Top 5 Entri

Jumat, Desember 16, 2011

Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI (5)

Perhatikan Bahan Makanan Untuk Bayi Anda!

Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya bayi Anda, maka keingintahuannya makin besar untuk mengambil makanan dari piring Anda – dan Anda akan lebih tertantang untuk mengenalkan variasi makanan kepadanya. Namun tidak semua makanan aman bagi anak Anda. Ada yang dapat menimbulkan bahaya tersedak, ada juga yang tidak baik bagi sistem pencernaan anak Anda yang masih berkembang, dan yang lainnya berpotensi sebagai pencetus alergi. (Beberapa keluarga cenderung lebih sensitif terhadap alergi dibandingkan keluarga lainnya. Jika keluarga Anda termasuk salah satunya, simak terus anjuran mengenai berapa lama menunda pemberian jenis makanan tertentu.) Berikut adalah jenis makanan yang dihindari berdasarkan tahapan usia anak.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 6 Bulan
Semua makanan cair maupun padat: American Academy of Pediatrics (AAP), WHO, UNICEF, dan hampir seluruh badan kesehatan serta dokter spesialis anak menganjurkan bahwa Anda memberikan ASI (atau susu formula) ke bayi Anda untuk 6 bulan pertama.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 8 Bulan
Makanan dengan kandungan nitrat yang tinggi: Makanan seperti ini dapat menyebabkan sindrom bayi biru*, sehingga AAP menganjurkan untuk berhati-hati dan menunggu hingga usia 8 bulan atau lebih sebelum Anda memasak sayuran yang memiliki kandungan nitrat yang tinggi. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah sayuran berdaun hijau dan sayuran berumbi. Kandungan nitrat pada sayuran berdaun hijau lebih tinggi dibandingkan sayuran berumbi. Contoh sayuran berdaun hijau adalah bayam, selada, brokoli, kale, kubis, dan sayuran hijau lainnya. Sedangkan sayuran berumbi contohnya adalah bit, wortel, dan buncis; serta daging-dagingan seperti hotdog, ham, bacon, bologna, dan salami.

Kuning Telur: Studi menunjukkan bahwa kuning telur yang dimasak hingga matang bisa diperkenalkan pada pola makan berimbang untuk bayi mulai usia 8 bulan tanpa menimbulkan tanda-tanda alergi dan meningkatnya kolesterol plasma. Namun karena risiko alergi makanan karena memakan putih telur, kebanyakan para pakar menganjurkan untuk tidak memberikan telur utuh ke anak-anak sebelum usia 12 bulan. Jadi Anda dapat memberikan telur rebus matang atau orak-arik telur/omelet selama Anda hanya menggunakan kuning telur (dan tentu saja susu formula, keju, dan mentega). Karena adanya risiko keracunan makanan akibat salmonella, pastikan untuk memasak kuning telur hingga benar-benar matang.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 9 Bulan
Keju dan yogurt: Keju dan yogurt sangat baik dan merupakan makanan dasar untuk pola makan anak yang sehat. AAP menganjurkan untuk mengenalkan yogury pada anak pada usia 9-12 bulan. Meskipun susu sapi sebaiknya dikonsumsi setelah usia 1 tahun sambil tetap mengkonsumsi ASI atau susu formula, yogurt lebih mudah dicerna dan merupakan makanan tambahan yang tepat. (Bayi yang berasal dari keluarga yang memiliki sejarah alergi protein susu, bukan intoleransi laktosa, sebaiknya menunggu hingga berusia 1 tahun). Gandum atau produk gandum: Kebanyakan bayi dapat mengkonsumsi gandum (seral, roti) ketika mereka berusia sekitar 6 hingga 8 bulan, namun gandum adalah pencetus alergi biji-bijian yang paling umum. Jadi jika Anda cemas mengenai kemungkinan alergi ini, sebaiknya memang ditunda hingga bayi Anda berusia 12 bulan.

Makanan yang Dihindari Hingga Usia 12 Bulan
Susu sapi: Tetap berikan ASI atau susu formula hingga bayi Anda berusia 1 tahun. Mengapa? Bayi Anda belum dapat mencerna protein dalam susu sapi sebelum berusia 1 tahun. Selain itu susu sapi tidak mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan bayi dan justru mengandung mineral dalam jumlah yang dapat merusak ginjalnya.

Buah-buahan berasa masam dan berry: Memperkenalkan buah-buahan berasa masam dan berry sebelum usia 12 bulan dapat mencetuskan reaksi alergi, terutama jika ada bakat alergi di keluarga Anda.

Putih telur: Sekarang Anda dapat memberikan kuning telur ke bayi Anda, namun tunggulah hingga ia berusia 1 tahun sebelum memberikan putih telur yang kaya akan protein karena ada kemungkinan bayi Anda alergi terhadapnya. Bahkan jika memang ia berisiko tinggi terkena alergi, sebaiknya ditunda hingga ia berusia 2 tahun.

Madu dan sirup jagung: Kedua jenis makanan ini dapat menjadi tempat berkembangbiaknya spora Clostridium botulinum (botulisme) dan sebaiknya dihindari hingga bayi Anda setidaknya berusia 12 bulan. Saluran usus orang dewasa dapat mencegah tumbuhnya spora bakteri ini, namun pada bayi spora tersebut dapat tumbuh dan menghasilkan zat racun yang membahayakan jiwa.

Ikan: Ikan, terutama yang bertulang, dikenal sebagai pencetus alergi pada bayi. Seringkali dianjurkan untuk memberikan ikan hanya jika bayi berusia 1 tahun. Banyak yang menyarankan untuk menunggu hingga usia 3 tahun. Namun ada juga yang menyatakan bahwa ikan aman dikonsumsi bayi berusia 9-10 bulan. Alasan lain menunda pemberian ikan pada bayi adalah kandungan merkuri yang mungkin terdapat pada ikan. Saat pertama kali mengenalkan ikan, penting untuk memilih tipe ikan berdaging putih. Pastikan Anda berkonsultasi dengan dokter anak Anda sebelum Anda memberikan ikan, terutama kerang-kerangan.

Kerang-kerangan: Yang termasuk kelompok ini adalah lobster, tiram, dll. Jenis ini dapat mencetuskan alergi dan menyebabkan reaksi alergi yang mematikan. Oleh karena itu para pakar menganjurkan untuk menunda pemberian kerang-kerangan hingga bayi Anda berusia 1 tahun. Kerang-kerangan sebaiknya tidak diberikan pada anak yang cenderung alergi hingga berusia 3 tahun atau lebih.

Selai kacang: Kacang merupakan pencetus alergi yang utama. Sebaiknya tunggulah hingga anak Anda berusia lebih dari 1 tahun sebelum Anda mengenalkan selai kacang. Jika Anda atau suami Anda alergi pada kacang, tunggulah hingga anak Anda berusia setidaknya 3 tahun sebelum diperkenalkan pada selai kacang. Kacang dan sejenisnya (seperti pecan dan walnut): Jika sepertinya bayi Anda berisiko terkena alergi, sebaiknya tunggulah hingga ia berusia 3 atay 4 tahun sebelum memberinya kacang; jika tidak ia dapat mulai mengkonsumsinya ketika ia berusia 12 bulan, selama diberikan dalam bentuk pure atau selai kacang. (Potongan kacang dapat menimbulkan risiko tersedak.) Pengenalan kacang dan sejenisnya berdasarkan usia bervariasi. Umumnya usia pengenalannya adalah:
· Setelah 1 tahun untuk anak yang tidak sensitif/alergi terhadap makanan;
· Setelah 2 tahun untuk anak yang sensitif/alergi terhadap makanan.

