Top 5 Entri

Kamis, Maret 25, 2010

Mengapa ASI Tidak Langsung Keluar Sejak Melahirkan?

Rumah sakit bersalin memberikan susu formula pada seorang bayi di hari-hari pertama hidupnya, dengan alasan bahwa "susu ibunya belum keluar". Meski sekilas tampak sebagai niatan baik dari pihak rumah sakit, sebenarnya tindakan ini tidak benar, bahkan, merupakan promosi terselubung susu formula. Saya prihatin sekali bahwa kerap kali rumah sakit tidak berperan dalam mendidik orangtua dalam pemberian ASI, bahkan dijadikan tangan untuk menjual susu formula.
Bagaimana fakta yang berkaitan dengan mitos "perlu susu formula pada hari-hari pertama melahirkan karena ASI belum keluar"?

Kapan susu mulai keluar?

Belum keluarnya ASI pada hari pertama kelahiran adalah sesuatu yang normal. Hari-hari pertama ditandai dengan keluarnya kolostrum dengan jumlah yang kecil tetapi sangat penting untuk antibodi bayi. ASI resminya baru keluar 2-3 hari sejak melahirkan. Bayi sendiri secara alami akan tahan selama 2-3 hari sejak lahir tanpa ASI. Sayangnya, banyak ibu menjadi keburu pesimis karena susu yang tidak langsung keluar itu. Padahal sebenarnya itu normal.

Apabila ASI belum keluar pada hari pertama kelahiran, apa perlu diberi formula?

TIDAK. Belum keluarnya susu di hari-hari pertama sejak melahirkan bukan alasan yang tepat untuk memberikan susu formula. Malah, pemberian botol pada hari pertama sejak lahir bisa mengakibatkan bayi menjadi bingung puting, yang menyebabkan menghisap puting ibunya dengan cara yang salah, dan ini menyebabkan lecet puting dan berbagai masalah menyusui lainnya.

Lantas, kalau memang ASI baru keluar 2-3 hari kemudian, kenapa harus tetap menyusui bayi pada masa sebelum ASI keluar?

Karena dua hal. Pertama, meskipun tidak ada ASI tetapi payudara ibu mengandung kolostrum, yang berisi konsentrasi antibodi yang penting untuk bayi, dan juga membersihkan pencernaan bayi, merangsang keluarnya tinja pertama bayi. Kedua, mekanisme hisapan bayi pada payudara ibu, akan membawa dua keuntungan yaitu: merangsang keluarnya ASI resmi dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan bayi, dan juga untuk merangsang rahim menciut karena hisapan puting merangsang hormon oksitosin.

Pernah ada kasus seorang Ibu yg bayinya sudah 3 bulan tapi sama sekali belum pernah mengeluarkan ASI. Semenjak keluar dari rumah sakit, selalu diberikan susu formula.
Berikut jawaban dari Ibu Ira Puspadewi, Konselor Sentra Laktasi Indonesia.
Intinya dengan tekad dan kesabaran, pasti bisa. ASI sebenarnya pasti ada pada setiap Ibu, hanya saja ASI itu tdk dihisap oleh bayi. Jika bayi sudah terbiasa dengan dot botol susu, kecenderungannya akan menolak menyusui. Gejala ini disebut nipple confussion atau bingung puting. Tetapi jgn khawatir, keadaan ini msh bisa diperbaikidgn proses yg disebut relaktasi. Prinsipnya, produksi ASI akan meningkat, sesuai dgn jumlah hisapan bayi. Makin sering/lama dihisap, makin banyak mengeluarkan ASI.
Langkahnya :
1. Stop pemberian susu formula dgn botol/dot.
2. Dalam masa transisi menuju ASI, sufor ditaruh dalam kantung plastik yg digantungkan pada leher Ibu, yg disambung dgn selang yg diarahkan ke aerola.
3. Bayi dirangsang agar menghisap payudara Ibu, dan susu bisa dialirkan.

Selama transisi-jika konsumsi susu msh berkurang berikan sufor dgn sendok saja-untuk melupakan dot dan berganti dgn payudara Ibu. Jika dijalankan dgn sabar dan konsisten (tanpa dot sama sekali), insyaAllah ASI akan mulai lancar pd hari ke-7.

Tanamkan bahwa ASI adalah awal investasi terbesar yg dapat dipersembahkan untuk kebaikan anak sepanjang hidupnya. ASI juga hak anak-yang sayangnya tidak bisa ia minta sendiri. Karena itu, kita wajib memberikannya.

Sumber: http://asioke.multiply.com/ dan http://www.parentsguide.co.id/smf/index.php?topic=1438.0

Artikel Terkait

0 komentar:

Posting Komentar