Top 5 Entri

Jumat, Maret 19, 2010

Prinsip Pemberian Makanan Pendamping ASI (4)

Tingkatkan tekstur, frekuensi dan porsi makanan secara bertahap

Seiring dengan pertumbuhan anak antara 6 sampai 24 bulan, maka sesuaikan tekstur, frekuensi dan porsi makanan sesuai usia anak. Jangan lupa untuk melanjutkan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih dengan frekuensi sesuka bayi. Kebutuhan energi dari makanan hádala sekitar 200 kcal/hari untuk bayi usia 6-8 bulan, 300 kcal/hari untuk bayi usia 9-11 bulans, dan 550 kcal/hari untuk anak usia 12-23 bulan.



6 – 8 bulan
Jenis:
1 jenis bahan dasar (6 bulan)
2 jenis bahan dasar (7 bulan)
Tekstur:
Semi-cair (dihaluskan atau puree), secara bertahap kurangi campuran air sehingga menjadi semi-padat.
Frekuensi:
Makan Utama: 1-2x/hari
Camilan: 1 x/hari
Porsi: 1-2 sdt, secara bertahap ditambahkan.
ASI: Sesuka bayi

8 – 9 bulan
Jenis:
2-3 jenis bahan dasar (sajikan secara terpisah atau dicampur)
Tekstur:
Lunak (disaring) dan potongan makanan yg dpt digenggam dan mudah larut.
Frekuensi:
Makan Utama: 2-3x/hari
Camilan: 1x/hari
Porsi:
2-3 sdm makanan semi padat.
Potongan makanan seukuran sekali gigit.
ASI: Sesuka bayi
Susu & produk susu olahan:
Belum boleh susu sapi
½ slice keju cheddar
¼ cangkir yogurt utk bayi

9-12 bulan
Jenis:
3-4 jenis bahan dasar (sajikan secara terpisah atau dicampur)
Tekstur:
Kasar (dicincang) Makanan yang dipotong & dpt digenggam.
Frekuensi:
Makan Utama: 3x/hari
Camilan: 2x/hari
Porsi:
3-4 sdm makanan semi padat yang kasar.
Potongan makanan ukuran kecil/sekali gigit.
ASI: Sesuka bayi
Susu & produk susu olahan:
Belum boleh susu sapi
½ slice keju cheddar
¼ cangkir yogurt utk bayi

12 –24 bulan
Jenis:
Makanan Keluarga (tanpa garam, gula, penyedap, hindari santan dan gorengan)
Tekstur: Padat
Frekuensi:
Makan Utama: 3-4x/hari
Camilan: 2x/hari
Porsi: 5 sdm makanan atau lebih.
ASI: Sesuka bayi
Susu & produk susu olahan:
1-2 porsi susu sapi atau produk susu olahan

Makanan pertama sebaiknya adalah golongan beras dan sereal karena berdaya alergi rendah. Beras dan sereal disangrai dan dihaluskan menjadi tepung, tim dengan air secukupnya sampai matang, kemudian campurkan dengan ASI atau air matang untuk membentuk tekstur semi cair.

Secara berangsur-angsur perkenalkan sayuran yang dikukus dan dihaluskan dan kemudian buah yang dihaluskan, kecuali pisang dan alpukat matang, jangan berikan buah/sayuran mentah.

Setelah bayi dapat mentolerir beras/sereal, sayur dan buah dengan baik, berikan sumber protein (tahu, tempe, dg ayam, ati ayam & dg sapi) yang dikukus dan dihaluskan.

Setelah bayi mampu mengkoordinasikan lidahnya degan lebih baik, secara bertahap bubur dibuat lebih kental (kurangi campuran air), kemudian menjadi lebih kasar (disaring kemudian cincang halus), lalu menjadi kasar (cincang kasar) dan akhirnya bayi siap menerima makanan padat yang dikonsumsi keluarga.

Sejumlah jenis makanan harus ditunda pemberiannya karena merupakan pencetus alergi, sedangkan sejumlah jenis lainnya harus ditunda pemberiannya karena mempunyai kandungan dan bentuk yang berbahaya bagi anak di usia tertentu.

Sumber: Introducing solid foods: What you need to know, http://www.mayoclinic.com/invoke.cfm?id=PR00029
Parents’ Survival Guide to Transitional Feeding, The Institute of Pediatric Nutrition
Bayiku Anakku, dr Purnamawati S. Pujiarto Sp.Ak, M.Ped.

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar