahan-bahan lain yang tidak dibutuhkan dan bahkan tidak tepat untuk bayi Anda. Bahkan bahan-bahan tambahan ini dapat melarutkan kandungan nutrisi dari makanan tersebut dan tidak memberikan manfaat apapun bagi kesehatan bayi Anda dan dimasukkan dalam adonan makanan untuk menambah rasa, tekstur dan memperbanyak jumlah porsi yang dihasilkan. Anda bisa melihat perbedaan rasa, warna dan kandungan gizi suatu jenis makanan bayi instan yang dibuat oleh produsen yang berbeda. Misalnya bubur susu apel atau nasi tim ayam merek A pasti memiliki rasa, warna dan angka kandungan nutrisi yang berbeda dibandingkan jenis makanan sama dengan merek B, C dan merek-merek lainnya. Dan bubur susu apel atau nasi tim ayam buatan Anda sendiri, pasti jauh lebih lezat, menarik dan bergizi tinggi. Dengan menyiapkan dan memasak sendiri, Anda bisa memastikan bahwa bayi Anda mendapatkan makanan yang dibutuhkannya.

4. Makanan buatan sendiri lebih variatif
Makanan bayi cepat saji dibuat untuk memenuhi selera pasar, sehingga variasinya sangat sedikit. Variasi adalah kunci dari menu seimbang, yang merupakan komponen inti dari makanan yang sehat dan bergizi. Dengan banyaknya pilihan yang terdapat di bagian bahan makanan segar maupun beku, tidak ada alasan bayi anda harus mengikuti apa yang dianggap perusahaan pembuat sebagai makanan yang paling disukai. Keuntungan dari variasi makanan adalah:
Bayi anda akan terpapar pada rasa dan teksture yang lebih luas sehingga transisi ke makanan keluarga bisa berjalan dengan baik. Anda bisa membentuk selera makan bayi anda dan membantunya mempelajari rasa baru pada makanan yang baru dimasak, dengan demikian anak Anda tidak akan menjadi pemilih atau susah makan. Lebih jauh lagi, membuat sendiri makanan bagi bayi anda, membuat anda bebas menambahkan bumbu-bumbu dan mengkombinasikan rasa, sehingga waktu makan bagi bayi anda menjadi saat yang menyenangkan, semacam wisata boga.

5. Mudah
Membuat sendiri makanan bayi mudah dan tidak sesulit yang Anda dan orang lain bayangkan atau katakan. Begitu Anda mulai Anda akan menyadari betapa mudahnya mempersiapkan sendiri makanan bayi. Yang Anda butuhkan adalah peralatan masak yang biasa Anda gunakan, blender/food processor serta bahan makanan yang segar untuk membuat makanan yang sehat dan bergizi untuk anak Anda. Selain itu, untuk menghemat banyak waktu dan tenaga, kita bisa memasak dalam jumlah agak banyak. Setelah dimasak, dinginkan makanan lalu tuang ke dalam blok es (cetakan es batu) lalu bekukan. Setelah beku, keluarkan dari cetakan, lalu masukkan 2-3 potong (sesuaikan untuk 1 porsi) ke dalam kantong plastik ukuran kecil. Apabila akan disajikan, keluarkan sejumlah sesuai kebutuhan. Bisa dikombinasikan dengan jenis masakan lainnya (baik disajikan terpisah maupun dicampurkan).

6. Anda menghemat biaya.
Makanan bayi instan harganya lebih mahal karena mereka juga harus memperhitungkan biaya promosi dan distribusi. Membuat makanan bayi sendiri sangat hemat biaya, karena makanan bisa dibeli kapan saja, dengan mempergunakan bahan makanan lokal dan yang sering dikonsumsi keluarga.

7. Makanan buatan sendiri jauh lebih lezat dari makanan instan.
Walaupun bayi anda tidak memiliki indera pengecap layaknya orang dewasa, ia bisa mengecap rasa, mengenali warna dan bau. Makanan yang lezat adalah salah satu anugrah kehidupan dan bayi Anda berhak untuk menikmati kelezatan dan tekstur makanan rumahan seperti halnya Anda dan saya. Coba cicipi bubur ayam, nasi goreng, dan sup instan yang dijual di swalayan, walaupun praktis dan Anda tinggal menyeduh dengan air panas, rasa dan aromanya jauh dibandingkan makanan yang dimasak sendiri. Atau lakukan percobaan dengan hanya makan makanan kalengan dan instan selama 3 – 7 hari, Anda pasti merindukan kelezatan dan aroma makanan rumahan. Demikian halnya dengan makanan bayi. Jadi tunggu apa lagi?

Melihat bayi Anda menikmati makanan yang Anda buat sendiri merupakan suatu kepuasan tersendiri. Anda pun merasakan kepuasan dan kebanggaan telah memberikan bayi Anda persembahan berupa makanan yang sehat dan bergizi. (WM/DS/PP)

Sumber:
· Homemade Baby Food, A Fresh Start To Healthy Eating,
http://www.freshbaby.com/healthy_eating/benefits.cfm
· Why Make Homemade Baby Food, http://www.wholesomebabyfood.com
· Making Your Own Baby Food, http://www.askdrsears.com/html/3/T032300.asp
Sumber:

Baca Selengkapnya (Read More)......

Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI (5)

Perhatikan Bahan Makanan Untuk Bayi Anda!

Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya bayi Anda, maka keingintahuannya makin besar untuk mengambil makanan dari piring Anda – dan Anda akan lebih tertantang untuk mengenalkan variasi makanan kepadanya. Namun tidak semua makanan aman bagi anak Anda. Ada yang dapat menimbulkan bahaya tersedak, ada juga yang tidak baik bagi sistem pencernaan anak Anda yang masih berkembang, dan yang lainnya berpotensi sebagai pencetus alergi. (Beberapa keluarga cenderung lebih sensitif terhadap alergi dibandingkan keluarga lainnya. Jika keluarga Anda termasuk salah satunya, simak terus anjuran mengenai berapa lama menunda pemberian jenis makanan tertentu.) Berikut adalah jenis makanan yang dihindari berdasarkan tahapan usia anak.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 6 Bulan
Semua makanan cair maupun padat: American Academy of Pediatrics (AAP), WHO, UNICEF, dan hampir seluruh badan kesehatan serta dokter spesialis anak menganjurkan bahwa Anda memberikan ASI (atau susu formula) ke bayi Anda untuk 6 bulan pertama.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 8 Bulan
Makanan dengan kandungan nitrat yang tinggi: Makanan seperti ini dapat menyebabkan sindrom bayi biru*, sehingga AAP menganjurkan untuk berhati-hati dan menunggu hingga usia 8 bulan atau lebih sebelum Anda memasak sayuran yang memiliki kandungan nitrat yang tinggi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sayuran berdaun hijau dan sayuran berumbi. Kandungan nitrat pada sayuran berdaun hijau lebih tinggi dibandingkan sayuran berumbi. Contoh sayuran berdaun hijau adalah bayam, selada, brokoli, kale, kubis, dan sayuran hijau lainnya. Sedangkan sayuran berumbi contohnya adalah bit, wortel, dan buncis; serta daging-dagingan seperti hotdog, ham, bacon, bologna, dan salami.

Kuning Telur: Studi menunjukkan bahwa kuning telur yang dimasak hingga matang bisa diperkenalkan pada pola makan berimbang untuk bayi mulai usia 8 bulan tanpa menimbulkan tanda-tanda alergi dan meningkatnya kolesterol plasma. Namun karena risiko alergi makanan karena memakan putih telur, kebanyakan para pakar menganjurkan untuk tidak memberikan telur utuh ke anak-anak sebelum usia 12 bulan. Jadi Anda dapat memberikan telur rebus matang atau orak-arik telur/omelet selama Anda hanya menggunakan kuning telur (dan tentu saja susu formula, keju, dan mentega). Karena adanya risiko keracunan makanan akibat salmonella, pastikan untuk memasak kuning telur hingga benar-benar matang.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 9 Bulan
Keju dan yogurt: Keju dan yogurt sangat baik dan merupakan makanan dasar untuk pola makan anak yang sehat. AAP menganjurkan untuk mengenalkan yogury pada anak pada usia 9-12 bulan. Meskipun susu sapi sebaiknya dikonsumsi setelah usia 1 tahun sambil tetap mengkonsumsi ASI atau susu formula, yogurt lebih mudah dicerna dan merupakan makanan tambahan yang tepat. (Bayi yang berasal dari keluarga yang memiliki sejarah alergi protein susu, bukan intoleransi laktosa, sebaiknya menunggu hingga berusia 1 tahun). Gandum atau produk gandum: Kebanyakan bayi dapat mengkonsumsi gandum (seral, roti) ketika mereka berusia sekitar 6 hingga 8 bulan, namun gandum adalah pencetus alergi biji-bijian yang paling umum. Jadi jika Anda cemas mengenai kemungkinan alergi ini, sebaiknya memang ditunda hingga bayi Anda berusia 12 bulan.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 12 Bulan
Susu sapi: Tetap berikan ASI atau susu formula hingga bayi Anda berusia 1 tahun. Mengapa? Bayi Anda belum dapat mencerna protein dalam susu sapi sebelum berusia 1 tahun. Selain itu susu sapi tidak mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi dan justru mengandung mineral dalam jumlah yang dapat merusak ginjalnya.

Buah-buahan berasa masam dan berry: Memperkenalkan buah-buahan berasa masam dan berry sebelum usia 12 bulan dapat mencetuskan reaksi alergi, terutama jika ada bakat alergi di keluarga Anda.

Putih telur: Sekarang Anda dapat memberikan kuning telur ke bayi Anda, namun tunggulah hingga ia berusia 1 tahun sebelum memberikan putih telur yang kaya akan protein karena ada kemungkinan bayi Anda alergi terhadapnya. Bahkan jika memang ia berisiko tinggi terkena alergi, sebaiknya ditunda hingga ia berusia 2 tahun.

Madu dan sirup jagung: Kedua jenis makanan ini dapat menjadi tempat berkembangbiaknya spora Clostridium botulinum (botulisme) dan sebaiknya dihindari hingga bayi Anda setidaknya berusia 12 bulan. Saluran usus orang dewasa dapat mencegah tumbuhnya spora bakteri ini, namun pada bayi spora tersebut dapat tumbuh dan menghasilkan zat racun yang membahayakan jiwa.

Ikan: Ikan, terutama yang bertulang, dikenal sebagai pencetus alergi pada bayi. Seringkali dianjurkan untuk memberikan ikan hanya jika bayi berusia 1 tahun. Banyak yang menyarankan untuk menunggu hingga usia 3 tahun. Namun ada juga yang menyatakan bahwa ikan aman dikonsumsi bayi berusia 9-10 bulan. Alasan lain menunda pemberian ikan pada bayi adalah kandungan merkuri yang mungkin terdapat pada ikan. Saat pertama kali mengenalkan ikan, penting untuk memilih tipe ikan berdaging putih. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter anak Anda sebelum Anda memberikan ikan, terutama kerang-kerangan.

Kerang-kerangan: Yang termasuk kelompok ini adalah lobster, tiram, dll. Jenis ini dapat mencetuskan alergi dan menyebabkan reaksi alergi yang mematikan. Oleh karena itu para pakar menganjurkan untuk menunda pemberian kerang-kerangan hingga bayi Anda berusia 1 tahun. Kerang-kerangan sebaiknya tidak diberikan pada anak yang cenderung alergi hingga berusia 3 tahun atau lebih.

Selai kacang: Kacang merupakan pencetus alergi yang utama. Sebaiknya tunggulah hingga anak Anda berusia lebih dari 1 tahun sebelum Anda mengenalkan selai kacang. Jika Anda atau suami Anda alergi pada kacang, tunggulah hingga anak Anda berusia setidaknya 3 tahun sebelum diperkenalkan pada selai kacang. Kacang dan sejenisnya (seperti pecan dan walnut): Jika sepertinya bayi Anda berisiko terkena alergi, sebaiknya tunggulah hingga ia berusia 3 atay 4 tahun sebelum memberinya kacang; jika tidak ia dapat mulai mengkonsumsinya ketika ia berusia 12 bulan, selama diberikan dalam bentuk pure atau selai kacang. (Potongan kacang dapat menimbulkan risiko tersedak.) Pengenalan kacang dan sejenisnya berdasarkan usia bervariasi. Umumnya usia pengenalannya adalah:
· Setelah 1 tahun untuk anak yang tidak sensitif/alergi terhadap makanan;
· Setelah 2 tahun untuk anak yang sensitif/alergi terhadap makanan.

Jagung: Banyak yang mengatakan bahwa jagung sebaiknya diberikan setelah usia 12 bulan. Salah satu
alasannya adalah jagung berpotensi mencetuskan alergi. Alasan lainnya adalah jagung dapat menyebabkan
bahaya tersedak. Memperkenalkan jagung setelah usia 12 bulan sebagai makanan cemilan lebih tepat
dilakukan karena pada usia tersebut bayi seharusnya sudah dapat mengunyah pipilan jagung dengan benar.
Pada tahun pertama kehidupannya, penting bagi bayi untuk memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
Sebenarnya jagung hanya memiliki kandungan gizi sedikit. Sebagian besar massanya terdiri dari ampas dan
diangap sebagai makanan tanpa kalori. Sebaiknya memang menunggu pemberian jagung karena sebenarnya
jagung sulit dicerna dan cenderung akan dikeluarkan dalam bentuk yang sama saat dimakan.
Kedelai: Kandungan proteinnya yang tinggi membuat kedelai dapat mencetuskan alergi pada bayi. Banyak
bayi yang alergi susu juga akan bereaksi yang sama pada kedelai. Oleh karena itu penggunaan susu kedelai
untuk bayi yang alergi susu tidak dianjurkan. Satu-satunya cara untuk mencegah gejala yang berkaitan
dengan alergi pada kedelai adalah menghindari makanan yang bahan bakunya dari kedelai.
Makanan yang Dihindari Hingga Usia 24 Bulan
Coklat: Alergi coklat yang sebenarnya jarang ditemukan, dalam hal ini orang alergi pada bijih coklat.
Kebanyakan reaksi alergi terhadap coklat disebabkan intoleransi atau alergi pada satu atau lebih bahan atau
zat penambah pada coklat. Ini termasuk kedelai, lesitin, susu, sirup jagung, gluten, kacang, zat pemberi rasa
dan warna, yang juga merupakan pencetus alergi. Jika bukan bahan tersebut, kotoran tikus atau serangga
lainnya kadangkala ditemukan dalam coklat. Hindari pemberian coklat hingga anak Anda berusia 24 bulan.
Susu rendah lemak: Anak Anda masih membutuhkan kandungan lemak dan kalori yang tinggi dari susu
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Begitu ia berusia 24 bulan (dan tak memiliki masalah
perkembangan), Anda dapat mulai memberikan anak Anda susu dan hasil produksinya yang berlemak rendah.
Makanan yang menjadi pencetus alergi bagi orangtua si anak: Sebaiknya tundalah pengenalan
makanan yang menjadi pencetus alergi bagi Anda dan suami/istri Anda. Jika Anda menyusui, hindarilah
memakan semua jenis kacang-kacangan dan mungkin telur serta susu agar dapat membantu menunda atau
mencegah alergi pada bayi Anda.
Bahaya tersedak: Daftar makanan berikut ini berbahaya karena bayi Anda belum memiliki gigi dan belum
menguasai sepenuhnya pergerakan mulut/lidah; memberikan makanan jenis ini terlalu awal dapat berisiko
tercekik. Dianjurkan untuk memberikan makanan di bawah ini hingga anak Anda berusia 2 atau 3 tahun.
· Hot dog: Saat Anda memberikan daging pada bayi Anda, ingatlah bahwa ia dapat dengan mudah
tersedak akibat potongan hotdog kecuali jika Anda memotongnya seukuran kecil. (Jika Anda
memberikan hot dog, cobalah yang untuk vegetarian sebagai alternatif makanan yang lebih sehat.)
· Potongan besar buah, sayur (matang atau mentah), atau daging: Yang teraman adalah yang
seukuran biji kapri.
· Buah-buahan dan sayuran keras dan mentah seperti wortel: Kebanyakan buah-buahan dan
sayuran sebaiknya dipotong-potong atau dimasak dalam ukuran kecil hingga bayi Anda berusia 12
bulan. Dengan demikian makanan tersebut tidak tersangkut di tenggorokan anak Anda. Hal yang sama
juga perlu dilakukan untuk celery dan buncis. Saat bayi Anda berusia 12 bulan, ia dapat mulai
memakan buah dan sayuran yang dipotong/dijus.
· Keju bongkahan: Potonglah keju hingga berbentuk sangat kecil atau serpihan
· Anggur utuh: Potonglah anggur, tomat ceri, dan melon dalam potongan kecil sebelum diberikan.
Buah yang utuh dapat tersangkut di tenggorokan anak Anda.
· Makanan yang kecil dan keras: Permen keras seperti gulali, kacang-kacangan (selain yang
ditumbuk halus), brondong jagung, permen loli, kismis dan buah-buahan kering lainnya, biji-bijian,
dan permen karet berpotensi menimbulkan bahaya tersedak.

Sumber:
· Alergi Makanan dan Anak, http://www.wholesomebabyfood.com/allergy.htm
· Makanan Pertama, http://www.kellymom.com/nutrition/solids/first-foods.html
· Makanan yang Perlu Diwaspadai, http://www.babycenter.com/refcap/baby/babyfeeding/9195.html
· Alergi Makanan pada Bayi,
http://www.yourbabytoday.com/babyplace/newbaby/newbaby_pediatrics/ped_food_allergies.html
· The Benefits of Yogurt for Infants and Toddlers:the Skinny and the Fat
oleh Vicki Koenig, MS, RD, CDN, http://www.stonyfield.com/Wellness/MooslettersDisplay.cfm?moos_id=44
· Jagung, http://www.wholesomebabyfood.com/tipcorn.htm
· Nitrat dan Makanan untuk Bayi, http://www.wholesomebabyfood.com/nitratearticle.htm
· Alergi telur dan makanan,
http://www.aecl.org/repositories/files/eggs%20and%20food%20allergies.pdf#search='infantseggs'
· Alergi kedelai, http://allergy.healthcentersonline.com/foodallergyintolerance/soyallergy.cfm
· Alergi coklat, http://allergy.healthcentersonline.com/foodallergyintolerance/chocolateallergies.cfm
· Alergi Telur http://allergy.healthcentersonline.com/foodallergyintolerance/eggallergies.cfm
· Sindroma bayi biru, http://www.ecifm.rdg.ac.uk/bluebabs.htm

Baca Selengkapnya (Read More)......