Jagung: Banyak yang mengatakan bahwa jagung sebaiknya diberikan setelah usia 12 bulan. Salah satu
alasannya adalah jagung berpotensi mencetuskan alergi. Alasan lainnya adalah jagung dapat menyebabkan
bahaya tersedak. Memperkenalkan jagung setelah usia 12 bulan sebagai makanan cemilan lebih tepat
dilakukan karena pada usia tersebut bayi seharusnya sudah dapat mengunyah pipilan jagung dengan benar.
Pada tahun pertama kehidupannya, penting bagi bayi untuk memperoleh semua zat gizi yang diperlukan.
Sebenarnya jagung hanya memiliki kandungan gizi sedikit. Sebagian besar massanya terdiri dari ampas dan
diangap sebagai makanan tanpa kalori. Sebaiknya memang menunggu pemberian jagung karena sebenarnya
jagung sulit dicerna dan cenderung akan dikeluarkan dalam bentuk yang sama saat dimakan.
Kedelai: Kandungan proteinnya yang tinggi membuat kedelai dapat mencetuskan alergi pada bayi. Banyak
bayi yang alergi susu juga akan bereaksi yang sama pada kedelai. Oleh karena itu penggunaan susu kedelai
untuk bayi yang alergi susu tidak dianjurkan. Satu-satunya cara untuk mencegah gejala yang berkaitan
dengan alergi pada kedelai adalah menghindari makanan yang bahan bakunya dari kedelai.
Makanan yang Dihindari Hingga Usia 24 Bulan
Coklat: Alergi coklat yang sebenarnya jarang ditemukan, dalam hal ini orang alergi pada bijih coklat.
Kebanyakan reaksi alergi terhadap coklat disebabkan intoleransi atau alergi pada satu atau lebih bahan atau
zat penambah pada coklat. Ini termasuk kedelai, lesitin, susu, sirup jagung, gluten, kacang, zat pemberi rasa
dan warna, yang juga merupakan pencetus alergi. Jika bukan bahan tersebut, kotoran tikus atau serangga
lainnya kadangkala ditemukan dalam coklat. Hindari pemberian coklat hingga anak Anda berusia 24 bulan.
Susu rendah lemak: Anak Anda masih membutuhkan kandungan lemak dan kalori yang tinggi dari susu
untuk pertumbuhan dan perkembangan. Begitu ia berusia 24 bulan (dan tak memiliki masalah
perkembangan), Anda dapat mulai memberikan anak Anda susu dan hasil produksinya yang berlemak rendah.
Makanan yang menjadi pencetus alergi bagi orangtua si anak: Sebaiknya tundalah pengenalan
makanan yang menjadi pencetus alergi bagi Anda dan suami/istri Anda. Jika Anda menyusui, hindarilah
memakan semua jenis kacang-kacangan dan mungkin telur serta susu agar dapat membantu menunda atau
mencegah alergi pada bayi Anda.
Bahaya tersedak: Daftar makanan berikut ini berbahaya karena bayi Anda belum memiliki gigi dan belum
menguasai sepenuhnya pergerakan mulut/lidah; memberikan makanan jenis ini terlalu awal dapat berisiko
tercekik. Dianjurkan untuk memberikan makanan di bawah ini hingga anak Anda berusia 2 atau 3 tahun.
· Hot dog: Saat Anda memberikan daging pada bayi Anda, ingatlah bahwa ia dapat dengan mudah
tersedak akibat potongan hotdog kecuali jika Anda memotongnya seukuran kecil. (Jika Anda
memberikan hot dog, cobalah yang untuk vegetarian sebagai alternatif makanan yang lebih sehat.)
· Potongan besar buah, sayur (matang atau mentah), atau daging: Yang teraman adalah yang
seukuran biji kapri.
· Buah-buahan dan sayuran keras dan mentah seperti wortel: Kebanyakan buah-buahan dan
sayuran sebaiknya dipotong-potong atau dimasak dalam ukuran kecil hingga bayi Anda berusia 12
bulan. Dengan demikian makanan tersebut tidak tersangkut di tenggorokan anak Anda. Hal yang sama
juga perlu dilakukan untuk celery dan buncis. Saat bayi Anda berusia 12 bulan, ia dapat mulai
memakan buah dan sayuran yang dipotong/dijus.
· Keju bongkahan: Potonglah keju hingga berbentuk sangat kecil atau serpihan
· Anggur utuh: Potonglah anggur, tomat ceri, dan melon dalam potongan kecil sebelum diberikan.
Buah yang utuh dapat tersangkut di tenggorokan anak Anda.
· Makanan yang kecil dan keras: Permen keras seperti gulali, kacang-kacangan (selain yang
ditumbuk halus), brondong jagung, permen loli, kismis dan buah-buahan kering lainnya, biji-bijian,
dan permen karet berpotensi menimbulkan bahaya tersedak.

Sumber:
· Alergi Makanan dan Anak, http://www.wholesomebabyfood.com/allergy.htm
· Makanan Pertama, http://www.kellymom.com/nutrition/solids/first-foods.html
· Makanan yang Perlu Diwaspadai, http://www.babycenter.com/refcap/baby/babyfeeding/9195.html
· Alergi Makanan pada Bayi,
http://www.yourbabytoday.com/babyplace/newbaby/newbaby_pediatrics/ped_food_allergies.html
· The Benefits of Yogurt for Infants and Toddlers:the Skinny and the Fat
oleh Vicki Koenig, MS, RD, CDN, http://www.stonyfield.com/Wellness/MooslettersDisplay.cfm?moos_id=44
· Jagung, http://www.wholesomebabyfood.com/tipcorn.htm
· Nitrat dan Makanan untuk Bayi, http://www.wholesomebabyfood.com/nitratearticle.htm
· Alergi telur dan makanan,
http://www.aecl.org/repositories/files/eggs%20and%20food%20allergies.pdf#search='infantseggs'
· Alergi kedelai, http://allergy.healthcentersonline.com/foodallergyintolerance/soyallergy.cfm
· Alergi coklat, http://allergy.healthcentersonline.com/foodallergyintolerance/chocolateallergies.cfm
· Alergi Telur http://allergy.healthcentersonline.com/foodallergyintolerance/eggallergies.cfm
· Sindroma bayi biru, http://www.ecifm.rdg.ac.uk/bluebabs.htm

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar